#2

40.5K 2.8K 13
                                    

Ketika pelajaran sedang berlangsung tiba-tiba saja speaker didalam kelas berbunyi.
"Diberitahukan kepada seluruh anggota organisasi untuk berkumpul diruangan."

Mendengar hal itu Dean berdecak kesal, kemudian merapikan semua alat tulis yang berada dimejanya.

"Makanya jangan sok ide ikut-ikut organisasi." ledek Rehan.

Sedangkan Dean hanya memutar bola matanya dengan malas, dan berjalan menuju meja depan segera izin untuk meninggalkan kelas.

Saat masuk ke dalam ruangan, ternyata sudah banyak anggota yang menunggu disana.
Dean segera duduk di kursi yang tersedia.

Setelah semua anggota terkumpul, mereka pun memulai rapat dadakan ini.
Ternyata rapat kali ini membahas tentang sebuah perusahaan yang ingin merekrut beberapa murid pintar dari sekolah ini. Dan meminta semua anggota organisasi untuk membagikan kertas yang diberi perusahaan itu  ke seluruh siswa dan siswi disekolah.

Dean yang notabanenya seorang wakil dari ketua organisasi ini mendapatkan tugas untuk bertanggung jawab memastikan seluruh siswa dan siswi mendapatkan kertas itu.

Setelah membagikan kelompok, Dean hanya perlu mengawasi anggotanya. Namun saat sedang berbincang dengan salah satu anggotanya, Dean merasakan dirinya seperti diawasi oleh seseorang.

Dan benar saja, Dean menangkap seseorang yang sedang memandanginya dari kejauhan. Dia adalah orang yang mengangkat tubuh Dean.

Dean berusaha untuk acuh tak acuh, karena tidak penting juga untuk diacuhkan.

Lama-kelamaan Dean menjadi risih dibuatnya, memutuskan untuk pergi ke toilet untuk menghindari tatapan orang itu.

Namun saat berjalan Dean ditarik paksa menuju lorong yang sepi, karena memang masih jam pelajaran.

"Apa mau mu?!"

Tidak menghiraukan Dean, laki-laki itu mengunci tubuh Dean dengan tangannya. Dean berusaha memberontak, namun laki-laki itu malah mendekatkan wajahnya pada Dean.

"Mate." gumam laki-laki itu sambil mengendus-endus tubuh Dean.

Sedangkan Dean menautkan alisnya bingung, kenapa laki-laki dihadapannya terus mengendus-endus. Aku gak bau kan? Batin Dean.

Dean berusaha meloloskan diri, setelah dirinya berhasil Dean segera berlari meninggalkan laki-laki itu.

Setelah tugasnya selesai Dean langsung pergi ke kelas, bertepatan dengan bel pulang yang berbunyi.

Ketika Dean sampai dikelas, disana sudah sepi hanya menyisakan beberspa orang. Dean mengambil tasnya lalu pergi.

Tiba-tiba saja Dean memikirkan laki-laki itu. Siapa dia? Dean tidak pernah melihat laki-laki itu sebelumnya. Selama 3 tahun bersekolah dan bergabung diorganisasi membuat Dean bertemu banyak warga sekolah, namun laki-laki itu sangat tidak familiar wajahnya.

Melihat bagaimana mata elang itu menatap mata Dean, Namun laki-laki itu sangat tampan, suaranya juga sangat berat. Astaga apa yang aku pikirkan, pekik Dean dalam hati.

Memutar kembali memori kejadian tadi, saat laki-laki itu mengendus dirinya membuat Dean sangat malu. Apakah dirinya bau? Dean terus berusaha untuk mencium aroma tubuhnya sendiri, namun tetap biasa saja.

Dean mempunyai ide! Bagaimana kalau dirinya menemui tiga sejoli itu lalu menayakan pada mereka, ah kenapa hal itu baru terpikirkan oleh Dean.

Segera mencari keberadaan dimana teman temannya itu, Dean yakin bahwa mereka masih ada disekolah. Mengingat hari ini ada jadwal ekskul yang mereka ikuti.

"Azre!" panggil Dean saat melihat seseorang yang tidak asing dari kejauhan.

Seseorang yang dipanggil Dean pun melambaikan tangan. Dean segera berlari ke arahnya.

"Rehan dan Daniel dimana?" tanya Dean.

Azre hanya mengangkat bahunya. "Entah."

Kemudian Dean mendekatkan dirinya ke Azre, lalu berbisik "Aku bau gak?"

Azre menahan tawanya mendengar pertanyaan dari Dean, "Ya, bau busuk." ledek Azre.

Dean yang menganggap hal itu serius menunduk, memikirkan betapa malunya dia mengetahui dirinya bau busuk.

Sedangkan Azre melihat perubahan sikap Dean langsung merasa bersalah, "Hei aku bercanda!" lalu menyenggol lengan Dean.

"Serius??"

Azre mengangguk sebagai jawaban, "Bau mu sama saja seperti hari-hari biasanya, ada apa? Siapa yang berani bilang seorang Deana Quinzel bau?"

Dean memukul bahu Azre pelan, mereka bertiga selalu memperlakukan Dean seperti anak kecil. "Bukan urusanmu!" ucap Dean lalu menghentakan kakinya dan pergi meninggalkan Azre.

Tentu saja Azre tidak mengejar Dean, karena tidak mengerti juga apa mau gadis itu.

Saat berjalan ke arah gerbang, Dean berpapasan dengan Rehan dan Daniel yang sedang berbicara dengan laki-laki aneh itu.

Laki-laki yang merusak hari Dean, siapa lagi kalau bukan Jordan D.

Sebenarnya Dean sedikit heran, sejak kapan mereka berdua dekat dan berteman dengan laki-laki itu. Padahal Dean selalu mengenal teman mereka.

Namun Dean tidak peduli dengan hal itu lagi, menurutnya sangat tidak penting.

Dean terus berjalan mengabaikan Rehan dan Daniel yang terus meneriakinya. Teriakan itu membuat Dean jadi pusat perhatian, benar-benar memalukan.

Sedangkan Dean hanya bisa  mengumpat dalam hati melihat kelakuan dua temannya itu. Pantas jika mereka berteman akrab karena sama-sama sangat menyebalkan.

#TBC

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang