..

24 8 1
                                    

Selamat makan
.

.

.



Riany, Reno, dan Rin telah sampai di sekolah mereka. Riany hampirnya akan membawa motor KLX nya, akan tetapi manusia sinting bernama Rin menarik dirinya bagaikan menarik koper ke dalam mobil.

Kini mereka bertiga berjalan di koridor sekolah. Dengan posisi Rin di samping Riany, dan Reno di samping Rin. Keadaan penuh dengan gelak dan pusing karena tingkah Rin.

Rin membulatkan matanya berbinar melihat Levil yang sedang duduk di pintu kelasnya. Dengan gaya coolnya duduk di atas kursi dengan tubuh yang membungkuk, ke dua suku di atas paha, kepalanya mendongak melihat wanita wanita yang berjalan di depannya.

Mata Levil dari tadi selalu berkeliling mencari sosok wanita impiannya. Wajahnya yang penuh dengan bau bau buaya buntung selalu saja datar, tapi menggoda.

"Pa-" ucapan Rin terhenti saat melihat Rizula yang tengah berada di ujung koridor melambaikan tangan pada dirinya. "Setres" gumam Rin.

Levil menoleh pada Rin lalu menoleh ke arah tatapan ponakannya itu.

"Cari mati ntuh anak" Levil berdiri dari duduknya melihat Rizula membentuk love dengan tangannya pada ponakannya. Levil mendengus kesal melihat musuh bebuyutannya itu menggoda keponakannya.

Sementara Rizula tetap menatap Rin. Padahal Rin sudah menatap jijik pada dirinya.

"Ganteng kan juga, om masker" celetuk Rin. Reno semula diam mulai menggeram melihat tingkah Rizula. Sedangkan Riany hanya memasang muka datar.

Rizula tersenyum simpel. Rizula berlari ke arah Rin. Tapi, sayangnya ia tertahan oleh Levil yang berada di depan kelasnya.

"Eh, ada calon paman gua. Halo pamanku, my baby love to to to pamanku" goda Rizula pada Levil.

"Salah makan bensin lu" Levil berdigik geli pada Rizula. Rizula memegang bahu Levil lalu mengelusnya perlahan. Levil menatap datar Rizula, menghempaskan tangan kotor Rizula pada bahunya.

"Akang Levil, ahh" goda Rizula lagi pada Levil. Rizula mengedipkan matanya pada Levil. Levil menggeplak wajah Rizula. Membuat laki laki kurang waras tersebut meringis kesakitan.

"Gua masih waras setan" Levil berjalan ke arah Rin meninggalkan Rizula yang ia tahan tadi. Bukannya kapok Rizula malah berjalan mengekor pada Levil.

Rin berdecak melihat dua rawa rawa tersebut mendekat pada dirinya. Rin membalikkan badannya menghindari Rizula. Karena, akibat perlakuan Rizula kemarin traumanya terhadap masalalunya kembali. Rin berjalan di ikuti oleh Riany dan Reno.

🖤🖤🖤

Saat ini Rin sedang duduk di bangku,  yang berada di taman. Menikmati angin sepoi Sepoi yang memasuki pori pori nya. Suasana inilah yang paling ia sukai. Suasana hening nan dingin.

Rin menutup matanya menarik nafasnya dalam dalam menahannya beberapa detik lalu menghembuskannya perlahan. Betapa nikmatnya suasana ini.

"Cantiknya ngak pernah berubah" Rin membuka matanya merasakan sebuah hembusan nafas di telinganya. Rin menoleh ke kanan hingga manik matanya bertemu dengan manik mata Rizula.

Rizula menatap manik Rin yang begitu cantik. Kemudian  matanya berkeliling menatap setiap inci wajah cantik nan imut milik Rin. Wajahnya dan wajah Rin sangatlah dekat. Hanya berbeda satu inci.

Wajah manis yang dulu ia cicipi tak pernah berubah. Hal yang sangat lumrah jika dulu ia tak bisa menahan gairahnya pada wajah cantik Rin. Hampir semuanya, tidak semuanya sangat menggoda.

Rin terdiam sejenak. Hembusan nafas Rizula bertemu dengan hembusan nafasnya. Matanya berkedip polos melihat Rizula yang sudah terbawah hawa nafsu.

Tangan Rizula bergerak memegangi wajah Rin. Meraba setiap inci wajah imut itu. Ia terus tak bisa melupakan kenikmatan itu. Kenikmatan yang membuat Rin semakin ber ke inginan kuat untuk bunuh diri.

Ia menyesal karena hampir menghilangkan nyawa wanita yang ia sayangi. Tapi, ia tak menyesal telah berbuat hal yang sangat lah tak berakhlak. Tangan Rizula berhenti pada bibir mungil milik Rin.

Reflek Rin langsung menampar Rizula. Tamparan itu terlihat sangat kuat, hingga membuat wajah Rizula menoleh. Rin memegangi tangan kanannya yang tadi menampar Rizula.

Rizula menatap Rin dengan smirk liciknya. Tamparan yang sangat familiar bagi Rizula. Kalau bukan karna tamparan itu. Mungkin sekarang Rin sudah menggendong bayi. Rin merasa ketakutan menundukkan kepalanya takut dan kaget. Detak jantungnya tak karuan.

Rizula mendekatkan wajahnya pada telinga milik Rin. Hembusan nafasnya membuat bulu tangan Rin naik.

"Sangat nikmat, baby" ujar Rizula.

" I'm crazy because you're so delicious" Rin mendongakkan kepalanya mendengar ucapan Rizula. Bayangan dirinya di masa lalu. Seketika ia baru menyadari siapa Rizula.

Ngotak


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RIZURINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang