19

5 2 0
                                    

Fisly kini merenung di kamarnya, tanpa berniat untuk bangun dari ranjangnya.

"Sepertinya gua belum pernah megang henphone yah?" Tanya Fisly pada dirinya sendiri.

"Benar, udah delapan bulan,  gua gak punya HP, astaga kenapa gua cerobo banget yah, tapi pasti gua punya hp yang dulu deh,  gua tanya mama aja," ucap Fisly dan beranjak dari tempat tidurnya.

Sesampainya di lantai dasar,  Fisly mendengar ketukan pintu dan memanggil manggil namanya, tadinya Fisly akan menemui weni dan Hendra tapi tidak jadi,  Fisly memilih membuka pintu.

Fisly kaget siapa yang datang di tengah malam begini,  dengan mata bengkak rambut yang acak acakan, dan juga ditangannya sebuah koper besar.

"Fisly," Valen berhambur di pelukan Fisly dan di saat itu juga tangis Valen pecah.

"Gua gak kuat lagi Fisly, sakit, banget,  hati gua hancur, " ucap Valen dengan seraknya, Fisly tidak tau apa yang terjadi dengan sahabatnya sehingga sahabatnya seperti ini,  Fisly merasakan apa yang Valen rasakan,  Fisly kini ikut menangis.

"Sayang,  kalian kenapa?" Tiba tiba suara itu membuat Valen berhenti menangis,  Valen melihat Weni dan berhambur di pelukan Weni.

"Bunda,  Valen gak kuat lagi,  Mami dan papi nyesel Valen di lahirkan di dunia ini, hati Valen hancur bunda," ucap Valen dengan tangis yang terus pecah tanpa mau berhenti hingga suara Valen menghilang hilang.

"Fisly,  tutup pintunya," pinta Weni.

"Iya ma, " jawab Fisly.

Weni menuntun Valen duduk di Sofa ruang tamu,  Fisly baru tau sedekat ini Valen dengan mamanya bahkan Valen menyebut mamanya dengan sebutan bunda.

"Valen,  bunda tau, sekarang kamu sangat hancur,  tapi apaun yang terjadi jangan benci orang tua kamu sayang,  bagaimana pun dia adalah orang tua kamu, " ucap Weni.

"Bener Valen,  mungkin orang tua kamu di bakar api kemarahan jadi jangan salahkan mereka yah, kamu yang berhak memutuskan yang bagusnya, kita hanya bisa mendukung kamu," ucap Fisly yang ikut duduk di samping Valen.

Terlihat di sana Hendra baru pulang dari kantornya, Hendra menatap Valen aneh,  tidak buiasanya anak angkatnya menangis.

Valen sudah di angat menjadi anak Weni dan Handra dan tentu itu adalah persetujuan dan keinginan Fisly sendiri,  tapi mungkin sekarang Fisly tidak tahu.

"Valen kamu kenapa?" Tanya Hendra dengan kasih sayang,  apa Fisly cemburu?  Tentu saja tidak,  Fisly bahagia melihat orang tuanya menyayangi sahabatnya seperti anak sendiri.

"Valen butuh waktu pa, nanti mama ceritaiin,  Fisly bawa Valen kekamarmu yah," pinta Weni.

"Iya ma. Ayo Val," ajak Fisly dan naik keatas kekamarnya.

ARION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang