#OhanaOHnana31 - Masih kumpul keluarga

4.4K 592 19
                                    

"Paras, kamu enggak capek ikutin Mamalle terus? Sini sama Bude Ndis yuk."

Paras yang sedari tadi mengikuti kemanapun kakiku melangkah, menggelangkan kepalanya. Gara-gara si Abhi tadi nih. Iya sih si Paras nggak jadi minta gendong, tapi jadinya ngebuntutin aku terus.

"Kamu juga anteng-anteng aja sih, Le. Biar aja nanti kita yang ambil apa-apa sendiri. Nggak usah disuguhin nggak apa-apa. Kayak sama siapa aja deh." ucap Mbak Gendis lagi.

"Nggak apa-apa, Mbak. Kan sudah kubilang, hamil kali ini beda banget. Selain nggak muntah-muntah, rasanya aku juga mau gerak terus. Nggak betah diem."

"Mama Ndis, Adek jatuh." Cakra, anak pertama Mbak Gendis dan Mas Adam tiba-tiba muncul memberikan laporan.

"Hah? Di mana?"

"Itu di dekat kolam. Lututnya berdarah."

"Aku ambil kotak P3K dulu, Mbak." ucapku cepat.

Mbak Gendis dan Cakra langsung ke halaman belakang. Sedangkan aku yang masih setia dibuntuti Paras, melipir untuk mengambil kotak P3K terlebih dahulu.

"Ini, Mbak." ucapku sambil mengulurkan kotak P3K yang kubawa.

Mas Adam memangku Delta yang matanya berkaca-kaca, sedangkan Mbak Gendis berlutut di hadapan mereka berdua. Mama, Mami, Cio, Cakra, aku, dan Paras mengelilingi mereka. Para Kakek, Arga, dan Abhi tetap duduk santai di teras sambil mengamati dari tempat mereka.

"Mas jatuh, Ma?" tanya Paras polos.

"Iya. Tuh makanya Paras jangan lari-lari ya? Nanti jatuh kayak Mas Delta lho."

"Mas Ta, syakit ya? Mas clying like Ayas."

Delta langsung mengusap matanya.

"Pelan-pelan, Mam. Ini perih." rengek Delta.

"Iya tahan sebentar. Ini sedikit lagi selesai." sahut Mbak Gendis yang baru selesai membersihkan lukanya dengan alkohol dan bersiap untuk mengoleskan salep khusus untuk luka yang kumiliki.

"Sudah ya berenangnya, Ta." ucap Mama sambil menyampirkan handuk di badan Delta.

"Gimana ceritanya sampai jatuh?" tanyaku.

"Kepleset, Le. Dia ceritanya keluar dari kolam terus mau lompat lagi. Eh tau-tau jatuh. Sambil sedikit lari sih memang dia tadi." jelas Mas Adam.

Kolam renang di rumahku memang dikelilingi lantai granit. Harusnya sih tidak begitu licin. Tapi karena Delta sambil lari, jadinya jatuh deh.

"Done. It's okay. Cuma sedikit lecet aja kok." ucap Mbak Gendis sambil mengusap kepala Delta.

Paras tiba-tiba merangsek maju, mendekat ke arah Delta.

"It's okay, Mas Ta. It's okay. Don't clying again okay." ucap Paras sambil meniup-niup lutut Delta yang sudah diplester dengan plester bening anti air.

Mbak Gendis langsung menarik Paras ke dalam dekapannya.

"Aduuuh Parasnya Bude so sweet banget siiih." ujar Mbak Gendis sambil menciumi wajah Paras.

Paras lalu berusaha lepas dari dekapan Budenya. Setelah berhasil lolos, dia langsung memeluk Delta, "Sayang, Mas Delta."

Tangan Mas Adam terulur untuk mengusap kepala Paras, "You are soo gemas." ucapnya sambil terkekeh.

"Mas Delta sayang Paras juga." kata Delta sambil membalas pelukan Paras. "Mau mandi, Mam. Enggak berenang lagi." sambungnya.

Paras melepaskan pelukannya lalu menatapku, "Mama, Ayas mau juga mandi. Sama Mas."

OHANA [Published]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang