20. Rainny Afternoon

22 5 7
                                    

Ku nikmati rindu yang datang membunuhku

Untukmu seluruh nafas ini...

Tepukan kembali terdengar setelah Gibran dan Athaya menyelesaikan lagunya, diam diam penyanyi asli nya itu tersenyum senang melihat lagunya dibawakan dengan baik sehingga penonton banyak yang menyukainya. 

Athaya melihat Gibran yang kini diam diatas panggung berdua dengannya. Kini ia dibuat bingung ketika cowok itu memegang kedua tangannya sambil tersenyum. 

"Athaya, this song is for you."

Yang punya nama membulatkan matanya, beda sekali dengan penonton yang malah dibuat penasaran.

Gadis itu melirik salah satu crew dibawah sana yang ia ketahui sebagai penyusun naskah. Crew itu mengangguk, memberi sinyal pada Athaya untuk mengikuti alur Gibran.

Kini ku menemukanmu...

Instrumen itu terdengar seraya mengiringi suara merdu Gibran. 

"Please.. don't leave me."

Ditengah surakan penonton sana Athaya memejamkan matanya, ini dia harus gimana? si Gibran Airlangga emang kurang ajar sih, buat naskah lagi tanpa sepengetahun dia. Athaya jadi pengen nangis rasanya. 

Gadis itu melepaskan genggaman tangan Gibran, "I hate you, I.. I-"

Belum sempat Athaya melanjutkan ucapannya, Gibran terlebih dulu memeluknya sambil berkata, "I love you too, Thaya."

Oooh ...

Kini ku menemukanmu, di ujung waktu ku patah hati

Lelah hati menunggu, cinta yang selamatkan hidupku ...

Tuh kan, Athaya jadi nangis.

Tapi dengan sigap cowok dihadapannya itu menghapus air matanya sambil menggeleng. Memberi perintah agar Athaya tidak boleh bersedih.

Kira kira penonton setia baper gak ya?

Ditengah nyanyiannya Gibran mengambil satu mic yang tergeletak dimeja. Cowok itu kemudian mengarahkannya kepada penonton untuk ikut bernyanyi.

Kini ku telah bersamamu, berjanji tuk sehidup semati

Sampai akhir sang waktu, kita bersama tuk selamanya ...

Athaya terkekeh memperhatikan tingkah tengil cowok disampingnya. Kemudian ekor mata coklat nya itu kini memandang penonton dari sekolah lain yang ikut menikmati acara.  

***

Sore telah tiba tanpa senja, ia datang membawa butiran hujan yang membasahi isi bumi, membuat siapa pun akan enggan untuk bersamanya. Tapi Radarsta masih disini, saling menghangatkan diantara dinginnya angin yang ikut menerpa. 

Acara telah selesai sejak 30 menit yang lalu, namun suasana sekolah masih belum sepi dikarenakan derasnya hujan yang tiba tiba turun sejak 10 menit yang lalu. 

"Mojok terus!" 

Acha memberi acungan jari tengahnya pada Gibran, sedangkan cowok itu hanya terkekeh sambil menyuapkan siomay Athaya pada mulutnya. 

"Thaya mau maunya lo diporotin bocah tengil." 

"Gapapa, sekali kali amal sama rakyat jelata," Acha juga Rangga tertawa puas mendengar jawaban dari temannya itu.

ATHAYA GIBRAN - 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang