10

31 8 14
                                    

-----
-
-

🙂

Hari ini di Aldofh High School tengah diadakan class meet atau yang sering kita sebut dengan free class. Bener nggak? Intinya nggak ada pelajaran lah. Alias jam kosong, nah itu JAMKOS.

Jamkos di adakan karena besok sudah mulai diadakan nya acara demo ekskul, jadi setiap siswa-siswi yang mengikuti ekstra, harus sudah menyiapkan beberapa peralatan yang akan digunakan ketika demo ekskul nanti.

Seperti saat ini Arin dan kelima teman nya tengah di sibuk kan dengan acara makan mereka di kantin. Hehe kirain sibuk ngurusin ini itu.

"Sumpah kocak bener muka Gopal" ucap Nissa sembari melihatkan ponsel nya yang ada sebuah gambar seorang laki-laki gempal tengah tertidur dengan ekspresi yang begitu lucu.

"Wah iya hahahahaha" Arin ikut tertawa begitu keras, bahkan sampai membuat mereka ber enam menjadi pusat perhatian.

"Gais gue izin ke ruang theater dulu ya" tanpa menunggu balasan dari teman-temannya, Rara pun langsung pergi meninggalkan kantin begitu saja.

"Dia mau kemana tadi?" Tanya Arin dengan melihat tubuh Rara yang semakin mengecil.

"Theater" jawab Minda sembari menyruput kuah bakso.

"Eh gais kita gibah yuk!" Ajak Nissa.

"Boleh kakak" antusias hanya dari Arin saja. Sementara Nanda dan Ayya hanya menatap Nissa malas, dan Minda hanya diam tanpa ekspresi sedikit pun.

"Gibah muluuuuu hidup lo" sarkas Nanda.

"Terserah lo berdua mau gibah atau mau gimana, gue mau ke anak PMR dulu, nih hp dari tadi bunyi mulu. Daaa" pamit Ayya dan langsung pergi meninggalkan kantin, untuk menuju ke ruang PMR.

"Yaudah deh gue juga mau ke ruang osis dulu, lo berdua kalau mau gibah, gibah aja, gue nggak mau dosa" Nissa dan Arin saling menatap satu sama lain mendengar ucapan Nanda.

Sejak kapan seorang Nanda nggak peduli sama yang namanya pergibahan?

Okey mungkin dia sedang sibuk.

Oke lanjut..

"Yah kan pada pergi, tinggal kita ber tiga nih" Nissa terlihat lesuh melihat kepergian teman-temannya.

"Tiga? Dua kali" tungkas Minda.

"Tiga dong cantik"

"Gue nggak mah ikut-ikutan gibah sama lo pada, lagian gue juga nggak mau di sebut setan, karena gue pihak ke tiga" jelas Minda.

"Dih ngaku kalau dirinya setan" cibir Arin.

Minda yang mendengar cibiran dari Arin pun hanya menatap Arin dengan datar nya, alhasil membuat Arin menutup bibir nya rapat-rapat.

Akhirnya Arin dan Minda memulai untuk meng gibahi kakak kelas, adik kelas, bahkan anak SMA lain pun juga ikut meraka omongin. Minda hanya menjadi pendengar saja, aslinya sih nggak mau dengerin ya, tapi mereka berdua jika ngomongin orang tuh nggak tau tempat, jadi kenceng-kenceng.

"Serius lo? Dih gue kalau jadi cewek nya juga nggak mau kali sama cowok kayak gitu" kesal Arin.

"Iya Rin, gue juga sama. Nggak bakal mau punya cowok kek gitu, apalagi..."

Brak!

Sebuah suara gebrakan meja membuat Arin, Nissa bahkan Minda ikut menoleh ke arah orang yang menggebrak meja mereka.

Arin pun hanya memutar kedua bola mata nya malas dan menompang kepalanya dengan tangan kiri guna melihat sebuah pertunjukan yang biasa-biasa saja.

Sementara Nissa memilih tidak peduli dengan keadaan yang ada, ia memilih untuk mengotak-atik ponsel nya.

AR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang