19

9 4 0
                                    


-------

"Besok gue di skors" Ucap Arin kepada Darma, saat ini mereka berdua tengah berada di rooftop AHS. Jam istirahat kedua Arin gunakan untuk menemui Darma yang mengajak nya ke atap sekolah.

"Hah? Jadinya di skors?" Tanya Darma bingung.

"Yaiyalah dodol, kayak gak tau aja lo sama sekolah ini"

"Oh iya deh, berapa hari?"

"Kalo gue sama Nissa sih 2 hari, cuman Minda 3 hari" Tutur Arin.

Posisi mereka berdua saat ini sama-sama menghadap ke arah depan, lurus menatap gedung-gedung tinggi milik Ibu Kota negara ini.

"Oh iya lo ngajak gue kesini ngapain anjir? mo mesum ya lo?" Tuding Arin kepada Darma.

"Astaga pikiran lo kotor banget sih Rin, gue mana berani mesum sama lo, yaa... kecuali kalo lo ngijinin hehe"

"Tai lo!" Sengit Arin.

"HAHAHAHAHAHAHA" Darma tertawa lepas melihat ekspresi jengkel Arin, tapi beberapa detik kemudian ia langsung menampilkan raut wajah yang serius lagi.

"Ada yang ngintai kita" Kalimat yang Darma lontarkan membuat Arin segera menatap nya terkejut.

"Siapa?" Tanya Arin penasaran.

"Gue belum tau pastinya siapa, tapi orang itu ada di sekitar kita, terutama lo, makanya harus lebih hati-hati lagi Rin" Jelas Darma.

"Berarti bukan cuman gue yang ngerasa aneh beberapa hari ini Dar, ternyata lo juga?" Darma pun hanya mengangguk.

"Lo ngirim orang kesini?"  Tanya Arin.

"Iyasih satu sampai dua orang doang, buat jaga-jaga aja"

"Bagus, tapi gimana pun caranya lo harus bisa meminimalisir komunikasi lo sama orang luar, jangan sampai temen-temen lo atau temen gue curiga, karena gue rasa ada pengkhianat" Ucapan Arin membuat Darma mengernyit.

"Maksut lo... antara temen gue atau lo ada yang memantau gerak-gerik kita, selain pengintai yang tadi gue maksut?" Tanya Darma begitu hati-hati.

Arin pun hanya menyunggingkan senyum nya sebelum ia kembali mengatakan sesuatu.

"Gue juga nggak tau, tapi apa salahnyaa buat berjaga-jaga?"

Setelah itu mereka segera pergi dari sana, dan memutuskan untuk bersikap biasa aja kepada semua orang, tetapi masih tetap berwaspada satu sama lain.

------

"Yahh sedihh banget besok dua hari kita nggak berenama lagi gais" Tutur Nanda dengan wajah memelas.

"Bukan nya sampai senin ya gak ber-enam?" Tanya Ayya.

"Oh iya si Minda kan tiga hari yah" Ucap Nanda yang masih terlihat sedih.

"Yaelah lebay lo Nan, kan kita masih bisa nongkrong di hari sabtu atau gak minggu nya, yoi nggak gais?" Tawar Nissa.

"Yoi banget, pengen ke angkringan Bulan deh, kesana yuk gais malam minggu ini" Ajak Rara, yang langsung mendapat anggukan oleh teman-teman nya.

Tapi sedetik kemudian Arin mengingat janjinya dengan Ghani untuk menonton acara musik bersama.

"Eh nggak bisa gue" Tolak Arin, yang membuat teman-teman nya berhenti berjalan dan menatap nya dengan tatapan bertanya.

Saat ini mereka ber-enam tengah berjalan menuju ke parkiran serta gerbang sekolah, karena sudah waktunya untuk pulang sekolah.

"Napa lo?" Tanya Minda sembari mengangkat satu alis nya.

"Gue ada janji sama kak Ghani deh kalo gak salah"

"Ya kalo nggak salah berarti bener dong dodol" Sarkas Rara.

"Bukan gitu Ra, gue juga lupa-lupa ingat"

"Duh mati gue!" Lanjut Arin dengan heboh nya.

"Napa lagi sih?!"

"Ada seleksi vokalis band nya Arka juga, duh duh bego!" Arin memukul-mukul dahinya sendiri.

"Lo udah terlanjur janji sama kak Ghani Rin?" Tanya Ayya begitu halus, membuat Arin mengangguk dengan wajah tertekuk.

"Tepati janji lo ya, jangan mentingin Arka, toh juga belum tentu lolos. Lagian lo kan juga udah jadi pacar nya, jadi nggak ada yang perlu lo takutin lagi, kalo Arka emang bener setia dan sayang sama lo, dia gak bakalan main belakang kok" Tutur Ayya panjang lebar, yang membuat mata Arin berbinar.

"Makasih ya Ay, lo tuh emang paling best of best, nggak kayak tuh berlima"

"Serah lo Rin serah! Balik dulu gue" Setelah itu mereka pergi menuju parkiran dan menaiki kendaraan untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Lo pulang sama Darma Rin?" Tanya Rara kepada Arin.

"Enggak, gue nebeng sama Minda aja" Jawab Arin sembari melirik Minda yang telah bersandar pada pintu mobil jazz putih kesayangan nya.

"Oh yaudah kalo gitu, gue sama Ayya balik dulu, bye gais!" Setelah itu Ayya dan Rara pergi meninggalkan parkiran Aldofh High School.

"Yuk Rin!" Ajak Minda, yang membuat Arin segera masuk ke dalam mobil nya.

Sementara Nissa dan Nanda lebih dahulu meninggalkan mereka, karena Nissa ada jadwal pemotretan. Biasa model tsay.

"Min ntar gue turun di minimarket deket Perumahan Elang Paradise ya" Ucap Arin di tengah perjalanan menuju rumah nya.

"Hah? Bukannya rumah lo di Permai?" Tanya Minda bingung.

"Yaiya emang di Permai, emang rumah gue dimana lagi?"

"Terus kenapa ke Paradise?" Selidik Minda.

"Gue mau ke rumah temen gue Min, temen SMP"

"Beneran?" Minda masih tak percaya dengan jawaban yang Arin berikan.

"Lo pikir gue bohong?" Minda pun hanya mengedikan bahu dan mulai menghentikan mobil nya di minimarket yang Arin maksud.

"Mau gue tungguin?" Tawar Minda setelah mereka berhenti.

"Nggak usah, gue lama hehe" Tolak Arin secara halus.

Kemudian ia berpamitan kepada Minda, dan Minda pun melesat meninggalkan Arin yang tengah terdiam di depan minimarket tersebut.

Saat ia tengah menunggu tiba-tiba sebuah mobil mewah berwarna hitam mendekatinya, dan setelah itu Arin masuk kedalam mobil itu, dan mulai masuk kedalam perumahan yang terkenal mewah di daerah sana.

Lagi-lagi tanpa Arin ketahui, sedari tadi gerak geriknya mulai dari turun dari mobil Minda sampai masuk kedalam mobil mewah yang menjemput nya itu di perhatikan oleh seseorang.

"Maafin gue Rin" Lirih orang tersebut sembari menghapus air mata nya.

--------

maaf banget part nya pendek huhu

AR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang