Suara riuh dari semua siswa menggelegar memenuhi seisi penjuru kantin pada suasana pagi menjelang siang yang cerah ini. Mereka tentu saja tidak akan melewatkan moment uwu yang tengah berlangsung dihadapan nya. Ditambah ramai lagi setelah mengetahui siapa sang pelaku yang berhasil menarik perhatian warga kantin saat ini.
Tidak ada bunga atau kue sebagai aksesoris keromantisan untuk menyatakan perasaan dari sebelah pihak, tapi yang namanya anak Radarsta, dengan ide jailnya mereka merangkai beberapa jajanan lalu dijadikan bucket yang kini tengah berada digenggaman Gibran.
'Terima!'
'Terima!'
'Terima!'
Astaga Putra tidak ingin acara official nya dengan Acha menjadi ricuh seperti ini. Tapi karena keempat sahabat dongo nya terus mendorong pemuda yang menyukai kelinci itu untuk segera melakukan confess maka ia lalukan juga. Sungguh ini dramatis! juga jika bukan karena Rangga yang memberi ancaman akan menikung Acha, tentu saja Putra tidak akan mengatakannya sekarang.
"Lebih cepat lebih baik," begitu kata Guntur tadi.
Sedangkan diujung kantin sana Gibran melirik Athaya yang masih terkejut namun ikut mendukung sahabatnya untuk menerima Putra sebagai kekasihnya.
Cowok itu terkekeh kemudian menghampiri Putra bersama Rangga lalu merangkul cowok itu. Menguatkan hati sahabatnya yang irit bicara untuk tetap stay positive atas jawaban pujaan hatinya.
"Jadi bagaimana? apakah saudari menerima sahabat kami ini sebagai pendamping hidupmu?"
Acha yang masih speechless itu mengangguk sebagai jadian sambil menyembunyikan wajah merah nya.
Ini mungkin lebay tapi seluruh kantin dilantai dua hampir saja meledak jika Rangga dan Arsen tidak segera membuat seluruh murid disana untuk diam dahulu.
"Gardapati, 16 September 2021, hari Kamis pukul 10.13 WIB, saudara kita, teman seperjuangan kita, telah resmi menjadi sepasang kekasih!" begitu kata Gibran yang langsung dihadiahi tepukan meriah juga teriakan kegemasan dari seisi kantin.
Putra tersenyum hangat sambil mendekati Acha didapahannya, walaupun agak ragu karena disaksikan banyak orang cowok itu memeluk gadis berponi itu
Kan, kantin nya ramai lagi.
"Thank you"
"Anything for you."
Ya, segala nya untuk mu, sampai melupakan fakta bahwa mereka berdua masih menjadi pusat perhatian.
Athaya menggeleng melihat kelakuan cowok yang tadi pagi mengajaknya untuk berteman kini tengah memberikan bucket jajanan itu pada sahabatnya, terlihat sedehana tapi lucu ketika beberapa stiker Radarsta menempel sebagai hiasan.
"Persembahan dari kami, selamat menikmati dan bersuka cita," ucap Gibran sambil nyengir pada sepasang kekasih dihadapannya ini.
Yang jadian siapa yang girang siapa.
"Gak ada niatan buat officiallin si Yolanda gituh?" tanya Arsen memperhatikan sang pemilik nama barusaja memasuki area kantin dengan kedua sahabatnya.
"Betul. Lo gak punya alasan buat nolak dia, Tur," ucap Gibran mendekati mereka berdua. Setelah dipikir pikir Gibran rasa teman sekelasnya itu cukup pantas jika bersanding dengan sahabatnya. Yolanda itu cantik, baik, tinggi, body goals, kaya, walaupun penampilan urak urakan tapi siapa tau setelah dengan Guntur gadis itu akan menjadi lebih baik.
"Ada, alasannya gue gak cinta dia." sial, Gibran baru menyadari hal itu.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/259643710-288-k217414.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA GIBRAN - 01
Teen FictionAthaya Zevanny, gadis yang selalu membuka lebar hatinya untuk laki-laki labil yang menyebalkan. Sejauh apapun Gibran pergi, ia akan selalu pulang pada sosok yang selalu ada dalam pelukannya. Mendekapnya erat tak akan melepasnya lagi, menggenggam t...