masa kecil Rin

60 42 0
                                    

Selamat datang
.

.

.

Jangan lupa tidur jangan begadang



Semua orang terdiam dalam keadaan duduk siap mendengarkan penjelasan Naumi dan Rin.

" Rin harus bahagia" ujar Naumi membuat semua orang menoleh pada dirinya. Dengan tatapan seduh Naumi menggambarkan senyum di wajahnya menatap Rin.

" Tapi, kebahagiaan Rin udah ngak ada lagi di dunia"  ujar Rin pada Naumi dengan senyum ceria di wajahnya.

" Tunggu tunggu gua ngak paham. Rin kenal sama Naumi dan Naumi kenal sama Rin, di tambah tau masa kecil masing masing" ujar Levil agak bingung dengan jalan ceritanya.

" Buaya betina tak berbunyi?" Behh ska'mat Farhan mengambil suara menatap tajam  ke arah Naumi. Naumi berusaha menjauhi tatapan tajam itu.

"Owh, itu. Dulu gua pengen banget bawa kabur Rin dari kehidupannya dan buat kehidupan baru. Tapi, gua sadar gua juga orang yang serba kekurangan. Jadi yah gitu, ngajak nyari om om buat di porotin" jawab Naumi jujur. Cukup di maklumi karena saat itu mereka masih sangat kecil. Farhan menatap tajam istrinya ini. Untung lagi hamil kalau ngak berabe.

" Selingkuh! Besok selingkuhan lu udah di bawah tanah" ancam Farhan pada Naumi. Naumi hanya mengangguk pelan agak merinding dengan ucapan Farhan.

" Bawa kabur Rin?" Lagi lagi Levil menyela.

" Ceritakan masa lalu Rin" kali ini bukan Levil ataupun Farhan melainkan Erfan dengan rahang yang sudah mengeras. Sekeras itukah kehidupan putrinya hingga sahabatnya pun ikut turut dalam masalah ini.




Flashback masa kecil Rin on





Bugh
Plak
Bugh
Plak

" APA! LAGI LAGI 92 YANG KAMU DAPAT" bentakan seorang ibu menggema di sebuah rumah yang begitu mewah dengan tatanan yang sangat rapi. Seorang anak perempuan terduduk akibat tamparan yang keras di wajahnya dan tendangan yang cukup kuat di bokong nan perutnya.

Rin hanya terdiam menahan sesak di dadanya. Seorang ibu yang seharusnya menjadi sosok yang memberikan seorang anak sebuah kasih sayang yang penuh dengan kehangatan. Tapi, itu tidak berlaku untuk Mina. Seorang wanita penyuka kesempurnaan.

Mina memiliki dua orang anak Siman dan Rin. Siman yang sejak kecil mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya tidak mendapatkan tuntutan yang berlebihan dari ibunya. Berbeda dari Rin semenjak ayahnya ketahuan selingkuh dan hampir memperkosa seorang janda. Mina memilih membawa Rin keluar kota sampai Erfan merenungi kesalahannya, padahal saat itu Rin masih di dalam perut Mina dengan usia kandungan delapan bulan.

Setiap harinya Erfan selalu menanyakan kabar putrinya, namun Mina yang masih sakit hati dengan kesalahan Erfan menjauhi Rin dari Erfan dengan maksud menyiksa batin  Erfan.

Tanggal 06 01 2005  lahirlah seorang anak perempuan yang sangat cantik nan imut. Pertama kali mendengar tangisan anaknya Mina merasakan sebuah sesak di dadanya. Tubuhnya sangat sulit mengakses oksigen masuk ke dalam tubuhnya. Kenapa anak itu harus lahir? Anak itu tidak berguna? Erfan tetap menikahi selingkuhannya dan janda yang di perkosa nya. "Coba deh ibu lihat" ucap seorang suster yang sedang menggendong bayi itu dengan penuh kasih sayang.

Mina melihat wajah putrinya yang begitu polos yang di baluti kain berwarna biru langit itu. Mina mula mula tersenyum melihat putrinya, tubuhnya yang tadi sulit mengekses oksigen sekarang mulai lancar kembali.

" Bu, bapaknya dimana? Anaknya ngak di azanin?" Ucap seorang dokter wanita yang membantu persalinan Mina. Kini senyum Mina memudar dan sesak di dadanya pun kembali. Benar juga apa gunanya anak ini? Cantik pun tidak dapat membawa ayahnya kembali.

" JAUHKAN BAYI ITU DARI SAYA" bentakan Mina menggema di rumah sakit itu. Suster yang menggendong bayi itu sangat kaget dengan bentakan Mina.

Angaaaa........ Angaaa....Angaaaaa.......

Bayi itu menangis sejadi jadinya mungkin bayi itu  mengerti dengan ucapan ibunya padahal ia masih bayi. Suster tersebut mulai kebingungan karena tak ada yang mau mengazani.

" Kalau gitu bayinya di kasih ASI aja dulu Bu" ujar suster tersebut mulai mendekat kan bayi itu dari sang ibu. Mina mulai tambah tak suka dengan bayinya itu.

" JAUHKAN BAYI ITU DARI SAYA. BAYI TIDAK BERGUNA SEPERTI DIA LEBIH BAIK DI BUANG, BAHKAN DIA SANGAT TIDAK PANTAS BERADA DI PANTI ASUHAN" lagi lagi Mina berteriak pada suster dan bayi yang di gendong suster tersebut.

Saat di ketahui berada di dalam perut bayi itu sangat di sayangi dan di manja hingga ia brusia 8 bulan di dalam perut ibunya semuanya berubah. Setiap hari bayi itu  selalu mendapatkan perilaku buruk dari Mina hingga ia kelas 8. Bayi itu bernama Rin. Rin di ambil dari huruh ke dua nama Erfan, huruf ke dua nama Mina, dan huruf ketiga milik selingkuhan Erfan.

" APA GUNANYA OTAK KAMU ITU!....." bentak  Mina duduk mensejajarkan dirinya dengan Rin mendorong kecil kepala Rin dengan sangat geram. Rin hanya diam menahan tangis yang sebentar lagi akan loss dari bola matanya. Sakit di bagian kaki dan tangannya yang tadi di pukul menggunakan tali pinggang kini menambah rasa sakit di dadanya.

" Ma, Rin cu cuman salah seperempat kata Bu.  MA!.... AMPUN MA!.... MAMA AMPUN!...HUAA HIKS HIKS MAMA AMPUN MA!... AMPUN!...
HIKS HIKS" Pekik Rin menggema dengan hantaman rotan yang terbuat dari kulit bambu dan ujung tali pinggang yang di pukul kan pada kaki, perut, bokong, tangan, dan sesekali mengenai wajah dan mulut milik Rin.

Plak
Plak
Plak
Plak

"MANGKANYA KALAU MAMA SURUH SEMPURNA ITU HARUS SEMPURNA. MAMA MINTA SEMPURNA BUKAN ALASAN" bentakan Mina mengisi gendang telinga Rin yang dari tadi menangis merasakan pukulan bertubi tubi.

" MA!.... MAAFIN RIN MA!.... HIKS HIKS"

" MA!... AMPUN MA.....HIKS HIKS"

" RIN MOHON MA BERHENTI..... HUAA...... HIKS HIKS "

" MA!.. MA!... MA!... RIN MOHON BERHENTI MA!.. SAKIT HUAAAAAA!....... " pekik Rin  bersujud mencium kaki Mina dengan mata yang sudah memerah, bahkan tubuhnya sudah penuh dengan luka di tambah kulit bambu yang melekat di kulitnya.

Mina berhenti memukuli Rin, hatinya di penuhi kebencian melihat putrinya yang tumbuh dewasa dan tak mau mati saja. Sedangkan Rin masih terisak dengan rasa sakit yang begitu luar biasa di seluruh tubuhnya.

" BERDIRI KAMU, DASAR ANAK SIALAN, TIDAK BERGUNA, SEHARUSNYA KAMU ITU MATI SEBELUM LAHIR DI DUNIA INI" bagaikan jatuh di lubang yang gelap gulita tak berujung dengan petir yang menyambar di setiap detik, di tambah pukulan bertubi tubi di dadanya tidak di seluruh tubuhnya. Mina menarik putrinya yang kesakitan akibat pukulannya sendiri.

PLAK
PLAK
PLAK
PLAK

Tak puas menyiksa tubuh Rin. Mina melampiaskan semua kekesalannya dengan menampar wajah anaknya bertubi tubi hingga tubuh putrinya ambruk dan pingsan.


Makasih udah mau baca

Jangan lupa sholawat 100 kali sehari

RIZURINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang