"Om kenapa mata Oca mesti ditutup sih?" kesal Oca karena tidak bisa melihat apa pun dan hampir terjatuh karena tersandung.
"Sabar, sebentar lagi kita nyampe kok." balas Ares setia menuntun Oca agar tidak terjatuh.
"Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana dan jangan dibuka dulu tutup matanya." ucap Ares lalu beranjak pergi.
Cukup lama menunggu, namun tak ada tanda-tanda Ares kembali.
"Om ini Oca gak lagi dikerjain kan?" seru gadis itu.
"Om Ares!"
"Oca buka nih penutup matanya!"
Tiba-tiba saja Oca merasakan seseorang memeluknya dari belakang lalu orang yang tak lain adalah Ares berbisik di telinganya.
"Maaf lama, sekarang saya buka ya." Ares membuka penutup mata Oca membuat gadis itu melotot kaget.
Sekarang dihadapannya terhampar laut luas dengan hiasan bintang-bintang di langit lalu tiba-tiba saja ledakan-ledakan kembang api ikut menghias langit.
"Woahhhh!"
"Suka?"
"Suka banget!"
Ares tersenyum senang melihat Oca yang tersenyum.
Tiba-tiba saja ombak datang kearah mereka, membuat Oca dan Ares basah kuyup.
"Yahhhhhh basah."
"Udah basah, sekalian nyebur aja yuk!" Ares menggandeng tangan Oca berlari kearah laut, mereka saling mencipratkan air lalu tertawa lepas.
"Ayo om kejar Oca!" seru gadis itu berlari diatas hamparan pasir putih.
"Kalau ketangkap saya gak lepas lagi ya!" Ares berlari mengejar Oca dan berusaha menggapai gadis itu.
Bruk!
Tiba-tiba saja Oca terjatuh pingsan membuat Ares panik dan langsung menghampirinya.
"Oca!"
Oca mengintip sedikit untuk melihat wajah panik Ares. Ia dia pura-pura aja kok.
Saat Ares menatapnya Oca kembali memejamkan matanya. Ares tersenyum miring karena tahu Oca hanya pura-pura."Kayaknya saya harus kasih pertolongan pertama." ujar Ares membuat dahi Oca berkerut.
Ares jadi gemas sendiri, seharusnya gadis itu tidak mengerutkan kening jika sedang berpura-pura.
Pria itu mendekatkan wajahnya pada wajah Oca, bersiap untuk memberikan nafas buatan. Namun, ternyata ia justru berbisik di telinga Oca.
"Bangun atau saya ciuman beneran nih."
Oca langsung membuka matanya lalu cengengesan. Gadis itu duduk dengan Ares yang ada disampingnya.
"Oca boleh tanya gak?" ucap Oca membuka suara.
"Apa?"
"Om pilih Yumna atau Oca?"
Ares menoleh pada Oca lalu terkekeh kecil.
"Pertanyaan kamu terlalu kekanak-kanakan."
"Gak bisa jawab, berarti pilih Yumna."
"Apa sih? kamu kenapa? mana mungkin saya pilih salah satu dari kalian."
"Ya harusnya kalau om Ares cinta sama Oca gak sulit dong buat jawab."
Ares menghela nafas berat, ia meraih tangan Oca lalu menggenggamnya.
"Saya pilih kamu."
Oca tak dapat menyembunyikan senyuman diwajahnya. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya, menciptakan sensasi menggelitik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is A Little Girl (S2) END
RomansaSetelah kematian Vivi, Oca pikir rumah tangganya dengan Ares akan berakhir bahagia selamanya. Namun kebahagiaan itu hanya sementara, sebelum kedatangan seorang gadis bernama Aysi yang memiliki wajah sama persis dengannya. Aysi mengambil semua kebaha...