22

207 30 26
                                    

_

Previously_

*

"Aku benar-benar merindukanmu." Send

Termasuk hari ini, sudah 5 hari sejak Daniel meninggalkan Patrick, tidak membalas pesan Patrick, tidak mengabari Patrick, bahkan entah ia masih mengingat Patrick atau tidak, Patrick tidak tau. Kesepian yang luar biasa mulai kembali melanda dirinya.

Hanya angin malam dengan suara dentuman ombak yang menabrak bibir pantai yang masih setia menemaninya beberapa malam terakhir ini. Patrick menatap layar smartphonenya lama, duduk di tepi laut ditengan cuaca malam yang dingin.

Sudah tak terhitung berapa kali ia menangisi hal seperti ini setiap harinya. Mungkin ia terlihat biasa saja saat bersama dengan orang lain, namun ketika ia sendiri, ia tak dapat menahan rasa rindunya pada Daniel.

Terasa sangat lelah ketika terasa seperti hanya dia yang merindukan Daniel. Hanya dia yang masih setia menunggu Daniel. Ketika hanya dia yang mencintai Daniel. Benar-benar melelahkan sekaligus menyakitkan.

Setelah merasa kelelahan menangis ditengah cuaca dingin, Patrick memutuskan masuk kedalam villa. Sama seperti hari sebelumnya, setiap pulang kerja, Patrick akan langsung mendatangi kamar Daniel, berharap sang pemilik kamar sudah kembali, meskipun ia tahu akhirnya ia hanya akan menelen kekecewaan.

Patrick menutup pintu kamar Daniel, berjalan menuju kamarnya dan merebahkan dirinya disana. Ia hanya akan menangis melampiaskan perasaan rindunya pada Daniel hingga tertidur dalam kondisi kelelahan.

*

*

Di tempat lain, langit terlihat lebih berawan malam ini, ditemani angin sepoi yang asyik menari kesana kemari menyapu dedaunan yang berjatuhan di sepanjang jalan. Suasana hiruk pikuk aktivitas manusia dibawah gedung mewah sana tampaknya tak terganggu sedikitpun dengan kurang bagusnya cuaca malam ini.

Daniel duduk sendirian dibalkon apartemen mewahnya ditemani secangkir kopi panas menatap datar layar smartphonenya lalu mematikannya. Ia menghela nafas panjang, mengedarkan pandangan matanya hingga menerawang kelangit malam yang saat ini tak dihiasi bintang.

"Hampa." Timpalnya pelan menatap kosong bulan yang bersinar sendirian diatas sana.

Tatapannya yang kosong seolah menjelaskan bahwa otaknya saat ini sekosong tatapannya. Entah memang kosong karena tak memikirkan apapun, atau justru karena terlalu banyak hal yang ada dipikirannya saat ini, hingga seorang wanita datang menghampirnya dan memeluknya dari belakang.

"Kau sudah lama menunggu?"

*

Daniel sedikit terkejut dengan sentuhan fisik yang terjadi secara tiba-tiba ditubuhnya reflek menjauhkan tubuhnya melepaskan tangan wanita yang memeluknya itu dari pinggangnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Love You Mr. Arrogant (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang