08

1.9K 183 0
                                    

Terlihat seorang pria sedang sibuk dengan berkas-berkas di hadapannya. Pria itu adalah Sakha. Sedari pagi hingga sore ini, ia selalu berkutat dengan laptop dan berkas-berkas.

Ia melirik jam yang menunjukkan pukul 4 sore. Ia meraih ponselnya berniat menelpon istri kecilnya.

Telpon tersambung.

"Halo, San? "

"Kenapa, Bang Sakha? "

"Saya mau pulang, apa kamu ingin sesuatu? "

"Hem... Mungkin mie ayam aja deh,  sausnya yang banyak ya! "

Sakha membulatkan mata.  "Tidak! " tegasnya.

"Lah kenapa? "

"Gak baik untuk anak kita."

"Yeee dugong! "

"Yasudah kamu baik-baik di rumah. "

Tut.

Sakha memutuskan telepon sepihak. Kemudian ia membereskan berkas-berkasnya lalu beranjak dari ruangan itu.

Sakha memasuki lift khusus untuk dirinya juga orang-orang penting. Sepanjang ia berjalan para karyawati melihatnya kagum, banyak pujian yang ia denhan. Namun,  Sakha tetaplah Sakha yang bersifat acuh tak peduli.

Sakha memasuki mobilnya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Tak lama ia sampai di sebuah gerobak menjual mie ayam. Asal kalian tau nih ye, ni gerobak langganannya si Sania dan Fely, sebenernya Fely tidak terlalu suka, hanya Sania si maniak mie ayam. Kenapa Sakha bisa tau? Ya karena setiap ia pulang kantor, pasti Fely menyuruhnya untuk membeli mie ayam untuknya dan Sania saat Sania berada di rumahnya.

"Mie ayamnya 1 bungkus, tidak usah pedas, Mang," pinta Sakha ke penjual mie ayam itu.

Penjual mie ayam itu mengangguk, "Silahkan di tunggu."

Sakha mengangguk, lalu ia mendudukkan bokongnya di salah satu kursi disana. Dengan kedua tangan di saku celana, ia mengedarkan pandangannya.

Sakha mengernyitkan dahi saat menangkap 2 manusia yabg sedang bertengkar di seberang jalan sana, ia hanya tahu, namun tidak mengenal 2 manusia itu. Sayup-sayup Sakha mendengar obrolan mereka.

"Gue gak nyangka ya sama lo! Gara-gara lo gue ninggalin Sania!" marah laki-laki itu seraya menunjuk wajah perempuan di hadapannya. Orang itu adalah Ardan dan Saras.

Saras tersenyum sinis, "So, mau lo apa? Toh, Sania juga udah nikah, " enteng Saras mengedikkan bahu.

"Ini semua gara-gara lo! Sania harus kembali sama gue! Apa pun yang terjadi, walau dia sudah menikah. Gue gak akan mundur, " ucap Ardan penuh penekanan seraya menatap sinis Saras kemudian berlalu.

Di seberang sana Sakha mengeraskan rahang menyaksikan mereka, di tambah mendengar penuturan Ardan, yang setaunya adalah mantan kekasih Sania, istrinya.

"Ini,  Mas. Mie ayamnya, "  celetuk si penjual mie ayam itu.

Sakha menoleh, "Terimakasih, ini uangnya. Kembaliannya ambil saja, " ucap Sakha seraya menyodorkan uang 50 ribu.

Penjual mie ayam itu dengan senang hati meraih uang itu, "Terimakasih, Mas. "

Sakha mengangguk lalu berjalan menuju mobilnya. Sakha melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. 10 menit perjalanan kini Sakha sampai di rumahnya.

"Assalamualaikum, " salam Sakha seraya membuka pintu.

Keadaan rumah sangat sunyi, entah dimanalah keberadaan Adik dan Istrinya itu. Sakha berjalan ke ruang tv. Ia bernapas lega kala melihat Sania yang tertidur di atas sofa.

Sakha berjongkok menatap wajah damai Sania yang tertidur pulas, seulas senyum terlihat di wajah tampannya.

Sakha membelai wajah Sania, "Cantik," ucapnya pelan tersenyum manis.

"Saya bersyukur Allah mengabulkan doa saya agar ia menakdirkan dirimu menjadi makmun saya. Saya sudah lama mencintaimu sejak pertama kali kita di pertemukan..." ucapnya prlan seraya mengingat pertama kali mereka bertemu.

Flasback on

Sakha berada di dapur sedang menuangkan air ke dalam cangkir.

"SANIAAA!" pekik Fely kesal saat Sania meledeknya. Posisi mereka berada di ambang pintu dapur.

Sakha yang terkejut sontak melihat dua gadis di hadapannya ini. Fely yang sadar keberadaan Sakha langsung menyengir kala Sakha menatap tajam kearahanya.

Berbeda dengan Sania yang berekspresi datar, tangan kiri di saku celana pant kulot serut miliknya, dan tangan kanan memegang susu kotak rasa coklat.

Sakha menatap bingung kearah Sania yang meminum susu kotaknya, karena ini pertama kalinya ia melihat Sania.

'cantik sepertinya unik, tatapannya dingin sekali. Baru kali ini ada yang melihat ku seperti inu tamoa ada tatapan memuja' batin Sakha.

Fely baru sadar melihat kebingungan di wajah Sakha, "Oh iya Bang, kenalin sahabat Fely, namanya Sania, " celetuk Fely.

Sakha hanya mengangguk dan berlalu dari dari sana.

Flasback of

Dan sejak hari itu diam-diam Sakha mencintai Sania dan sering memperhatikannya dari jauh. Padahal kejadian itu sudah sangat lama, sebesar itukah perasaan Sakha bahkan hingga saat ini perasaan itu tidak memudar yang bahkan bertambah.

Sania melenguh, ia mengerjabkan matanya kala merasa kepalanya di elus oleh tangan besar, yang tak lqin adalah tangan Sakha. Sania menatap Sakha.

Sakha tersenyum, "Sudah bangun hem? Apa ingin makan mie ayam sekarang? " tanya Sakha lembut.

Sania mengangguk antusias. Sakha yang melihat itu hanya terkekeh, lalu menuntun Sania ke meja makan.

>>^•^<<

Sakha Sania (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang