Wrong Date

6.6K 1K 263
                                    



Suara bel berbunyi, pria itu pun bangkit dari kursinya. Dari raut wajah pria tersebut, tampaknya ia sudah mengharapkan kedatangan si tamu. Seraya merapikan lipatan kecil di tepi jasnya, tangannya yang bebas memutar handle pintu. Senyumannya pun sudah merekah pertanda siap menyambut.

Ketika pintu terbuka dan wanita yang diharapkannya ada di depan mata, pria itu tampak bersuka cita. Terlebih lagi senyuman manis wanita itu seolah menyihirnya.

"Akhirnya kau datang juga, Miss Kim. Kau tampak cantik sekali."

"Kau tahu aku selalu cantik, Sir."

"Kau benar sekali, Miss Kim."

Pria Amerika itu menggamit tangan tamunya lalu mengecupnya sekilas. Lalu mereka masuk ke dalam kamar hotel dan langsung menuju meja makan. Sepertinya ada acara yang sangat spesial di antara mereka berdua.

"Biar kusimpan mantelmu, Miss Kim."

"Just call me Jennie, Sir."

Wanita bernama Jennie melepaskan mantelnya dan memberikannya kepada si pria Amerika. Ia memakai gaun panjang merah dengan belahan seksi di pahanya. Rambutnya lurus panjang melewati bahu, tampak kontras dengan warna kulitnya. Matanya menatap cermat setiap sudut ruangan. Tidak ada yang menarik perhatiannya kecuali hidangan makan malam yang mewah di atas meja.

"Aku mempersiapkan makan malam istimewa khusus untukmu. Dan sepertinya tidak akan lengkap tanpa ini," pria itu meraih sebotol wine di dekatnya. "Penfolds Grange Hermitage 1951."

Jennie tampak terpukau. "Wow, kau membeli wine seharga empat puluh ribu dollar untuk makan malam denganku. Betapa aku tersanjung, Mister Evans."

Evans yang telah berusia 49 tahun itu mencondongkan tubuhnya ke arah Jennie. Jennie hanya mendelikkan matanya namun tidak bergerak. Tatapannya seolah menantang pria Amerika tersebut.

"Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan, Jennie Kim. Bahkan jika kau meminta semua perhiasan yang ada di bumi ini," bisiknya dengan nada serak.

Sebelah alis Jennie terangkat. "Kau akan memberi segalanya untukku?"

Evans mengangguk. Kemudian ia menarik sebuah kursi untuk Jennie. Jennie senang Evans memilih tempat duduk di hadapannya. Ia memberikan waktu untuk Evans menuangkan wine mahal tersebut ke masing-masing gelas.

"Kau sangat baik hati, Mister Evans. Aku tidak salah memilih teman kencan."

"Tentu saja. Aku yang terbaik," ucap Evans bangga. "Well, sepertinya kita harus bersulang terlebih dahulu untuk menyambut kedatanganmu, baby."

Mendengar panggilan kecil tersebut, raut wajah Jennie berubah. Ia tidak menyukainya. Ia terdengar seperti anak gadis manja. Namun ia kembali tersenyum meskipun jelas terlihat sangat terpaksa. Tangannya meraih kaki gelasnya dan bersulang dengan pria kaya raya di hadapannya.

"Cheers."

Setelah dua kali tegukan, Jennie meletakkan gelasnya kembali. Tangannya mengusap-usap pahanya, terasa ada benda keras di sana. Evans tak lepas memandangi wajahnya yang memang tampak sangat cantik malam itu.

"Wajahmu sangat menawan, membuatku tidak bisa melepaskan pandanganku darimu, baby."

Jennie menghela napasnya.

"Kau sangat pandai berkata-kata, Mister Evans. Apa kau bersikap manis kepada setiap wanita yang kau ajak makan malam?"

Evans tertawa.

"Tentu saja tidak. Selama berada di Seoul aku tidak menaruh perhatianku pada wanita karena bisnisku membuatku sangat sibuk. Why? Are you jealous, baby?"

It's Jenlisa (Oneshoot Compilation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang