1

69 13 1
                                    

Setelah kemarin Arin tidak mengikuti pelajaran, dan tidak mengikuti pengarahan dari ketua yayasan Aldofh High School. Akhirnya hari ini Arin berangkat lebih awal karena ia pasti akan mendapat omel dari Rara.

Saat Arin melewati parkiran motor untuk memarkirkan motornya. Tiba-tiba ia melihat sebuah motor yang selama setahun ini pemiliknya telah ia kagumi.

"Arka.." gumam–nya lirih dengan senyum yang mengembang. Seketika ia berfikir untuk apa cowok itu datang sepagi ini, dimana masih ada 2 hingga 3 murid saja yang datang. Setelah itu ia mencoba melihat jadwal kelas 11 IPA BIOLOGI yaitu kelas Arka, yang berada dimana di ponselnya.

"Hari ini kelasnya ada pelajaran musik? Jam pertama sampai jam keenam? Lama banget? " Heran Arin dengan masih memandangi ponselnya. Sampai seketika seulas senyum mengembang diwajah cantiknya.

"Kalau gitu kenapa enggak lo lakuin Rin?" Tanya Arin terhadap dirinya sendiri, dengan berjalan kedalam kelas dengan sangat bersemangat.

Keadaan kelas sangat sepi, hanya ada Jaya yang kebetulan mengikuti olimpiade sains bersama nya.

"Pagi Jay!" Sapa Arin dengan melempar tasnya diatas meja miliknya, saat ia ingin menuju bangkunya, ia melirik sebentar kearah Jaya, yang ternyata tidak membalas sapaan nya.

"Hoiii Jaya!!" Teriak Arin sangat keras, dan Jaya? Ia masih asik membaca setumpuk buku tentang ilmu kedokteran.

"Jaya!!!" Kali ini Arin meneriaki Jaya dengan cukup keras dan menggebrak mejanya. Jaya yang mendengarnya pun mulai kaget dan langsung mencopot earphone berwarna hitam dari telinganya.

"Kenapa lo nggak jawab sapaan gue?!" tanya Arin dengan tajam.

"Iya ma..af..g..gue nggak denger Rin" Jawab Jaya dengan gemetar. "Oke kali ini lo gue maafin" Arin pun langsung melengos.

"Eh..eh.. Rin!" Panggil Jaya, yang membuat Arin membalikkan badannya, dengan mengangkat satu alisnya keatas. "Kemarin lo nggak ke aula utama kenapa? Bu Vina nyariin lo, gue udah bilang lo duduk sama Rara, tapi kata Bu Vina lo nggak ada. Emang lo kemana?" Tanya Jaya secara beruntun.

"Oh itu.. Udah biarin, emang dasarnya tuh guru kangen sama gue" Ucap Arin dengan santai, dan mulai melanjutkan langkahnya menuju bangkunya. Jaya mendengar dan melihat ekspresi santai Arin melongo tak percaya, pasalnya kemarin sudah jelas bahwa Bu Vina sedang marah.

Para siswa maupun siswi mulai berdatangan, begitu juga dengan teman-teman Arin yang mulai memasuki kelas, dimulai dari Rara, yang saat ini memasuki kelas dengan raut muka begitu kesal dengan memandang Arin yang masih setia duduk dibangku nya dengan sebuah buku matematika sedang ia selesaikan.

"Kemarin lo kemana aja?!" Tanya Rara tanpa basa-basi setelah mendaratkan bokongnya dibangku sebelah Arin.

"Hehehe.... Ke music room" Jawab Arin seperti tanpa dosa.

"Lo tau nggak kemarin Bu Vina nyariin lo!" Jengkel Rara dengan kelakuan Arin yang kelewat waras. Arin pun hanya mengangguk dengan tersenyum begitu lebar. Rara yang melihat ekspresi Arin seperti itu pun, hanya menggelengkan kepala.

"Terus kemarin lo kemana?" Tanya Rara dengan sabar.

"Kemana ya??" Arin tampak sedikit berfikir dengan mengetuk-ngetuk dagunya. "Kemarin tuh gue ke music room, terus  gue nggak denger kalau ada pengumuman, kan lo tau sendiri Ra, ruang musik kan kedap suara, jadi nggak bisa denger." Jelas Arin, yang hanya mendapat tatapan datar dari Rara. "Serah lo.."

"Hai hai!!!" Suara Nissa begitu nyaring setelah memasuki kelas 11 IPA Kimia.

"Hoi!! Sepi amat, yang lain pada kemana?!" Tanya Nissa setelah menaruh tasnya dibangku depan Rara dan Arin. "Mana gue tau" Jawab Arin seadanya. "Muka lo mumpeng bet Ra?" Ucap Nisa dengan duduk dibangku nya dan menghadap kan badannya kearah Arin dan Rara memandang.

AR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang