6

28 8 13
                                    

-------

Pagi ini Arka tengah berjalan di koridor Aldofh High School dengan cool nya, padahal ini masih pukul 6 lebih 10 menit waktu setempat. Masih ada beberapa murid yang datang, karena gerbang akan ditutup sekitar pukul 7.

"Aduh..." Suara rintihan seseorang berhasil membuat Arka berhenti sejenak ketika ingin belok untuk manapaki anak tangga yang menuju kelas nya.

Arka pun tidak mengambil pusing dengan suara itu, sekarang tujuan nya ialah kelas, karena ia ingin segera tidur dikelas.

"Tolong" suara itu kembali terdengar di telinga Arka.

Entah apa yang Arka rasakan, karena biasanya ia tidak peduli dengan lingkungan sekitar, tiba-tiba rasa peduli itu kembali muncul setelah sekian lama nya.

Arka berjalan ke arah kelas paling pojok, dimana ada suara seorang wanita meminta tolong.

"Tolong..." Suara itu terdengar begitu jelas dengan diiringi oleh isak tangis.

"Siap..." Arka tercekat ketika melihat seorang gadis tengah duduk dengan kaki yang telah mengeluarkan darah segar

"Lo ngapain sih?!" Tanya Arka jengkel.

"Arka.." lirih gadis tersebut dengan menatap lemah ke arah Arka.

Arka pun sedikit bingung, ia tahu siapa gadis itu, tapi ia lupa siapa nama gadis tersebut.

Tanpa aba-aba, Arka langsung membopong tubuh gadis tersebut ala bridal style.

Arka langsung mengarahkan tubuh gadis tersebut ke ranjang UKS Aldofh High School.

Gadis tersebut hanya menurut ketika Arka menyuruh nya untuk duduk di atas ranjang UKS dengan posisi kedua kaki menggantung.

"Makasih Arka" ucap gadis tersebut ketika Arka mulai mengobati kaki nya.

"Nama gue Arin"

Arka hanya diam tanpa menggubris ucapan Arin, sementara Arin, ia tidak masalah dengan itu. Karena ia bersyukur dengan datang terlalu pagi, dan terpleset, ketika ia ingin menuju ke lorong taman belakang sekolah,sehingga membuat kedua lututnya terkena pecahan kaca di kelas kosong yang menghubungkan dengan taman belakang sekolah.

Ia benar-benar bersyukur kepada tuhan dengan musibah yang ia terima sepagi ini. Terimakasih tuhan. Hehe

"Aw.." ringis Arin ketika Arka menekan luka nya terlalu lama.

"Pelan-pelan dikit"

"Ini juga udah pelan" ucap Arka dengan dingin.

"Makasih Ka" ucap Arin dengan senyum yang begitu manis.

"Hm" setelah itu Arka kembali memasukan betadine, alkohol, dan kapas kembali kedalam kotak P3K.

"Aw.." ringisan kembali terdengar dari bibir Arin, ketika ia mulai menapakan kedua kakinya ke lantai.

"Duduk"

"Hah? Nggak ah gue mau ke kelas, bentar lagi bel"

"Kelas apa?"

"Hah?"

"Bisa nggak lo nggak usah hah hoh hah hoh, gue lagi tanya" kesal Arka dengan raut wajah datar.

"Ya..ya.. habisnya lo ngomong setengah-setengah sih, jadi gue nggak paham hehe" ucap Arin dengan menampilkan cengiran khasnya.

Arka pun hanya menghela nafas kasar, karena tujuan awalnya untuk tidur dikelas gagal total. Bodohnya Arka, kenapa ia malah menolong gadis ini, dimana rasa ketidak pedulian Arka? Dimana?!.

AR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang