Lembar Keempat Belas

91 29 115
                                    

ASSALAMUALAIKUM!!
VOTE KOMEN YA TEMAN-TEMAN MAKASII!!

✴️✴️✴️

Jadilah buruk ketika dunia tidak baik memperlakukanmu.

BAG 14 | PAGE SCANDAL


Flashback

Barcelona.

Interior putih susu pada ruang besar menyambut kehadiran Juven. Suara elektrokardiogam pada sisi kanan tak mengganggu seorang wanita yang tengah terlelap nyaman diatas ranjang berukuran besar. Belum lagi dengan pemasangan beberapa selang pada bagian tubuhnya sebagai alternatif penunjang kehidupan.

Hitam pudar mengelilingi lingkar mata akibat terjaga sepanjang perjalanannya menuju Barcelona. Pikirannya tengah bercabang ke berbagai tempat.

Tangan besar Juven terulur menyentuh permukaan telapak Rossa yang terpasang cairan resusitasi.

"Bun, saya pulang," ucap Juven sebagai kalimat selamat datang. Sudah sangat lama dia tidak dapat menghubungi Rossa. Hubungan mereka pun tidak baik sebelum Juven memutuskan pergi ke Indonesia. Ruangan sangat hening, selain terdengar suara EKG dan AC yang beroperasi secara teratur.

"Sudah lama sekali ya, Bun."

Semua kalimat yang Juven persiapkan tertahan di tenggorokan. Paras surga, bibir pucat dan indahnya Rossa ketika terlelap membuat Juven tidak mampu. Kebahagian yang seharusnya diberi menjadi hal yang harus dijauhi.

"Bunda tidak ingin merepotkan saya?"

Taut genggaman jemari semakin kuat. Bahkan kini Juven memijat tipis lengan atas Rossa. Kasih sayang yang tidak pernah ditujukan langsung karena gengsi sangat menyakitinya saat ini. Juven bukan orang yang mudah mengucap bualan sayang kepada orang tuanya. Itu sangat menyulitkan.

Namun, melihat Rossa terbaring dengan beberapa alat-alat medis di sekitarnya membuat ketakutan Juven terasa begitu dekat.

"Setelah bunda bangun. Kita pulang ke Milan bersama-sama, kado ulang tahun yang Bunda minta tiga tahun lalu," ucap Juven mengusap lembut surai Rossa. Tidak ada tanda pergerakan.

Napasnya masih sangat teratur. Juven bangkit lalu membenarkan letak selimutnya yang turun sampai dada, dia menunduk sebelum mengecup kening Rossa. "Nanti saya kembali."

Juven keluar ruangan, disambut dengan kehadiran Bagas dan beberapa pria berpakaian serba hitam. Sebagian dari mereka akan menjaga Bundanya. Juven mengambil kaca mata hitam dibalik jas merah maroon lalu memasangnya.

"Sudah?" tanya Juven kepada Bagas yang segera diangguki. "Di Jailerns. Ruang 406, rapat akan dihadiri 45 anggota karena sisanya masih ada tugas yang harus diselesaikan."

Jailerns, kelompok kecil yang Juven dirikan sejak remaja. Dulu, clan ini berisikan anak-anak nakal di Barcelona yang senang menggoda wanita di jalanan, beberapa pemuda yang gemar melakukan balap liar dengan taruhan yang fantastis, anak-anak yang dapat merakit beberapa persenjataan juga cerdas dalam hal meretas sistem teknologi milik orang lain.

Kini, clan tersebut berkembang dan cukup berpengaruh di benua Eropa. Anggotanya tidak banyak, namun cukup untuk mencipta gelora riuh setiap kali merencanakan pertemuan.

Jailerns tidak dikenal baik oleh masyarakat. Banyak hal melenceng tentang kelompok ini karena beberapa oknum yang lancang melecehkan namanya. Tidak ada kekeluargaan selain kekerasan dan kekompakan untuk menghancurkan suatu organisasi.

Juven mengangguk lalu melangkahkan kaki keluar diikuti semua pengikutnya dibelakang. Dia tidak memiliki Perusahaan atau institusi lain. Semua ditulis atas nama adiknya karena Samuel sangat licik. Namun, dengan membangun Jailerns, Juven memiliki semua hal yang diinginkannya.

PAGE SCANDAL (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang