16

25 6 5
                                    


-----------------------

Play on - Rewrite The Stars 👆

--------------
Kan gue bilang juga apa, bakal gue puter lagi tuh lagu hehe
Oh ya mungkin ntar bakal gue puter lagi sih di beberapa bab selanjutnya, jadi jangan bosen ama lagu nya yaww

🌷🌷

---

Dengan kesal nya Arin mulai menaiki tangga kecil yang menghubungkan antara lantai 3 dengan atap sekolah atau rooftop. Sebentar lagi bel yang bertanda pelajaran pertama akan berbunyi, tapi kenapa si Arka malah menyuruh Arin ke rooftop? Hmm aroma-aroma bad boy.

Arin mencoba membuka pintu rooftop dengan hati-hati, karena pintu itu terlihat sangat rapuh kayak hati Arin. Aziq.

"Arka?" Panggil Arin, sembari melangkah lebih jauh menuju sebuah sofa yang menghadap ke pinggir gedung.

"Arka?" Tidak ada sahutan sama sekali. Arin semakin mendekati sofa tersebut dengan pelan-pelan.

"Ar.."

"Argh!!!!"

"Aaaaa!!! Setan!!!" Jerit Arin begitu histeris.

"Hahahaha penakut lo haha" Arka tertawa melihat ekspresi Arin ketika sedang takut.

"Apaansih lo?! Nggak lucu!" Kesal Arin yang langsung membalikan badannya untuk segera pergi dari hadapan Arka. Jujur saat ini ia tengah menyembunyikan rasa malu nya. Bodoh Arin bodoh.

"Eh eh mau kemana?" Cegah Arka dengan menarik tangan kanan Arin.

"Balik kelas!"

"Gue nyuruh lo kesini, bukan cuman mau gue kagetin aja" jelas Arka jujur, karena tujuan Arka menyuruh Arin menghampiri nya untuk menemani nya saja.

"Lah lo aneh tau nggak?! Bentar lagi tuh bel, lo malah enak-enak an disini!"

"Ikut gue!" Arka menyeret Arin untuk menuju sofa.

"Arka bentar lagi bel" ucap Arin begitu pasrah.

"Duduk!" Suruh Arka, dan mau tak mau Arin menurutinya.

"Bentar" Arka pergi meninggalkan Arin sendiri disana.

Arin tidak peduli kemana Arka sekarang, karena yang Arin takuti saat ini adalah pelajaran seni musik, ya kali seorang Arinin Salwa yang notaben nya anak musik sejati bolos kelas seni musik. Hello ya enggak lah!

Jreng!

Arin menengok ke belakang, disana telah ada Arka dengan membawa sebuah gitar berwarna coklat, pasti itu gitar anak musik deh, kelihatan banget. Kemudian Arka berjalan mendekati Arin.

"Jangan bilang lo mau ngamen?" Tebak Arin asal.

"Emang ada pengamen seganteng gue?" Tanya Arka begitu pede. Arin pun hanya memasang wajah serasa ingin muntah ketika mendengar ucapan Arka tadi.

"Itu gitar anak musik kan?"

"Lebih tepatnya GITAR SEKOLAHAN" ralat Arka dingin.

"Yain biar cepet"

"Nyanyi!" Suruh Arka setelah mendudukkan bokong nya tepat di sebelah Arin.

"Nyanyi apaan?"

"Apa aja"

"Nggak ah, suara gue jelek" ciri-ciri orang yang pengen di puji itu ya Arin.

"Merendah untuk apa? Nyungsep?" Sindir Arka.

AR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang