26

199 29 16
                                    


Sorry kalo ada penulisan yang kurang tepat🙏

*

Previously_

*

Nene melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamar Daniel dengan raut wajahnya yang bahagia. Bahkan ia bersenandung di setiap langkah kakinya yang menaiki tangga. Ia merasa senang sudah membuat Patrick bungkam ketika ia mengatakan bagaimana hubungannya bersama dengan Daniel.

Tepat di depan pintu kamar Daniel, ia membuka pintu kamar tersebut lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam. Menerawang setiap sudut ruangan kamar hingga matanya tertuju pada ranjang yang terlihat bersemerakan?

"Apa ada seseorang yang menepati kamar ini selama Daniel tidak disini?" Timpalnya dalam hati sembari melangkahkan kakinya menuju ranjang kasur tersebut.

Seperkian detik menatap kekacauan diranjang tersebut membuat sesuatu terbesit dipikirannya.

"Apa Patrick setiap malam tidur dikamar ini? Ck, apa dia seorang pedofil? Tidak tau malu." Ucap Nene kesal sembari menghempaskan tasnya di ranjang.

Kemudian ia merebahkan tubuhnya diranjang tersebut, mencoba menenangkan dirinya dari amarah terhadap Patrick.

"Sedekat apa mereka hingga dia berani memasuki kamar Daniel? Menyebabkan." Tambahnya sembari membolak-balikan tubuhnya serta menghentakkan kaki dan tangannya dikasur.

Prak/

"Awwww." Pekiknya sembari menyentuh punggungnya yang terasa sakit.

Merasa tidak nyaman karena punggungnya terasa menidih benda yang keras sehingga terasa nyeri, Nene berusaha bangun dan menemukan bingkai foto Daniel disana. Ia menatap bingkai tersebut sembari tersenyum bahagia.

"Kenapa ada foto Daniel disini? Apa si miskin itu tidur disini?" Protes Nene merasa cemburu.

"Si sialan itu. Tidak akan aku biarkan siapapun mendekati mu. Kau hanyalah milikku." Ucapnya kembali sembari tersenyum sinis menatap bingkai foto tersebut. Namun dering smartphonenya menghentikan aktivitas menatap dan membelai bingkai foto tersebut. Ia menatap kesal smartphonenya.

"Mau apa dia menghubungi ku lagi. Secepat itu dia mengetahui jika aku berada disini?" Timpalnya malas kemudian mematikan panggilan itu.

Nene mengetikkan beberapa nomor di smartphone nya lalu menelpon seseorang.

"Bawa semua barang-barangku masuk."

". . ."

"Lalu siapkan semua yang aku butuhkan selama berada disini. Aku akan tinggal disini cukup lama." Ujarnya lalu memutuskan sambungan telepon.

Ia berdiri di jendela menatap view pantai pagi ini. Memainkan smartphone di tangannya.

Tak berangsur lama salah seseorang bawahannya datang membawa barang nya kepadanya. Nene beranjak dari sana lalu membukakan pintu dan membiarkan bawahannya untuk membawa masuk barang-barangnya.

"Keluar. Aku akan merapikan semuanya sendiri." Timpalnya ketus.

Setelah kepergian mereka Ia mulai merapikan semua barang-barang yang ia bawa itu. Ketika sedang merapikan barang-barangnya tak sengaja ia menemukan map yang disimpan didalam lemari.

"Apa ini?" Ia membuka map tersebut penasaran.

"Surat? Terlihat sangat lusuh." Ucapnya sembari membaca surat tersebut, hingga tak lama senyum lebar tercetak diwajahnya.

I Love You Mr. Arrogant (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang