29.JOKES BAPACK BAPACK

2.8K 193 12
                                    

"Sa!" panggil Ares dari lantai satu membuat Aresa yang sedang rebahan di kamarnya sambil nonton anime langsung bergegas menghampiri sang ayah.

Walaupun Aresa begajulan begini, dia tetap akan berusaha jadi anak yang berbakti kepada orang tua apalagi orangtuanya macam Ares dan Oca.

Gak nurut auto dicoret dari kartu keluarga.

"Apa?"

"Tolong ambil paket ayah ya, ayah cuma pake kolor nih gak enak kalau nanti sama abangnya di foto. Kan aurat..."

"Dimana emang Abang kurirnya?" tanya Aresa seraya mengambil jaket hitam yang tergantung.

"Di komplek sebelah, dia gak bisa masuk komplek kita karena dikunci portalnya." ujar Ares seraya memberikan uang kepada Aresa.

"Ini buat apa?" tanya Aresa saat menerima uang dari Ares.

"Ya buat bayar paketnya lah."

"Dih nyuruh doang, upah kagak ada."

"Nih nih nih!" Ares memberikan satu lembar lima puluh ribu.

"Ikhlas gak nih, Yah?"

"Kalau saya bilang nggak emang situ peduli?"

"Nggak sih, hahahaha!"

Aresa berlari keluar rumah sebelum terkena omelan Oca karena bersikap seperti itu kepada Ares. Ya Oca memang rada sensitif kalau Aresa atau Jihan bersikap berlebihan kepada Ares, menurutnya itu tidak sopan. Padahal Ares sendiri sangat senang ketika anak-anaknya merasa enjoy bercanda dengan dirinya.

Abang kurir: pak, saya sudah ada di komplek G nih.

Sebuah pesan masuk dari si kurir. Ares langsung membalasnya.

Ares: tunggu saja pak didepan pos satpam

Abang kurir: ok

Abang kurir: saya pakai motor warna putih ya, pak.

Ares: iya, pak. Nanti anak saya yang kesana. Anak saya pakai jaket hitam, celana training biru panjang.

Ares: agak mirip monyet.

•••

Aresa sudah kembali dengan kotak hitam ditangannya.

"Apaan sih tuh, Yah? narkoboy ya?" tuduh Aresa lalu ngakak.

"Narkoboy ndasmu! ini tuh laptop buat Jihan belajar. Semalam ayah liat laptop dia ngebug karena memorinya penuh, jadi ayah beliin baru aja." ujar Ares membuat Aresa ber oh ria.

"Ayah gak mau liat-liat kamar Aresa gitu? banyak loh yang rusak," kode Aresa menaik turunkan alisnya.

"Gak ah."

"Kenapa?"

"Karena kamu wibu, lari ada wibu!" Ares lari meledek Aresa membuat sang putri tercinta cemberut.

"Jangan ngambek dong, Sasa kesayangannya ayah." Ares kembali menghampiri Aresa dan duduk dihadapan putrinya itu.

"Ayah pilih kasih!" Ares memalingkan wajahnya kesamping.

"Emang kamu mau apa? nikah sama Naruto? yuk mending kita ke RSJ aja."

"Ihhhh ayah liat diary aku ya!" kesal Aresa sekaligus malu. Ternyata Ares mengecek kamarnya juga.

"Hahahaha aduh ngakak banget bacanya, aku harap aku nikah sama Uzumaki Naruto dan suami keduaku adalah Sasuke. Ya ampun Aresa, ahahahaha aduh sakit perut ayah." Ares bengek ditempat sambil memegangi perutnya.

"Biarin aja wlee!" Aresa mencoba memasang muka tembok. Biarkan sajalah Ares mengetahuinya yang penting bukan bunda atau Jihan, karena kalau sampai dua orang itu tahu sudah dipastikan seumur hidupnya akan ditertawakan terus.

"Oke oke ayah minta maaf udah lancang baca diary Sasa."

"Dasar tak de akhlak! pasti akhlak situ hasil giveaway ya?"

"Gak apa-apa akhlak hasil giveaway yang penting buka wibu, jahahahaha." Ares langsung kabur sebelum Aresa melemparinya bantal sofa.


•••

"

Ayo anak-anak ku dan istriku yang ku sayangi dan ku cintai sepenuh hati, mari berkumpul." seru Ares duduk lesehan di ruang keluarga.

"Ada apa neh? bagi-bagi angpao kah?" tanya Aresa lalu ikut duduk disamping Ares.

"Duit mulu pikiran lu, sama sih hehe." ucap Jihan lalu terkekeh.

"Garing-garing kriuk kriuk kobel lu, Han!" balas Aresa.

"Ada apa, om? bagi-bagi warisan?"

"Sungguh miris melihat keluarga minim akhlak ini." Ares geleng-geleng kepala.

"Kalau gak kuat jangan dipaksakan, Yah. Angkat kaki aja dari sini lalu serahkan semua kekayaan mu pada kami HAHAHAHA!" ucap Aresa tertawa jahat.

"Eplisdeh jangan tolol." sahut Jihan memutar kedua bola matanya malas.

"Udah-udah serius dong, ayo kita main tebak-tebakan kayak dulu!" ajak Ares antusias.

"Yang berhasil nebak dapat apa?" tanya Aresa.

"Dapat adik, horeee!" jawab Ares heboh.

"Dih itu mah enak di ayah." protes Jihan.

"Yaudah dapat beras sekilo, gula seliter."

"Terbalik, Markonah."

"Ya udahlah lama nih, Aresa mau boker ini."

"Jorok lu pantesan bau tai!" Jihan menutupi hidungnya.

"Ini kapan mainnya kalau kalian bacot semuanya!" teriak Oca emosi.

"Astagfirullah istighfar, Bunda."

"Yaudah mulai ya, kenapa Gigi berlubang?"

"Karena di bor." tebak Aresa.

"Salah!"

"Karena sikat gigi pake sikat WC!" tebak Jihan.

"Salah!"

"Karena odolnya murahan yang pepso**dent, sensor ya maaf." ucap Oca.

"Salah semuanya!"

"TERUS APA DONG?"

"Karena kalau Gigi gak berlubang, Rafatar gak akan keluar, xixixixixi."

Aresa dan keluarga bilek:

Aresa dan keluarga bilek:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Wife Is A Little Girl (S2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang