Aku saranin untuk dengerin lagu ini sambil baca ceritanya. i love Glee, btw :)
Setelah memungutjaketku yang tergeletak di lantai, aku mengusap wajah serta merapikan rambutkuyang berantakan. Aku menatap alas tempat tidur yang tampak tidak rapi. Akumenghela napas berat. Meskipun ini bukan yang pertama kali, mengapa perasaanbersalah masih menghantuiku?
"Aku sudah muakdengan semua ini, Lisa!" suara yang keras terdengar dari mulut wanita yang barusaja keluar dari kamar mandi. Aku menatapnya datar seraya berusaha memakaikedua stiletto di kakiku.
"Kapan kau akanmemberitahunya?" wanita di hadapanku menuntut.
"Secepatnya,"jawabku singkat.
"Kau terusmemberi jawaban yang sama selama enam bulan ini!"
"Tidak semudahitu, tapi aku akan mengatakannya. Kau harus memberiku waktu sedikit lagi."
"Aku tidak inginmenjadi simpananmu lebih lama lagi," temanwanitaku ini berbicara keras. "Kau katakan padanya dalam minggu ini atauhubungan kita selesai."
"Oh, come on Chaeyoung-ah!" tukasku laluberdiri dan menghampirinya. Ia menatapku sinis.
"Tidak!" iabersikeras. "Awalnya memang mengasyikkan berkencan diam-diam, tapi aku rasakini sudah terlalu lama."
Aku hanyaterdiam di tempat ketika ia meninggalkanku sendirian dan berjalan menuju pintukamar hotel. Dan sebelum keluar dari ruangan ini, Park Chaeyoung kembali berkatapadaku.
"CeraikanJennie, Lisa. Jangan menjadi egois."
**
"Selamat malam,Nyonya Lisa."
Seperti biasa,seorang housekeeper menyambutkedatanganku dan tersenyum ramah. Pekerjaanku sangat lelah dari hari ke harinamun aku memiliki segalanya. Aku hidup berkecukupan dan membuat orang-orangberpikir aku dan keluarga kecilku bahagia.
"Terima kasih,"ucapku dengan suara lelah. "Dimana Jennie dan Ella?"
"Nyonya Jenniesudah masuk kamar, Nyonya. Dan Nona Ella sudah tidur. Apa Nyonya ingin makanmalam? Saya bisa menghangatkannya."
"Tidak perlu, ChunHyang. Kau boleh istirahat sekarang."
Awalnya akuingin melihat Ella di kamarnya. Tapi mungkin ia sudah tertidur lelap sekarang.Aku tidak ingin membangunkannya. Jadi aku melangkahkan kaki ke kamar utama,kamarku dan Jennie.
Aku membukapintu perlahan dan melihat Jennie tertidur dengan sebuah buku di tangannya.Kacamata bacanya bertengger di hidung dan rambutnya sudah berantakan dalamposisi tidur yang setengah miring. Begitulah pemandangan yang selalu kulihatakhir-akhir ini.
Saat akumelangkah masuk, Jennie bergerak. Ia menyadari kedatanganku dan perlahanmembuka matanya.
"Hai," sapanyadengan suara lembut.