Lembar Kedua Belas

88 30 59
                                    

Updated lagii!! Bintang dulu guys

Tidak apa, ini bukan masa dimana mengutamakan kabar menjadi kepentingan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak apa, ini bukan masa dimana mengutamakan kabar menjadi kepentingan. Tunggu aku terbiasa, terimakasih telah mempersiapkan.

BAG 12 | PAGE SCANDAL

Juven semakin tidak fokus setelah mendapat panggilan dari Barcelona tentang ibunya. Dia menumpu tangan di dagu dengan ponsel yang terus digenggamnya. Atensinya teralihkan pada gumpalan kapas yang menggantung indah diluar jendela pesawat.

"Lo makan dulu, nih," titah Bagas memberi Juven satu roti yang masih baru. Juven meliriknya sebentar sebelum mengacuhkan pemberian Bagas.

Berkali-kali Juven menghela napas, alis lelaki itu tidak berhenti bergerak. Terlihat kegelisahan yang kentara dari gestur tubuhnya. Bagas merasa kasihan.

"Daniel, sialan!" desis Juven.

"Orang-orang kita lagi nyari keberadaannya."

Daniel Mahatma. Mahasiswa asal Indonesia yang dipekerjakan Juven untuk menjaga ibunya di Barcelona sepanjang tugasnya di Permata Indonesia. Namun, siapa sangka jika Daniel telah mengkhianatinya selama beberapa bulan.

Saat ini, Rossa dirawat di rumah sakit besar Barcelona akibat penyandraan yang Daniel lakukan pada ibunya didalam lift selama satu minggu. Tidak diberi makan dan minum bahkan sulit mendapatkan oksigen didalam sana. Tidak terbayangkan oleh Juven bagaimana ibunya menjalankan hidup selama tujuh hari didalam ruangan sempit itu.

"Tidak ada tanda dia balik ke Indonesia, tidak ada identitasnya di semua penerbangan. Dia masih di Barcelona sampai sekarang," ujar Bagas setelah melihat i-pad pada tangannya. "Dia bekerja untuk seseorang?"

Juven menoleh. "Jelas. Cuma orang bodoh yang berani ngusik kehidupan gua sendirian."

Bagas menatapnya tegas. "Lo curiga dengan seseorang?"

"Siapa lagi yang harus gua curigain selain wanita gila haus kekayaan?"

Bagas membola, tidak terpikirkan olehnya. Juven menarik sudut bibirnya membentuk seringai tipis. Membiarkan matanya terpejam, menyambut alam sadar yang membawanya pada mimpi indah.

•••

Gadis kecil dengan potongan surai sampai bahu mengangkat selimut hingga batas dada. Dia melirik lelaki disebelahnya yang tertidur tanpa pakaian. Lelah akibat pertempuran hebat yang dilakukannya sejak subuh tadi.

Sekarang pukul 8 pagi. Gerakan napas lelaki itu masih teratur, terlihat sangat polos jika matanya terpejam. Tangan gadis itu mulai terulur untuk menyentuh lapisan kulit pipi sebelum tangan besar sang empu menahan dan menghempasnya kuat.

Tentu saja dia terkejut.

"Lo nggak punya hak nyentuh gua," tukasnya.

Gadis itu tidak memperdulikan, bibirnya selalu kelu dihadapkan oleh mata tajam, bentakan, dan amarah yang kerap diberi, sungguh hal itu menakutinya.

PAGE SCANDAL (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang