Arshaka berjalan memasuki sebuah perusahaan yang cukup terkenal di Indonesia bersama dengan Aysi disampingnya."Pak, kita ngapain kesini?" tanya Aysi kepo.
Arshaka hanya diam, tidak berminat menanggapi pertanyaan Aysi yang menurutnya sangat tidak berguna.
Tiba disebuah ruangan, Aysi tak berhenti berdecak kagum saking mewahnya tempat tersebut.
"Kamu tunggu disini aja." ujar Arshaka meninggalkan Aysi disebuah sofa seorang diri lalu masuk kedalam.
Arshaka
Didalam, Arshaka mendapati seorang pria setengah paruh baya mungkin usianya kisaran 48 tahunan.
Pria itu duduk di kursi kekuasaannya sembari membelakangi Arshaka."Apa kabar?" tanya pria itu membalikkan kursinya hingga berhadapan langsung dengan Arshaka.
"Baik. Jadi apa yang anda inginkan dari saya?" tanya Arshaka langsung ke intinya, ia terlalu muak jika harus berbasa-basi.
"Wah wah santai saja, Shaka. Bagaimana kalau kita bicara sambil minum segelas kopi?" tawar pria itu tersenyum sinis.
"Gak ada waktu."
"Sepertinya kau sangat sibuk, baiklah aku akan langsung ke intinya saja. Aku hanya ingin kau bunuh seseorang," ujar pria itu menatap wajah Arshaka yang masih datar.
"Dia putrinya Ikhsan Adyatama, bisakah kau menyingkirkannya tanpa jejak sedikit pun?" terlihat perubahan raut wajah Arshaka, lelaki itu mengerutkan keningnya. Sepertinya ia tidak asing dengan nama tersebut.
"Ikhsan Adyatama kepala jenderal kepolisian yang bekerja sama dengan CIA?" tanya Arshaka.
*CIA adalah salah satu badan intelijen pemerintah federal Amerika Serikat.*
"Yap!"
"Kenapa tidak singkirkan Ikhsan Adyatama saja? kenapa harus putrinya?"
"Karena saya lebih suka melihat dia menderita terlebih dahulu, dia sangat mencintai putri tunggalnya itu. Kalau putrinya mati, menurutmu apakah Ikhsan akan gila?"
"Hm terserah anda saja, saya hanya menjalankan tugas." ucap Arshaka masa bodo.
"Nanti ku transfer jika tugas kau sudah selesai, mafia brengsek." ujar pria tua itu meledek Arshaka, untungnya Arshaka bukanlah orang yang mudah baper.
"Terimakasih, sampah masyarakat." balas Arshaka lalu pergi keluar begitu saja.
Aysi yang tadinya merasa mengantuk seketika kembali semangat mendengar suara pintu yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is A Little Girl (S2) END
RomantizmSetelah kematian Vivi, Oca pikir rumah tangganya dengan Ares akan berakhir bahagia selamanya. Namun kebahagiaan itu hanya sementara, sebelum kedatangan seorang gadis bernama Aysi yang memiliki wajah sama persis dengannya. Aysi mengambil semua kebaha...