21

218 33 23
                                    

*

*

Setelah mengingat kejadian kemarin akhirnya Daniel mengalah dan mencoba mengerti maksud dari perkataan Patrick.

"Aku tidak ingin membuatmu berada dalam masalah lagi. Aku mengkhawatirkan dirimu. " Ucap Patrick sembari membelai rambut Daniel.

"Baiklah. Aku akan menunggumu." Ucap Daniel kemudian membuat Patrick sedikit lega karena Daniel memahaminya maksudnya.

Patrick tersenyum sembari memeluk tubuh Daniel. "Aku akan segera kembali setelah selesai."

"Emm." Timpal Daniel sembari membalas pelukan Patrick.

"Lalu apa yang akan kita makan pagi ini? Aku akan memasak menu pilihan nya." Timpal Patrick kemudian.

Daniel yang mendengar hal itu tersenyum penuh arti, "Bisakah aku memakan yang lain?" Ucapnya sembari menciumi wajah Patrick.

"Tt-tunggu. Tunggu. Hentikan. Daniel." Teriak Patrick sembari tertawa namun tiba-tiba ketukan pintu mengganggu waktu keduanya.

Keduanya membuka selimut yang menutupi tubuh mereka, Daniel awalnya mengabaikan ketukan itu, namun Patrick yang mendengar ketukan pintu berkali-kali merasa tidak nyaman.

Dengan rasa kesal dan malas, Daniel membuka pintu kamar dan mendapati Oscar sedang menatap dirinya penasaran lalu menatap dalam kamar melihat Patrick yang tersenyum canggung.

"Apa yang kalian lakukan hingga lama sekali membuka pintu." Timpalnya kesal.

"Apa mau mu?" Timpal Daniel yang juga kesal karena diganggu disaat-saat penting seperti ini.

"Aku tidak ingin mengganggu waktu senggang kalian berdua, hanya saja seseorang yang tidak aku sukai mengirim orang-orangnya datang kemari untuk menjemputmu." Ucap Oscar sembari menunjuk lantai bawah dengan arah kepalanya yang diikuti oleh Daniel.

Seolah mengerti maksud perkataan Oscar, Daniel mengepalkan tangannya.

"Aku akan segera turun." Timpal Daniel yang langsung diangguki oleh Oscar lalu berlalu meninggalkan kamar mereka.

Daniel menutup pintu sembari mengepalkan tangannya. Ia berjalan mendekati ranjang dan duduk di tepi ranjang tanpa bicara. Patrick yang melihat hal itu menatap Daniel yang tiba-tiba berubah suasana hatinya.

"Apa ada yang salah?" Ucapnya sembari berjalan mendekati Daniel dan memeluk lengan Daniel.

Daniel yang baru menyadari jika disana masih ada Patrick tersenyum tipis, lalu membelai rambut Patrick, "Tidak apa-apa. Hanya masalah kecil." Timpalnya sembari memeluk Patrick.

"Tuan yakin?"

"Bisakah kau memanggil namaku saja? Aku merasa tidak nyaman saat kau memanggilku tuan." Ucap Daniel mengalihkan pembicaraan.

"Apakah aku harus mengubahnya?"

"Hmmm." Ucap Daniel tersenyum sembari mengangguk.

"Lalu, jika aku sudah bisa memanggilmu dengan namamu, apakah berarti hubungan kita sudah berbeda?"

"Hah?" Tanya Daniel yang tidak mengerti dengan perkataan Patrick.

"Maksudku, hubungan kita bukan lagi sebagai bos dan pembantu. Tapi. . ." Ucap Patrick yang tiba-tiba membuat Daniel sedikit terkejut dan melepaskan pelukan Patrick.

Patrick yang ikut terkejut dengan perlakukan Daniel barusan menatap Daniel bingung.

"Ada apa?" Timpalnya sembari menatap wajah Daniel.

Daniel hanya terdiam, entah apa yang ada dipikirannya, namun keterdiaman nya itu membuat seseorang yang ada dihadapannya merasa sedikit terluka.

"Daniel." Panggil Patrick yang menatap bingung Daniel yang terdiam menatap dirinya.

I Love You Mr. Arrogant (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang