Gibran akhir akhir ini terlihat mengkepoi Athaya, mulai dari WhatsApp nya hingga meminta id line gadis itu pada Guntur dengan alasan meminjam handphone cowok itu untuk bermain game. Athaya tau karena jelas ada notifikasi ketika Gibran mulai mengikuti akun instagram miliknya. Ia sih biasa saja, lain lagi dengan Gibran yang merasa senang.
Hubungannya dengan Arsen sudah mulai membaik, mereka tidak ingin persahabatan nya hancur begitu saja hanya karena masalah sepele. Dan soal Hana, gadis itu sudah kembali sekolah dan tentunya belum mengetahui kalau Arsen menghajar Gibran demi dirinya.
Kini kedua cowok itu terlihat berjalan beriringan menuju kantin, hendak mampir ke kelas sahabat nya tapi guru kesenian terlihat masih mengajar disana.
"Athala, sini" Gibran dan Arsen menghentikan langkahnya ketika mendengar panggilan dari dalam kelas yang barusaja mereka lewati. Cowok yang tengah menenteng gitar itu kadang terseleo jika guru memanggil namanya dengan sebutan 'Athala', bukan apa apa hanya saja ia jadi teringat pada gadis yang namanya hampir mirip dengan dirinya.
"Kenapa Bu?"
Bu Mela tersenyum kemudian menyeret cowok yang menjabat sebagai wakil ketua Radarsta itu untuk memasuki kelas 11 IPA-1, membuat semua siswa disana menatap nya bingung. Sedangkan Arsen terlihat menahan tawanya melihat tingkah guru muda itu.
"Kebetulan kamu bawa gitar, coba praktekin kunci nada sama temen temen kamu"
"Hehe.. gak bisa Bu"
Gibran yang ditatap seluruh kelas pun hanya nyengir sambil kembali berjalan keluar, namun kembali ditarik lagi oleh guru itu.
"Ehh mau kemana, disini dulu, sok cepet contohin"
Bukannya tidak mau, tapi Gibran itu sekarang agak gugup ketika gadis yang memenuhi otak nya itu tengah menatapnya.
"Itu si Rangga juga pinter Bu, masa saya"
"Boong Bu boong.." seru Rangga diangguki Putra, sedangkan Arsen kini malah menonton dari jendela luar.
"Contohin sekarang nanti remidial kamu Ibu tuntasin"
Gibran pandai dalam hal praktikum, tapi kalau materi cowok itu sering mendapat kesulitan untuk memahami nya. Jadi tidak heran kalau ulangan praktek dia lulus maka ulangan materi Gibran sering mendapat remidial.
Cowok itu tersenyum kemudian menyalimi Guru yang akrab dengannya itu, "setuju Bu"
Bu Mela mengangguk kemudian memperhatikan Gibran yang mulai memetik gitar nya mengikuti kunci nada yang tertera dipapan tulis sana. Bukan mempraktikan nada saja tapi Gibran juga memberi tahu tips agar cepat bisa bermain gitar.
"Ran, kasih satu lagu dong" dengan jail nya Guntur menyuruh cowok itu bernyanyi dan sialnya juga malah disetujui semua siswa kelas nya dan guru kesenian sekaligus guru musik sekolah nya itu.
"Aduu.. lagi serak Bu"
"Yaudah duet aja" seru Rangga yang membuat cowok itu mengumpat.
"Boleh, sama siapa ya..." Guru kesenian itu menatap para anak didik nya, sedetik kemudian ia tersenyum.
"Oh, Athaya, maju sini" tunjuk Bu Mela kemudian, yang disebut namanya tentu saja menolak. Tapi seruan dari beberapa teman kelasnya untuk maju membuat gadis itu mau tak mau maju dan berdiri disamping Gibran yang kini berdiri kikuk.
"Athaya.. Athala, kalian kembar?" Bu Mela memperhatikan kedua remaja itu.
"Engga Bu" jawab keduanya
"Ooh atau jodoh mungkin?"
"Amin"
Sial, mulut lemes nya Gibran ini kadang tidak bisa diajak berkompromi dengan baik. Kini dirinya jadi bahan olok olokan satu kelas sahabatnya, bisa gawat kalau sampai menyebar luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA GIBRAN - 01
Ficção AdolescenteAthaya Zevanny, gadis yang selalu membuka lebar hatinya untuk laki-laki labil yang menyebalkan. Sejauh apapun Gibran pergi, ia akan selalu pulang pada sosok yang selalu ada dalam pelukannya. Mendekapnya erat tak akan melepasnya lagi, menggenggam t...