42

201 20 15
                                    

*

**

***

"Ayah. Semua yang ku lakukan hari itu benarkan?"

". . . "

"Tapi mengapa aku begitu merasa bersalah? Apakah ini semua karena naluri ku sebagai seorang dokter? Atau karena aku begitu mencitai Patrick?"

"Ketika aku melihat keterpurukan Patrick, aku benar-benar merasa bersalah padanya." Ucap Liu Zhang sembari menatap nanar foto ayahnya.

Seorang wanita yang sedari tadi diam diam mendengarkan pembicaraan Liu Zhang dan ayahnya menghembuskan nafasnya berat. Wanita itu membuka pintu kamar yang tidak tertutup rapat itu.

Liu Zhang yang mendengar suara pintu terbuka mengalihkan pandangan matanya ke pintu.

"Bibi."

Wanita yang di panggil bibi oleh Liu Zhang tersenyum menatapnya.

"Apa kau sudah selesai?"

Liu Zhang mengangguk, lalu kembali menatap foto ayahnya.

"Aku sudah membersihkan ruangan yang lain. Jika kau mengizinkan, aku juga ingin membersihkan ruangan Dokter Riu Zhang." Ucap bibi Zhang sembari melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan kamar itu.

Liu Zhang tersenyum menatap bibi Zhang yang kini tepat berada di hadapannya.

"Terimakasih bibi, tapi aku akan membersihkan ruangan ini sendiri." Timpal Liu Zhang sembari mengambil lap dan mulai membersihkan foto ayahnya.

"Akulah yang seharusnya berterimakasih padamu. Kau sudah mengizinkan ku untuk tinggal disini." Ucap bibi Zhang tulus berterimakasih pada Liu Zhang.

Liu Zhang tersenyum, menatap seisi ruangan, "Rumah ini sudah cukup tua, aku sangat senang jika bibi tinggal disini dan dapat merawatnya."

"Tentu saja aku akan merawat rumah ini dengan baik."

"Liu Zhang."

"Hmmm?"

"Terima kasih."

". . . . . ?"

"Karena sudah membiarkan aku hidup hari itu, menyembunyikan fakta tentang diriku, dan menyembunyikan semuanya dari Patrick dan suamiku." Ucap bibi Zhang sembari menyentuh pundak Liu Zhang.

Liu Zhang yang mendengar hal itu sontak menggenggam erat lap yang ada di tangannya, seperti menahan sesuatu.

Namun ia menampilkan senyuman di bibirnya menatap bibi Zhang.

"Bibi tidak perlu berterimakasih padaku. Bibi jelas lebih tau, jika aku melakukan semua itu bukan hanya karena semata-mata aku ingin menolong bibi, tapi. . . ." Timpal Liu Zhang sembari melepaskan tangan bibi Zhang dari pundaknya.

"Tt-tapi. . ."

"Aku ingin bibi bertanggungjawab atas kesalahan bibi selama bibi masih hidup, tanpa harus melibatkan mendiang ayahku."

"Liu Zhang. . . "

"Bibi juga tidak perlu mengkhawatirkan orang-orang dirumah sakit, tidak ada yang mengetahui jika bibi masih hidup terkecuali aku dan. . . dia. . ." Ucap Liu Zhang sembari menatap seseorang yang baru saja datang dan kini menyandar di pintu.

Bibi Zhang ikut menatap seseorang yang berdiri diambang pintu.

"Aku akan mengungkapkan semua fakta 5 tahun yang lalu. Aku berjanji." Ucap bibi Zhang sedikit takut pada pria yang Liu Zhang maksud tersebut.

"Dia tidak akan membiarkan bibi hidup jika bibi bermain di belakangnya. Dengar bi, mungkin bibi bisa membodohi Patrick selama 5 tahun, tapi tidak dengan ku." Ucap Liu Zhang yang membuat bibi Zhang terdiam.

I Love You Mr. Arrogant (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang