Warning : rated M yaa, jangan kaget. DAN JANGAN LUPA VOTE, THANK YOU.
Part 2
Jennie menatap lurus ke depan namun pikirannya tidak fokus sama sekali. Di dalam bayangannya, tampak seringaian Lisa yang penuh percaya diri, lalu halaman demi halaman buku keramat itu seolah-olah membuat sebuah film singkat yang penuh gairah. Berulang kali Jennie menggelengkan kepalanya dan memejamkan mata, berharap bayangan itu hilang saat itu juga. Ia tidak pernah terganggu seperti ini! Terlebih sudah 2 hari berlalu. Isi buku itu masih menghantuinya.
Salahkan Lisa yang telah menyeretnya ke pusaran gairah yang baru saja dikenalnya lebih dalam. Sebelumnya ia tidak begitu tertarik pada seks. Namun Lisa menunjukkan sisi yang berbeda. Lebih menarik, lebih membuatnya ingin tahu, dan lebih....panas.
Setiap kalimat yang dibacanya tadi malam—oh yeah, ia membacanya sekali lagi— sukses membuatnya tidak tidur dengan tenang. Ia sibuk mencari posisi yang nyaman namun berakhir dengan helaan napas berkali-kali. Jennie tidak tahu jam berapa akhirnya ia tertidur. Akibatnya ia bangun sedikit terlambat Senin pagi ini.
Jennie tidak tahu apa yang membuatnya gelisah setelah membaca buku itu. Usianya sudah menginjak kepala dua, seharusnya ia tidak bersikap innocent. Jennie menghembuskan napas panjang. Kenyataannya ia memang innocent dalam hal seks. Jennie memukul-mukul pelan keningnya dengan tangan. Ia harus mencari cara untuk mengalihkan pikirannya dan menyimpan buku itu di gudang. Ya, ia akan melakukannya nanti setelah pulang ke rumah.
"Jenni-ssi? Apa kau sedang tidak sehat?"
Pertanyaan dari Prof. Jung membuat Jennie terlonjak. Semua siswa kini mengarahkan perhatian padanya. Jennie menelan ludah, gugup. Prof. Jung dengan sedikit kekhawatiran di wajahnya, terus memandangi Jennie. Menunggu jawaban.
"Uhm, aku hanya sedikit pusing, Professor. Tetapi tidak masalah. Maafkan aku."
"Baiklah kalau begitu. Jika kau tidak bisa menahannya, kau bisa beristirahat sebentar, Jennie-ssi."
Jennie mengangguk.
Uh, rasanya memalukan sekali!
**
Chaeyoung tidak dapat menahan desahannya ketika sedang menikmati makan siang di kantin kampus. Ia baru saja menyelesaikan semua kelas hari ini sampai pukul 2 siang. Perutnya sudah tidak tahan lagi meminta makanan.
Lisa muncul dari belakang dan duduk di samping Chaeyoung dengan kening berkerut. Ia mengamati wajah Chaeyoung kemudian menggeleng pelan.
"Dengan makanan saja kau bisa mendesah seperti orang orgasme seperti itu. Apalagi dengan..."
Chaeyoung terlonjak kaget mendengar suara Lisa di sampingnya. Matanya yang tadinya tertutup, kini sukses terbuka lebar. Ah, Lisa sering sekali mengganggu kenikmatan makan siangnya.
"Yaak! Jangan tiba-tiba datang seperti hantu!"
"Ck, jangan salahkan aku. Kau makan sambil memejamkan mata begitu. Jika ada yang datang dan mencuri tasmu, pasti kau tidak sadar."
Chaeyoung tidak membalas. Ia tahu Lisa ada benarnya.
"Ada apa?"
Lisa mengeluarkan dua lembar tiket dari saku jaketnya. Ia meletakkan di samping piring makan Chaeyoung.
Chaeyoung pun meletakkan sendoknya dan mengambil tiket tersebut. Keningnya sedikit mengernyit saat membacanya. Lima detik kemudian ia kembali menatap Lisa.
"Kau ingin mengajakku menonton malam ini?"
"Ya. Itu untuk kau dan Jennie."
Mulut Chaeyoung terbuka. "Oh, apakah aku akan menjadi orang ketiga? No thanks."