#OhanaOHnana30 - Sedikit cerita pengalaman pertama

4.6K 583 16
                                    

Hari ini, rumah Tim A menjadi titik kumpul pertemuan keluargaku dan juga keluarga Arga. Hanya acara kumpul-kumpul biasa, acara sederhana yang memang sering diadakan di keluarga kami. Biar selalu guyub rukun gitu deh kalau kata duo mamaku. Dan biasanya, semuanya selalu hadir, kecuali Prama sih yang memang kerjaannya melanglang buana. Saat ini aja, dia sudah satu setengah tahun nggak pulang ke Indonesia.

"Kamu tuh nggak ada mual-mual muntah gitu ya, Le?" tanya Mbak Gendis sambil mengunyah dimsumnya.

Saat ini, aku dan Mbak Gendis edang duduk santai di ruang keluarga. Sedangkan yang lain berpencar-pencar. Ada yang di halaman belakang dan ada juga yang di teras samping.

"Iya, Mbak. Beda banget sama waktu hamil Paras dulu. Masih inget kan seberapa jomponya aku dulu?"

Mbak Gendis sontak tertawa.

"Inget banget! Sampai mondok di rumah sakit saking dehidrasi karena minum aja muntah." Jawabnya disela-sela tawa.

Okay. Aku akan sedikit menceritakan kehamilan pertamaku dulu.

Saat itu, masih bulan puasa dan aku sedang menginap di rumah orang tuaku. Arga bekerja dan Cio sedang bersama Maminya. Hari itu, aku puasa normal dan dalam keadaan sehat walafiat. Lalu secara tiba-tiba, tepatnya sehabis ashar, aku mengalami muntah-muntah dan akhirnya terpaksa membatalkan puasaku. Kami pikir, itu karena penyakit gerdku aja. Jadi ya nggak ada hal khusus yang kami lakukan saat itu.

Kemudian sekitar jam lima sore, Abhi mengajakku membeli es kelapa untuk berbuka puasa. Pergilah kami berdua ke tukang es kelapa langganan kami dengan menggunakan motor. Lalu saat sedang menunggu antrian, tiba-tiba kepalaku kembali terasa pening dan serasa ingin muntah lagi.

"Bhi, aku mau muntah. Pusing banget juga kepalaku." Bisikku pada Abhi sambil menahan rasa ingin muntah.

Abhi lalu terlihat sedikit panik, "Yah gimana dong, Kak? Mana di sini nggak ada toilet gitu lagi."

Ya namanya juga tukang es kelapa pinggir jalan, manalah ada toiletnya ya kan. Lantas aku berjalan ke arah motor Abhi yang terparkir di samping pepohonan. Apa aku muntah di sini aja ya? Belum sempat tengok kanan-kiri, rasa ingin muntah itu tak bisa lagi kutahan. Dengan secepat kilat, aku berjongkok di balik motor Abhi dan langsung memuntahkan isi perutku. Lagi-lagi hanya cairan yang kumuntahkan.

Tepat setelah aku merasa lega, Abhi datang dengan seplastik es kelapa.

"Bhi, aku muntah di sini. Gimana dong? Aku udah nggak kuat nahan." kataku dengan sedikit panik.

Abhi langsung melihat ke bawah kakiku, "Lambungmu makin parah aja deh, Kak." ucapnya sambil menyangkutkan plastik es di gantungan motor. "Yaudahlah nggak apa-apa. Kepepet. Yuk deh cepetan pulang. Nanti Kakak keburu muntah lagi." sambungnya.

Berawal dari kejadian itu, jadinya setiap hari aku selalu muntah-muntah. Sampai tidak kuhitung lagi berapa kalinya saking sudah sebegitu seringnya aku muntah. Ke dokterpun sudah, tapi tidak ada hasil. Obat rajin kuminum, tapi tetap aja muntah terus menerus.

"Yang, apa kamu hamil ya?" tanya Arga suatu ketika.

"Enggak, Yang. Kan kemarin sudah cek urin juga, tapi negatif. USG juga udah, tapi nggak ada apa-apa kan?"

Arga mengangguk mengiyakan.

"Fix ini tuh karena lambungku yang udah parah banget deh, Yang." sambungku.

"Entah kenapa, aku kayak ada keyakinan kamu tuh hamil deh ini."

Saat itu, aku tak sempat merespon Arga karena lagi-lagi harus muntah karena seteguk air yang batu saja kuminum. Iya beneran, waktu itu sampai minum aja tuh aku muntah. Apalagi makan. Bener-bener nggak kena. Sampai lambungku benar-benar terasa sesakit itu saking terus menerus kosong tak terisi makanan apapun.

OHANA [Published]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang