- Bohong tuh nggak melulu yang negative kok, bisa aja positive. Contoh nya kita yang sama-sama bohong buat nyelamatin hidup kita
- Arin~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah meninggalkan kantin dan teman-temannya, Darma bergegas menuju ke koperasi sekolah untuk membeli beberapa roti dan air minum."Eh Darma tumben ke koprasi?" Sapa seorang siswi yang mengenakan rompi osis, tengah menjaga koperasi sekolah.
"Nggak boleh?" Tanya Darma dingin.
"Ih ya boleh dong Darma, mau beli apa?" Tanya siswi tersebut dengan centil nya.
"Roti tiga, sama air minum nya satu"
Siswi tersebut segera mengambil apa yang Darma sebut tadi.
"Nih"
"Berapa?" Tanya Darma sembari mengeluarkan dompet kulit ber merek Braun Buffel dari saku celana nya.
"Sepuluh ribu"
"Dih mahal bener"
"Dih masak bayar segini aja nggak kuat sih, malu sama dompet om" cibir siswi tersebut dengan melirik ke arah dompet Darma.
"Hm.. nih" bukan nya mengeluarkan selembar uang berwarna ungu, melainkan Darma malah mengeluarkan uang berwarna biru. You know lah tuh duit berapa ya kan? :)
"Bentar kembalian" saat siswi itu ingin menghitung uang kembalian Darma, tiba-tiba Darma meninggalkan koperasi begitu saja.
"WOY DARMA NIH KEMBALIAN NYA!!!" teriak siswi tersebut begitu lantang, sehingga membuat beberapa siswa maupun siswi yang ingin masuk ke dalam koperasi harus menutup kedua telinga nya.
"Emang kalau soeltan tuh beda ya hm"
Darma memutuskan untuk kembali melanjutkan langkah nya menuju kelas 11 IPA Biologi, dengan tangan kanan yang menenteng plastik berwarna hitam.
"ARIN SEPEDA!!!!" Teriak Darma ketika memasuki kelas Arin, hanya ada beberapa penghuni kelas yang saat ini tengah melakukan kegiatan mereka masing-masing, tanpa menghiraukan kedatang Darma yang membuat rusuh.
"Spada bego" sengit Arin dengan tampang khas orang bangun tidur.
"Terserah gue lah, nih" ucap Darma sembari menyerahkan kantong plastik tadi ke arah Arin.
"Katanya 5 menit, 5 menit dari Hongkong hah?!"
"Ya maaf, gue kan harus cari alasan dulu biar bisa kesini"
"Ngeles muluuuuuu" cubir Arin dengan membukan tutup botol air minum yang tadi dibeli oleh Darma dan langsung menenggak nya hingga hanya tersisa setengah bagian saja.
"Lah emang gitu njing!" Kesal Darma sembari duduk di bangku depan meja Arin.
"Hm"
"Kok lo nge-chat gue pakek Line?" Tanya Darma tiba-tiba. Karena tidak biasanya jika Arin menghubungi Darma menggunakan aplikasi Line.
"Pengen aja" jawab Arin acuh
"Oh"
"Emang lo sakit apasih? Mmmm nggak panas tuh" lanjut Darma yang mencoba memastikan apakah Arin benar-benar sakit dengan memegang dahi Arin.
"Bukan dahi gue yang sakit"
"Bukan gitu bego, dahi tuh cuman buat ngecek lo panas atau kagak, tau aja lo demam, terus lo sok sok an kuat, terus pingsan, dan nggak ada yang nolong lo, terus lo mati deh. Bisa aja kan?" Cerocos Darma dengan begitu lancar nya, tanpa memikirkan tatapan maut dari Arin saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AR [ON GOING]
Teen Fiction[ Warning ⚠️ ] CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN DAN IDE-IDE SAYA SENDIRI, DISINI TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT TERHADAP CERITA LAIN! DAN MAAF JIKA ADA KESAMAAN DALAM PENAMAAN TOKOH, ATAUPUN TEMPAT. TERIMAKASIH 🙏🏻 Arin adalah gadis jahil yang menggemari...