15

15 6 8
                                    

------------------------
Play on

Tiba-tiba Cinta -Maudy Ayunda

----------------------

🌷🌷

Arneta tengah duduk sembari menikmati secangkir madu di balkon kamar nya. Saat ini ia tengah melihat postingan dari guru nya 'Arin'.

"Cantik" gumam Arin melihat setiap postingan dari Arin.

Arneta menghela nafas lelah, iya ia lelah dengan semua ini. Lelah dengan setiap permainan ini. Ia ingin berhenti, tapi.... Keadaan memaksa nya untuk terus melangkah, untuk terus menyelesaikan ini semua.

"Uhuk!! Uhuk!!!" Arneta tersedak ketika melihat sebuah komentar di dalam postingan tersebut.

"Arka..."

"Jangan-jangan yang Arka maksud adalah... Arin?"

~ Flashback on ~

Saat ini setelah pulang sekolah Arneta tengah berjalan untuk menuju ke parkiran sekolah. Suasana sekolah terlihat begitu ramai, karena mungkin banyak yang mempersiapkan untuk acara demo ekskul. Walaupun Arneta tidak bergabung dalam sebuah ekskul, hari ini ia terpaksa pulang sedikit terlambat, karena mengurus sedikit berkas pindahan nya.

Arneta masih berjalan dengan sebuah tas ransel berada di pundaknya. Tak sengaja mata Arneta menatap laki-laki yang sangat ia kenal.

Dulu..

Sekarang? Entahlah Arneta juga tidak tahu.

Dengan langkah yang semakin di percepat, Arneta mulai menyusul Arka. Karena ada sesuatu yang ia tanya dan bahas.

"Arka!!"

"Arka tunggu!!" Laki-laki itu akhirnya berhenti setelah Arneta merentangkan kedua tangannya di depan dia.

"Hai" sapa Arneta hanya sekedar basa-basi.

"To the point!" Ucap Arka dingin dengan sorot mata yang begitu tajam.

Ini lah sifat Arka yang begitu Arneta kagumi, tanpa Arneta harus berkata pun Arka sudah mengetahui nya jika ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.

"Kamu masih marah sama aku?" Tanya Arneta dengan begitu lirih.

"Marah?"

"Iya marah, aku tahu kamu pasti masih marah dan kecewa sama aku iya kan? Aku minta maaf Arka"

Arka menghembuskan nafas nya kasar.

"Gue nggak marah, kalau kecewa oke lah gue kecewa. Tapi udah lah itu cuman masa lalu, gue udah maafin lo" jawab Arka tegas. Karena memang sejujurnya Arka telah memaafkan Arneta, ia akan mencoba untuk berdamai dengan masa lalu nya. Walaupun itu terasa begitu berat, tapi Arka yakin suatu saat nanti ia akan mulai terbiasa lagi dengan ini semua.

"Syukurlah kalau gitu, jadi.... Apakah kita bisa kayak dulu lagi Ka?" Cicit Arneta.

"Maaf"

Dari jawaban yang Arka berikan sudah pasti bahwa Arka tidak bisa bersama dirinya kembali.

"Kenapa? Katanya kamu udah maafin aku?"

"Memaafkan bukan berarti bisa kayak dulu lagi"

"Arka aku tahu kamu masih ada rasa sama aku, ayo kita mulai semua ini dari awal Arka. Please!" Hanya di depan Arka lah, seorang Arneta Grandisdy menurunkan harga dirinya.

AR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang