Hai 👋
Udah lama bgt gak update buku ini. Maaf yaa. Semoga kalian masih menikmati karya-karya Baechu :)
Crush
"Good morning, Sweety!"
"Morning, Rosie!"
Rosie tersenyum cerah melihat satu buket bunga mawar merah segar di tangan Jennie yang baru saja datang. Rekan kerja satu kubikelnya meletakkan buket bunga tersebut di atas meja kemudian menghembuskan napas panjang.
"Jangan bermuka masam seperti itu, Sweety. Aku yakin pria-pria pengagummu ingin melihat senyuman manismu di kantor ini."
"Rosie, aku harus jujur padamu kalau aku tidak menyukai semua atensi mereka. Aku ingin menjadi karyawan kantor yang tidak diperhatikan siapapun, oke?"
"Tetapi mereka memiliki mata dan faktanya, mereka berlomba-lomba menarik perhatianmu. Katakan padaku, bunga dari siapa itu?"
Alih-alih menjawab, Jennie hanya mengulurkan buket bunga yang di dapatnya beberapa menit yang lalu kepada Rosie. Temannya itu membaca kartunya dengan antusias.
'Good morning, Sunshine. Semenjak kau masuk ke kantor ini, semangatku yang dahulu hilang kini kutemukan kembali. Terima kasih, Jennie-ssi. Jika kau berkenan, maukah kau makan siang denganku? Jika kau mau, aku akan menunggumu nanti di dekat lift. Salam hangat dari pengagummu, Kim Jong In.'
Setelah membaca kartu ucapan itu, Rosie terkekeh. Ia bisa melihat kening Jennie yang mengerut.
"Aku tidak heran jika Jong In menyukaimu. Sejak dulu ia menyukai gadis-gadis cantik yang menjadi karyawan baru. Tetapi selalu gagal."
"Tetapi aku sudah bekerja selama dua bulan di sini, Rosie. Apa dia tidak menemukan perempuan lain?"
"Itu artinya belum ada karyawan baru yang menjadi targetnya."
Jennie tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia menyalakan komputernya dan mengambil cangkir kopinya.
"Sepertinya aku yang harus terbiasa dengan perlakuan pria-pria di sini. Aku benar-benar tidak tertarik pada mereka," ujar Jennie.
Rosie menopang dagunya dengan satu tangan. "Memangnya belum ada yang menarik perhatianmu di sini? Aku penasaran."
Jennie menyeringai dan bangkit dari tempat duduknya. Ia rasa tidak perlu menjawab pertanyaan temannya itu. Jennie berjalan menuju mesin pembuat kopi yang terletak di sudut ruangan. Setiap orang yang sudah datang mulai sibuk mempersiapkan diri untuk bekerja dan sisanya baru saja memasuki kantor.
Dan pada saat itu, mata Jennie tanpa sengaja melihat seseorang yang berjalan di lorong. Sendirian. Untuk beberapa detik, Jennie menahan napas. Bahkan matanya enggan berkedip saat sosok itu berjalan melewati pintu ruangan kerjanya.
Jennie menghembuskan napas panjang. Bibirnya melengkung membentuk senyuman simpul.
"Tentu saja ada yang menarik perhatianku. Tetapi sayang sekali, dia tidak melihatku sama sekali," gumamnya lirih.
**
Pekerjaannya sampai siang ini berjalan lancar. Menjadi salah satu staf dalam divisi keuangan membuat Jennie cukup stress saat pertama kali bergabung dengan kantor ini. Beruntung ia mendapatkan teman seperti Rosie, yang membuat hari-harinya terasa tidak begitu berat dan membosankan. Sebenarnya ada alasan lain, namun Jennie terlalu lalu untuk mengungkapkannya kepada siapapun.