Special chapter Guntur and Yolanda
Length : Fewshoot (>1k words)
Now playing : Pupus by Hanin Dhiya
~*~
Mencintai dalam diam?
Tidak untuk Yolanda, daripada opsi diatas, ia lebih memilih tidak mencintainya sama sekali. Untuk apa memendam sendirian rasa suka pada seseorang tanpa mengungkapkannya? masalah respon dan balasan tentang perasaannya itu urusan belakangan.
Kalau responnya seperti apa yang diharapkan itu rezeki, kalau tidak....
Tinggal memilih mau lanjut berjuang walau sendirian atau mundur pelan-pelan.
Dan Yolanda memilih untuk tetap berjuang walau penolakan terus ia dapatkan dari seorang Guntur Rajoshaka.
Kembaran sahabatnya yang tak sengaja menarik perhatian gadis itu untuk memilikinya.
"Sadar gak sih kalau lo suka sama Guntur itu cuman obsesi?"
"Cinta tanpa obsesi itu hal mustahil."
"Tapi lo nyiksa diri sendiri, ngejar-ngejar orang yang bahkan sekarang makin benci sama lo."
"Terus apa bedanya kalau gue tetep diem dan liat dia bahagia sama orang lain? bukannya itu sama aja nyiksa diri sendiri?"
"Perihal cinta bukan tentang memiliki aja."
"But it's not my choice-"
"-I know, gue bukannya mau ngelarang lo buat tetep deketin si Guntur, I just don't want you to get hurt from him."
"Sejauh ini gue baik baik aja, kok. I still love him, even if someday Guntur nemuin cewek yang jadi pendamping hidupnya dan itu bukan gue-" Gadis itu menghela nafasnya yang terasa sesak.
"...."
"Gue pengen nikmatin moment sekarang sebelum hari itu datang."
~*~
"Guntur, ayo pulang bareng!"
Yang punya nama hanya menghela nafas kasar melihat gadis didepannya tengah nangkring diatas motor cowok itu.
"Gak."
"Iiih... kan Bintang sama Gibran." Yolanda menngerucutkan bibirnya sambil menatap Bintang dan Gibran dan yang lainnya berjalan kearah mereka.
"Ya terus?"
"Bintang nya juga mau kok pulang sama Gibran, kan?"
Bintang yang barusaja mendekat kearah mereka hanya mengangguk.
"Kenapa sih? udahlah ajakin aja." Ucap Gibran menatap Guntur yang tengah menahan kesal.
"Tuh, Gib-"
"Gua yang gamau. Lo bisa gak sih sehari aja gak gangguin gua?!" Ucap Guntur menaikan nada ucapannya. Dia tuh capek, pengen cepet cepet pulang tapi malah Yolanda ngalangin dia.
"Tap-"
"Gua risih ngerti?! Selama ini gua diem aja karena ngehargain lo sahabat saudara gua, tapi bukan berarti lo bisa seenaknya."
Yolanda perlahan turun dari motor jangkung itu, ia kemudian menatap Bintang yang tengah memukul kesal kembarannya.
"Guntur, lo kenapa sih?"
"Lagian harusnya lo sadar, usaha lo selama ini cuman sia-sia."
"A-aku..."
"Lupain gua dan masalalu, jalanin hidup kita masing-masing."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA GIBRAN - 01
Teen FictionAthaya Zevanny, gadis yang selalu membuka lebar hatinya untuk laki-laki labil yang menyebalkan. Sejauh apapun Gibran pergi, ia akan selalu pulang pada sosok yang selalu ada dalam pelukannya. Mendekapnya erat tak akan melepasnya lagi, menggenggam t...