04

2.5K 223 0
                                    

Maap typo
*
*

Sore ini Sakha dan Sania sedang berpamitan kepada orang tua mereka untuk pulang ke rumah baru mereka.

"Ma... Nanti kalo Sasan rindu soto kentang Mama gimana? " lirih Sania menatap sedih Saras.

Saras tersenyum, "Nanti kamu kan bisa datang ke rumah, gimana sih," seraya memukul lengan Sania pelan.

Sania tersenyum seraya mengangguk.

"Kak Sasan ..." lirih Alex menatap sedih Sania.

Sania terkekeh melihat raut wajah adik manjanya ini.

Alex tak kuasa menahan tangis lalu menubruk tubuh Sania memeluk erat. "Ntar gak ada yang buatin ouding mangga Alex lagi. "

Sania menglerai pelukan mereka, sania memegang bahu Alex. Asal kalian tahu ni, Sania lebih oendek di banding Alex, bahkan tinggi Sania aja hanya sedagu Alex.

"Ada Mama yang buatin puding untuk lo, udah gede aja masi manja," cibir Sania.

Mereka yang berada di sana tertawa, terlebih tawa Fely yang lebih keras. Lain dengan Sakha yang hanya diam menatap datar.

Alex menatap sinis Sania, "Puding buatan Mama gak seenak lo! "

Saras membukatkan mata lalu menggeplak kepala Alex, "Anak durhaka lo, " sinis Saras.

"Anjir ngakak gue! " celetuk Liam terbahak-bahak melihat ekspresi suram Alex.

Kinan menatap tajam Liam sang suami, "Daddy jahat banget sih, Mom," cibir Kaila menatap sinis Liam.

Liam melirik sinis anaknya yang berada di gendongan sang istri.

"Pa, jagain leon ya, " ucap Sania menatap Danu denhan puppy eyesnya.

Fyi. Lion adalah singa kesayangan Sania yang berumur 1 tahun.

"Papa? " ucap Danu menujuk dirinya sendiri. Sania mengangguk antusias.

"Udahlah iyain aja, Pa, " sela Saras.

Arga selaku Ayahanda Sakha mati-matian menahan tawa melihat ekspresi Danu. Kedua keluarga ini sudah cukuo dekat sejak Sania dan Fy bersahabat. Sebenarnya Danu dan Arga dahulunya adalah teman seangkatan, mereka tidak salibg mengenal hanya tahu nama masing-masing.

"Apa lo! " sarkas Danu menatap tajam Arga.

Arga menormalkan ekspresinya, "Kagak! " ketus Arga.

"Mereka ada dendam pribadi? " bingubg Tisa menatal Saras seraya menunuk Arga dan Danu.

"Bisa jadi, " balas Saras mengedikkan bahu acuh.

Sakha yang sedari tadi hanya diam mulai jengah, jika keluarganya ini terus berdebat kapan ia akan pergi.

Sakha berdehem, "Kalo gitu kami pamit," ucap Sakha pada mereka.

Mereka semua menatap Sakha, "Oh iya, sampe lupa kalo mereka ingin pulang, " ucap Arga.

"Kalo gitu kita pamit, Ma, Pa," ucao Sakha dan Sania bersamaan kepada kedua orang tua mereka.

"Hati-hati, " ucap mereka semua.

Sakha dan Sania mengangguk lalu memasuki mobil, "Daa kalian! Dan keponakan cantik gue! Daa adek manja gue! Daaa juga sobat bangsad gue! " teriak Sania melambaikan tangan kearah mereka semua.

"Kurang ajar lo! Bangsad! Anjir! Dugong!" maki Fely sebelum mobil melesat dari hadapan mereka.

Terlihat jalanan kota tidak terlalu padat, dalam perjalanan ke rumah baru mereka hanya diam, hening tampa ada yang berniat membuka percakapan.

Sakha Sania (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang