Lembar Kelima Belas

122 64 326
                                    

ASSALAMUALAIKUM
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN TEMAN-TEMAN!

WARNING!! BAGIAN DEWASA!!

Tidak ada kesempurnaan yang alami. Mereka hanya pintar dalam menyunting diri.

BAG 15 | PAGE SCANDAL

Pintu UKS terbuka, Barbara yang tengah duduk termenung menemani Irawan tertidur mengangkat kepalanya. Disana sembulan kepala Junaedi terlihat lalu lelaki itu berjalan mendekatinya.

"Apa kata Dokter?" tanya Junaedi memperhatikan paras pucat Irawan. Temannya sejak mereka menjadi siswi ajaran baru Permata Indonesia.

Barbara menggeleng tipis. "Dia kelelahan. Dokter Sandra juga bilang Irawan terlalu stress, banyak pikiran. Dia punya masalah, Jun?"

Junaedi mengusap lembut surai Irawan. Bibirnya terlipat kemudian membasahinya sedikit, Irawan sangat tertutup sekali. Junaedi hanya menggeleng.

"Gua nggak tau masalah Irawan, dia selalu baik-baik aja," jawab Junaedi menatap sendu Barbara. "Tapi, Irawan emang suka ngelamun sendiri. Makanya diantara kita, gua yang berisik, biar Irawan bisa marah atau ngeroasting, gua mau dia bisa ngalihin masalahnya sebentar," sambung Junaedi membuat senyum Barbara terbit.

"Dia berati hebat ya, Jun?"

Junaedi mengangguk kecil. "Dia sempurna, Ra."

Mereka berdua menatap wajah polos Irawan, matanya terpejam, garis bibirnya terbentuk dengan sangat baik dan gerakan pada napasnya yang teratur menandakan betapa tenangnya Irawan saat ini.

"Tadi, Rosé nyariin lo," kata Junaedi.

Atensi Barbara teralih. "Dia dimana?"

Junaedi menggindikan bahu.

"Kelihatannya sih lagi badmood. Gua ajak kesini nolak, sekarang di rooftop kayaknya si," jelas Junaedi membuat Barbara membola.

"Rooftop?" Junaedi mengangguk.

"Sialan, jaga Irawan, Jun. Gua temuin Rosé dulu."

Tanpa menunggu jawaban Junaedi, Barbara berlari menuju rooftop. Saat mereka duduk di bangku menengah pertama, Rosé selalu mengatakan dirinya tidak menyukai rooftop, banyak hal aneh yang dapat dilakukan diatas sana. Terlebih jika kalut perasaannya mendominasi. Barbara tidak dapat membayangkannya lagi. Apa yang sedang dilakukan perempuan manis itu sekarang?

Untuk sampai diatas, Barbara harus berhenti di lift lantai terakhir lalu dilanjutkan dengan menaiki tangga kotor yang penuh dengan minyak. Setelah sampai, Barbara mendorong pintu dan menatap sekeliling.

"DANIKA," jerit Barbara mencari sosok temannya itu. Matanya menjelajah sekitar. "DANIKA SANJAYA!"

"Gua disini, Ra. Ada apaan si? berisik," tukas Rosé muncul dari balik meja-meja yang tertumpuk sangat tinggi. Barbara menghela napas panjang membuat Rosé tertawa kecil.

"Gila lo bikin parno aja!" omel Barbara membuat Rosé menatapnya dengan jahil. Terlihat gurat khawatir dari paras sahabatnya itu.

PAGE SCANDAL (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang