Four Forever

10.7K 1K 71
                                    




(Happy 4th Anniversary, Jenlisa)




"Huft, aku benci ini."

Lisa menurunkan novel yang sedang dibacanya agar dapat melihat gadis yang baru saja mengeluh. Ia melihat kekasihnya sedang berdiri menyamping di depan cermin sambil memegangi perutnya. Lisa tertawa kecil. Gadis mungil itu tampak menggemaskan baginya jika sedang cemberut seperti itu. Apa yang dipermasalahkannya sekarang?

"Ada apa, little baby?" Lisa bertanya.

Kekasihnya, Jennie Kim, menoleh dengan cepat. Bibirnya masih melengkung cemberut membuat Lisa ingin melumatnya saat itu juga.

"Beratku naik empat kilogram," ucapnya sedih, seolah-olah hal itu menjadi akhir hidupnya.

"Really? Itu bagus."

"Bagus, katamu?"

"Ya. Pipi dan perutmu yang berlemak akan semakin menggemaskan. HAHAHAHAHA!"

"Ya, ya, tertawalah sepuasmu. Kau beruntung tetap kurus walaupun banyak makan. Menyebalkan."

Jennie menahan kekesalannya sementara Lisa tertawa terpingkal-pingkal. Ia kembali berkaca, menjepit tumpukan lemak di perutnya dengan tangan. Ia harus berolahraga lebih giat lagi. Ah, ia menyesal malam ini sudah makan banyak.

"Little baby, come here."

"Tidak mau," Jennie menolak. Ia masih kesal karena Lisa menertawakannya.

"Aku sudah selesai membaca dan sekarang ingin memelukmu dengan erat. Apa kau tidak merindukanku?" bujuk Lisa. Lalu ia menepuk-nepuk bantal di sampingnya.

Jennie membalikkan badan seraya meletakkan kedua tangannya di pinggang, bersiap mengomeli Lisa.

"Setelah bosan dengan bukumu, kau baru mengingatku. Sejak tadi kau asyik dengan novel barumu itu. Menikah saja dengan penulisnya!"

Lisa lagi-lagi tertawa. Malam ini ia sangat bahagia. Bukan hanya karena menertawakan kekasihnya, tapi juga karena hal spesial lainnya.

"Kau yakin tidak ingin bergabung denganku sekarang di ranjang? Apa aku harus menjemputmu kesana dan menggendongmu?"

Jennie teringat lagi dengan berat badannya yang naik. Jika Lisa menggendongnya ia akan malu. Tubuhnya bertambah berat dan ini sangat melukai harga dirinya. Pokoknya besok ia harus rutin berolahraga lagi.

Melihat Jennie akhirnya menyerah dan menghampiri ranjang, Lisa tersenyum lebar. Ia merentangkan kedua tangannya agar Jennie memeluknya. Keduanya berbaring berhadapan sementara mata Lisa menatap perut Jennie yang tertutup gaun sutranya.

"Jadi berat badanmu menjadi masalahnya?" tanya Lisa lembut. "Kau tetap tampak menakjubkan di mataku."

"Jangan sok memujiku, Lalisa Manoban. Jika aku tidak melakukan diet, sebentar lagi aku akan berubah menjadi bayi panda. Kau tidak malu mempunyai calon istri gendut seperti aku?"

Lisa terkekeh hingga bahunya terguncang.

"Bayi panda itu lucu. Aku suka panda," godanya. Jennie memberinya balasan setimpal, yaitu cubitan di pipinya. Lisa mengaduh kemudian menangkap tangan Jennie.

"Dengar," ucapnya tiba-tiba serius. "Apapun kekuranganmu, aku akan tetap mencintaimu. Mataku buta oleh rupamu atau tumpukan lemak di tubuhmu. Karena hatiku yang mencintaimu. You're still my little baby."

It's Jenlisa (Oneshoot Compilation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang