---------------------------------
--------------------Play on 👆
Keala Settle - This is me--------------------------
"Gue!" Semua orang menoleh ke arah belakang Arin untuk mengetahui siapa yang menjawab tadi.
"Darma?" Bingung Arin.
Darma menyengir sembari melangkah menghampiri Arin dan teman-temannya. Banyak anak-anak musik yang mengidolakan seorang Darma Yanuar, makannya waktu Darma datang menghampiri mereka, langsung dah tuh pada sok cantik.
"Ngapain sih lo disini?" Tanya Arin.
"Hehe eh Kak Ghani, Darma pinjem Arin nya bentar ya" izin Darma kepada Ghani, yang di balas dengan acungan jempol oleh Ghani.
Darma pun langsung menarik tangan Arin untuk ikut dengan nya, Arin sempat ingin menolak, tetapi kekuatan Darma lebih besar dari nya.
Darma membawa Arin agak jauh dari kerumunan, saat ini mereka tengah berada di pinggir lapangan basket.
"Lo kenapa sih?" Heran Arin.
"Kita harus pergi Rin" ucap Darma begitu pelan, agar suaranya tidak bisa terdengar oleh orang lain.
"Iya kenapa Darma? Lo mah aneh"
"Nyokap lo" Arin langsung menoleh ke arah Darma, ketika Darma menyebut ibu nya.
"Kenapa?"
"Dia..."
"Arin!!" Seru seseorang dari arah belakang Arin.
"Oh hai Nan, ngapain lo disini?" Tanya Arin dengan sedikit gugup.
"Gue kan osis jadi ya harus ngontrol sana ngontrol sini, harusnya gue yang tanya sama lo. Lo kenapa disini? Bukan nya pada nyiapin tenda ya? Lah ini juga kenapa ada Darma? Apa jangan-jangan... Kalian....." Tuduh Nanda.
"Apa hah?! Pikiran lo tuh ya kotor banget, dih tampang aja polos tapi otak nya Astaghfirullahaladzim Nanda.. banyak-banyak in istihgfar lo" cerocos Darma.
"Astaghfirullahaladzim Darma siapa juga yang mikir kayak gitu? Suudzon mulu deh lo" tak terima Nanda.
"Aduh udah deh udah, kenapa malah pada ribut sih?" Lerai Arin.
"Tau tuh si Darma, dah ah gue mau lanjut kerja dulu. Inget ya kalian jangan ngapa-ngapain disini! Kalau mau ngapa-ngapain pindah di penginapan aja sana!" Nanda pun langsung meninggalkan Darma dan Arin begitu saja, takut jika ia kena marah oleh Arin ataupun Darma setelah mengucapkan itu.
"Bangsat bener temen lo" kesal Darma dengan menatap punggung Nanda yang semakin menjauh.
"Udah nggak usah di urusin, mamah kenapa Dar?" Terlihat raut wajah Arin mulai khawatir. Karena tidak biasanya Darma membahas keluarga nya di sekolah, selain karena perintah dari Arin, Darma juga tidak mau menjadi bahan gosip oleh teman-teman nya jika sampai tahu hubungan nya dengan Arin.
"Tadi sore ada yang hubungin gue, kalau ternyata ada orang yang udah bikin nyokap lo keinget lagi sama kejadian itu" jelas Darma lirih.
Arin pun langsung terduduk lemas, bagaimana bisa mamah nya yang sudah ia jaga bertahun-tahun agar tidak teringat lagi tentang kejadian itu. Kenapa haru kembali teringat.
"Bagaimana bisa?" Tanya Arin dingin.
"Maaf kan saya"
Arin pun menghela nafas lelah, sejujurnya ia lelah dengan semua permainan ini, lelah dengan semua ujian yang tuhan berikan kepadanya. Tapi bagaimana pun juga ia harus kuat dan siap menghadapi ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
AR [ON GOING]
Teen Fiction[ Warning ⚠️ ] CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN DAN IDE-IDE SAYA SENDIRI, DISINI TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT TERHADAP CERITA LAIN! DAN MAAF JIKA ADA KESAMAAN DALAM PENAMAAN TOKOH, ATAUPUN TEMPAT. TERIMAKASIH 🙏🏻 Arin adalah gadis jahil yang menggemari...