HALO ASSALAMUALAIKUM RAMEIN YA!! KETEMU PAGE SCANDAL LEWAT MANA NIH?
DS/JKT/P001
PETASA OF SCANDALS
www.petasaofscandals.com
Bagian pertama | Page 01✪⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘✪
WARNING!! BAGIAN INI MENGANDUNG 15+
(Mohon bijak dalam memilih bacaan)
✴️✴️✴️Orang dengan kekuasaan penuh akan selalu aman.
Juven Rakanda
•••Februari 2016, Bandung.
3 hari setelah kabar beredar....
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang siswi ditemukan tewas di perpustakan SMA Permata Indonesia, Jalan Mekar Raya, RT 02/05, Kelurahan Cendekia, Kecamatan Raden Sekar, Kota Jakarta, Kamis (25/2/2016). Korban berinisial DR (16) ditemukan tergeletak tanpa busana. Kondisinya cukup memprihatin, korban tergeletak bersimbah darah dan ada luka di leher juga memar di pergelangan kakinya.Luvaglio One Million Dollar Laptop. Media elektronik dengan harga USD 1 juta atau sekitar Rp13,5 miliar menjadi kepingan tak berharga diatas lantai. Seringai tipis tercetak dengan jelas pada bibir tebal lelaki blasteran Spanyol - Indonesia itu. Tangan berurat dengan tatto burung hantu di samping ibu jarinya terangkat menampilkan benda digital dari brand ternama, Rolex Antimagnetique Ref. Masih jam 7 pagi. Dia meneguk setengah gelas wine yang sejak awal digenggamnya. Jakunnya pun bergerak dengan liar mengikuti aliran air yang terjun bebas disela tenggorokan.
"Fuck, Juven. Lo lebih licik dari duguaan gua selama ini," ujar Jennara diseberangnya. Dia baru saja menyalakan pematik untuk menghisap nikotin. Kilat elang di mata Juven tembus ke dalam retina coklat Jennara. Terkekeh kecil kemudian melempar gelasnya ke sudut ruangan "yes, of course i."
"Jadi, bagaimana Permata Indonesia?" tanya Jennara menarik kuat hisapan pada nikotinnya, sedikit bermain pada asap yang mengepul akibat ulahnya diudara.
"Masih sama buruknya. Bagaimana bisa Samuel memberikan wasiat Yayasan kepada lulusan terbaik Harvard?"
Jennara tertawa renyah, "Sejak kapan lo jadi lulusan terbaik? Koneksi bokap lo aja kali yang lancar."
Juven melempar bantal ke depan wajah Jennara yang dapat ditangkis dengan cepat. Juven bangkit dari ranjangnya dan duduk disudut sofa samping Jennara. Memikirkan sesuatu yang besar di dalam hidup membuatnya kacau. Menjadi pimpinan Yayasan besar di pusat Indonesia ketika usianya baru saja 20 tahun. Terpaksa meruntuhkan rencana untuk masa depan yang telah ditata dengan sempurna. Hingga ide gila sebelum Samuel menghembuskan napas terakhir membuatnya terjebak pada pergelutan hati dan akal.
"Ada kabar terbaru dari siswi yang tewas itu?"
Suara Jennara yang lembut mengantar kesadaran Juven pada kilas balik saat ini. Pria dengan kaos hitam tipis tak berlengan itu menatap penuh bola coklat di dalam mata Jennara kemudian menggeleng pelan. "Kasusnya lebih baik ditutup. Reputasi Yayasan dimata publik perlu diutamakan. Image gua yang pasti harus bersih dari hal seperti ini apalagi sebagai pimpinan baru. Yayasan tutup dulu selama satu minggu, guna redain kabar yang beredar. Satu minggu cukup buat gua hapus jejak digital," jelas Juven dengan serius menatap Jennara yang juga tengah mendengarkannya.
"Bagaimana kalau keluarganya ngga terima dan ngajuin tuntutan?"
"Bahkan hingga tiga hari ngga ada satupun kerabat yang datang," jawab Juven tenang.
"Ven," panggil Jennara dengan pelan, suara pendingin ruangan yang beroperasi diatas plafon menghantarkan desir lembut pada kulit. Juven memperhatikan Jennara, satu alisnya terangkat membiarkan Jennara melanjutkan perkataannya. "Lo bagian dalam kasus tersebut?"
Juven menatap Jennara serius. Sorot matanya sangat tajam, seakan siapapun yang menatapnya dapat tewas seketika. Ruangan menjadi hening hanya napas mereka yang terdengar, Kemudian Juven tertawa dengan keras mendengar pertanyaan dari sahabatnya, merasa gemas. Oh, Tuhan. Boleh tidak Jennara melemparnya hingga ujung dunia?
"Korbannya aja gua gatau, Ra."
"Kenapa ngga lo cari tau dulu?"
"Penting?"
Jennara mengangguk cepat "bagaimana kalau jadi boomerang kedepannya?"
"Orang dengan kekuasan penuh selalu aman, Ra."
Jennara meringsut mendekat, memegang lengan gagah Juven. "Gua takut."
Juven tersenyum sangat tipis, tangannya terulur mengusap pipi gembul Jennara meraba hingga kebawah tengkuknya dan menarik wajah mendekat. Bibir mereka saling bertemu, menyecap rasa manis yang menguar bersama. Hingga lumatan-lumatan itu berubah menjadi liar, segera Jennara melepas diri dari keganasan Juven. Meraup oksigen dengan cepat. Ah gila, hanya ciuman namun sangat memabukkan. Bahkan, mereka sudah sering melakukan hal lebih. Juven tersenyum tipis, mengacak surai Jennara lembut.
"Gua bakal baik-baik aja. Jangan khawatir."
Suaranya serak dan begitu berat, gelora indah didalam diri menjadi euphoria yang sangat menggebu. Oh, Juven Rakanda selalu begitu.
✪⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘✪
Author Note
Tolong dibaca sebelum dilanjutkan.Selamat datang, teman-teman. Bagaimana untuk prolognya? boleh kasih beberapa kata untuk awal perkenalan kita?
Kamu dapat memanggil saya Saki disini. Hanya nama samaran. Karena saya masih terlalu kecil untuk dilihat. Tolong ikuti akun ini. Saya pasti akan rutin updated.
"Page Scandal merupakan project pertama saya di Wattpad. Alurnya akan menjadi maju dan mundur seketika jadi harus benar-benar teliti ya membacanya agar tidak keliru dan membuat kepalamu bersarang dengan banyak pertanyaan. Konfliknya akan sangat berat jadi yang tidak kuat atau masih dipemula konflik, Page Scandal tidak cocok denganmu. Dan Page Scandal ini FIKSI hanya karangan dan imaji penulis, ambil baiknya buang buruknya."
Jadi, walaupun konfliknya berat. Page Scandal tetaplah fiksi remaja. Sambut kisah mereka yaaa!
Ah iya, sebelum meninggalkan layar ini, kamu bisa mengklik bintang di sudut kiri bawah, sebagai bentuk apresiasi dari tulisan pertama saya ya. Terimakasih. Dukung Page Scandal juga ya.
Metropolitan; diciptakan untuk kamu.
see you
KAMU SEDANG MEMBACA
PAGE SCANDAL (ON GOING)
Teen FictionPusaran hidup membawa Roséanna pada titik poros kekacauannya. Jatuh dan bangkit hanya sia-sia. Dibuang keluarga, sikap teman yang tidak terduga. Hingga ketika topengnya mulai terbuka, rasa percayanya malah dikuasai oleh luka. Memanipulasi lawan dan...