pertemuan yang ngak ada akhlak

53 44 2
                                    

Selamat nda tau
.

.

.

Jangan lupa kerjakan PR
Kasihan padahal ngak salah apa apa prnya di kerjain mulu



Semua yang ada di ruangan CEO ini hanya terdiam mengalihkan pandangan mereka dari Rin. Bukan maksudnya Rin jelek, hanya saja mereka bingung ingin menjawab apa.

" Cantiklah , masa cucu Oma tidak cantik" jawab Sina menatap Rin yang memandangi dirinya sejak ia mengeluarkan suaranya. " Tapi, kenapa mama ngak suka sama Rin?" Tanya Rin lagi membuat Sani bungkam. Harus dengan alasan apa yang membuat Rin yakin bahwa dirinya cantik. Padahal dirinya memang cantik di tambah dengan wajah yang sangat imut bak balita.

Erfan dan yang lainnya terdiam memikirkan jawaban yang tepat untuk petanyaan Rin. Levil mulai menatap keponakannya itu dari bawah hingga ke atas. Apa kekurangannya? Kenapa dia ngerasa ngak cantik? Gemuk? Pinggangnya kecil hanya saja bokong dan dadanya agak begitulah. Kekurangan di wajah? Pipi tembem, bibir agak tebal berbentuk seperti love, mata yang agak besar nan tajam, dan bentuk wajah oval, lah mana yang jeleknya.

Erfan menarik nafasnya dalam dalam mengambil ancang-ancang untuk menjawab pertanyaan putrinya itu. " Anggap saja mamamu itu gila" jawab Erfan. Rin menunduk memikirkan ucapan ayahnya. Gila? Tapi mengapa mama selalu tau bahwa 90 itu nilai yang jelek. Levil tersenyum dengan jawaban  Erfan. Sedangkan yang lainnya hanya diam menanggapi jawaban Erfan.

" Berarti  Rin juga gila dong" ujar Rin lagi lagi membuat semua orang bungkam tak terkecuali Erfan. " Kalau begitu perempuan melahirkan perempuan dan laki laki melahirkan laki laki" jawaban Erfan membuat Rin merenung beberapa saat. Hanya orang yang punya otak pinter yang ngerti ini.

Rin mengangguk paham dengan ucapan ayahnya. Benar juga orang gila belum tentu melahirkan anak yang gila juga. Beberapa saat kemudian keadaan menjadi canggung hingga Reno datang dengan seorang tamu, yang datang untuk urusan bisnis.

" Kepalanya mirip mommy, jadi kangen MOMMY" batin salah seorang tamu yang di bawa oleh Reno.

Reno yang sedari dari tadi terdapat hawa hawa kecanggungan datang dari arah belakang ayahnya untuk membisikkan sesuatu. " Pa, CEO Farhan udah datang" bisik Reno pada ayahnya yang di balas dengan tangan yang mengibas.

Mula mula Rin merasakan hawa yang sangat tak asing. Hawa yang sangat familiar untuk dirinya, seperti hawa hawa buaya betina tak berbunga.

Erfan berdiri memperbaiki kancing kemejanya." Selamat datang, pak Farhan" sapa Erfan kepada Farhan dan Naumi, dengan posisi Naumi berada di samping Farhan dan merangkul tangan Farhan. Farhan menanggapi sapaan sahabat ayahnya itu.

" Silahkan duduk" ajak Erfan mempersembahkan Farhan dan Naumi duduk di  sofa yang berada di depannya yang di batasi meja kaca yang panjang. " Maaf atas ke tidak nyamanannya dan kelamaan menunggunya" maaf Erfan pada Farhan dan Naumi yang berjalan menuju sofa yang bisa di duduki oleh dua orang.

Mata Rin melotot melihat siapa wanita yang di rangkul oleh Farhan dan wanita yang menjadi pendamping Farhan. Naumi? Si buaya betina tak berbunyi, sahabat baiknya. Apa ini tolong jelaskan pada Rin, kenapa bisa sahabatnya menjadi pendamping Farhan, tolong katakan pada Rin bahwa matanya bermasalah. Sedangkan Naumi yang sedari dari tadi menundukan kepalanya karena malu tak melihat siapa wanita yang berada di sofa bagian kanan.

Erfan kembali duduk seperti biasanya bak pengusaha sukses, walaupun memang pengusaha sukses. " Ehem, ngak mau kenalin gitu" deheman itu bukan berasal dari Erfan melainkan dari kakek Rin yaitu Yuda. Semua orang berbalik menatap Mereka berdua atau lebih tepatnya lebih kek Naumi yang menunduk malu.

Farhan tersenyum kecut mendapati kode itu. Sedangkan Naumi hanya diam dengan deheman dan ucapan kakek Rin. " Kenalin ini Naumi istri sah saya, walaupun dulu Naumi istri sirih saya" ujar Farhan yang di balas anggukan pelan dari semuanya terkecuali Rin.

Semua orang tersenyum mendapat jawaban yang sangat memuaskan dari Farhan. Bagaimana tidak? Farhan si es batu berlian, seorang mafia terkejam sering di sebut satu kata seribu nyawa. Itulah dia mafia "WAN KEK" yang selalu di hindari dalam masalah. Satu kesalahan, satu kata jawaban yang tidak memuaskan nyawa keluarga hingga ke akar akarnya akan menjadi mayat.

Rin berdiri menatap Naumi dengan tatapan tak dapat di artikan. " Wah, kebangetan lu. Gua kira kata kata lu yang bilang mau ngajak gua nyari om om kaya cuman candaan ternyata kenyataan" ujar Rin menunjuk Naumi. Naumi terdiam beberapa saat mencerna dan mengingat perkataan Rin, hingga ia mendongakkan kepalanya melihat sosok yang sangat familiar.

Semua yang mendengar ucapan Rin mendongak ada yang melotot, menganga, menepuk jidat, dan Erfan yang berdiri. Sedangkan Farhan mengernyitkan keningnya tidak mengerti ucapan Rin.

Naumi berdiri menatap Rin dengan satu alis bagian kanan naik." Wah, saha lu?" Tanya NAUMI tak mengenal siapa yang mengatakan perkataan yang dulu pernah Naumi ucapkan pada teman temannya yang dulu. Semua yang ada di sana hanya diam dalam kebingungan.

" Wah, kurang pahit lu. Lu ngak ingat anak perempuan yang dulu sering banget lu lemparin air got" ujar Rin yang di tanggapi dengan kerutan dahi. Naumi berfikir sejenak tentang perkataan Rin. Air got? Anak perempuan? Lempar? Gua biasanya kalau ngelempar make palu, Balo balo, linggis, kunci Inggris.

" Owh, gua ingat yang ngajak gelud ikan goreng pas masa hari pertama PmS kan" ujar Naumi melotot kan matanya melihat Rin yang sudah memegang pinggangnya dengan kedua tangan. " Ya Allah hambamu harus kasih jawaban apa ini ya Allah, ciptaanmu yang satu ini bakal ngamok" batin Naumi dengan tubuh yang mulai panas dingin.

Sedangkan yang lainnya lagi lagi terdiam tersimpan rasa ngakak. Ngapain ngajak ribut ikan goreng😭? Punya masalah hidup apelu? Rin apa aje yang lu ajak gelud? Jangan jangan nasipun lu ajak gelud.


Vote dan komen😊

Sayangilah tangan author ini

Udah nyalin banyak, ngetik banyak eh nggak di vote

RIZURINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang