#37

12.4K 1.1K 4
                                    

Malamnya acara perayaan. Ribuan tamu undangan yang menghadiri acara tersebut.

Dengan alunan musik yang indah beberapa orang pergi berdansa ditengah suasana yang meriah.

Sedikit penat yang Dean rasakan karena acara yang tidak kunjung selesai. Terus memasang senyumnya untuk menyambut tamu yang tidak ada hentinya seperti air mengalir.

Dan seperti yang diketahui bahwa Dean memiliki sedikit masalah dengan keramaian.

Saat Dean menanyakan kepada Jane mengapa mereka memiliki banyak tamu, Jane menjawab bahwa ini hanya setengah yang dihadirkan sesuai permintaan Jordan dan Dean.

Dean hanya bisa menghela napasnya dengan berat saat mendengar apa yang Jane katakan padanya.

Dean melirik Jordan yang berada disebelahnya namun sedang berbincang dengan kenalannya.

Dean bingung apa yang harus dilakukannya.

Sedari tadi Dean mencari ketiga temannya yang sedari tadi tidak menampakan diri ditengah acara.

Namun sangat tidak mungkin jika Dean pergi untuk mencarinya. Dean bertahan selama acara ini karena ada Jordan disebelahnya.

Tidak bisa dibayangkan bagaimana ketika Dean memutuskan untuk mencari 3 orang ditengah ribuan tamu yang hadir.

Dean hanya bisa membayangkan acara ini selesai dengan cepat didalam pikirannya.

"Deana sayang!" seru seseorang membuat Dean dan Jordan menoleh secara kompak.

Dean tersenyum dengan tulus ketika melihat siapa yang memanggilnya. Dia adalah Neta.

"Mama!" Dean menghampiri Neta dengan senyum sumeringgah.
Tanpa bertanya Dean memeluk Neta dengan sangat erat. Tentu saja pelukan itu akan disambut hangat oleh Neta.

"Maaf mama telat sayang, anak mama cantik banget!" Neta mengelus wajah Dean dengan pelan.

Terbayang bagaimana dulu Neta memegang wajah Dean dan masih sangat kecil. Anak gadisnya yang ia rawat dengan sepenuh hati, kini sudah menjadi milik orang lain.

Dean menutup matanya, merasakan kasih sayang yang Neta berikan kepadanya.

Air mata yang tanpa disadari turun menghampiri pipinya. Membayangkan bagaimana dulu Neta merawatnya dengan penuh kasih sayang. Hingga saat ini Dean sudah menikah dan meninggalkan Neta sendirian.

Bahkan mengingat dirinya bukanlah anak kandung dari Neta, tapi Neta membesarkan Dean dengan sangat baik.

"Mama gak mau temenin Dean aja disini?" tanya Dean.

Neta tersenyum dan mengelus wajah Dean dengan lembut, "Tidak bisa sayang, lagi pula mama percaya Jordan akan menjagamu dengan baik."

Dean mengeratkan pelukannya, "Nanti yang jagain mama siapa?"

Neta mengecup dahi Dean, "Jangan khawatir sayang, mama akan menjaga diri mama dengan baik. . Lagi pula mama bisa berkunjung nanti, yakan?" Neta melirik Jordan yang sedang mengobrol.

Jordan yang mendengar namanya disebut segera menoleh ke arah Dean.

Jordan mengangguk tanpa ragu, "Ya, kau diperbolehkan berkunjung sesuka mu jika hanya menemui Deana." Kemudian Jordan melanjutkan obrolannya dengan kerabatnya yang sempat terhenti tadi.

Dean menyeka air matanya, "Baiklah, kalau begitu setiap hari mama berkunjung ya?"

Neta tertawa kecil mengacak rambut Dean dengan pelan, "Bagaimana bisa? Pokoknya nanti mama akan berkunjung."

Dean mengerucutkan bibirnya. Kemudian Dean mendekat ke arah Neta dan berbisik, "Aku ngantuk, punggung aku sakit, apa yang harus aku lakukan?"

Neta tertawa kecil lalu mendekat ke arah Dean dan berbisik, "Katakan pada Jordan."

Dean menggeleng kecil, lalu berbisik "Aku tidak berani mah."

"Kenapa?" bisik Neta.

"Acaranya besar sayang biayanya pasti tidak murah, Jane sendiri pula yang menyiapkan." bisik Dean.

Jordan hanya bisa tersenyum tipis dibuatnya.

Entah Neta tidak tahan lagi untuk menahan gelak tawanya. "Kalau begitu semangat ya sayang, mama duluan karna ada beberapa urusan di negeri sebrang."

Dean menautkan alisnya, "Negeri sebrang? Luar negeri maksudnya?"

"Ya bisa dibilang begitu." Neta mengangguk.

Kemudian Neta memeluk Dean dan mengecup seluruh bagian mukanya, "Sehat selalu, bahagia selalu, baik-baik terus ya Deana sayang."

Sangat bahagia, itu yang Dean rasakan ketika bersama Neta.

Neta menggandeng tangan Dean dan berjalan ke arah Jordan. Jordan menoleh ke arah mereka berdua.

Lalu Neta melepaskan genggaman Dean dengan lembut, kemudian memberikannya kepada Jordan.

"Tolong jaga putriku." Kata Neta.

Jordan mengangguk pelan, "Tentu saja." Kemudian Jordan merangkul pinggang Dean dan menariknya kedalam dekapanya.

Dean menyandarkan kepalanya ke dada bidang milik Jordan sambil melabaikan tangannya ke arah Neta.

"Mama janji nanti sering berkunjung ya?" tanya Dean memastikan.

Neta mengangguk dan tersenyum, "Ya."

Lalu Neta pamit dan pergi. Dean terus melambaikan tangan sampai Neta pergi menghilang dari pandangannya.

Jordan mengelus rambut Dean kemudian mengecup pucuk kepalanya.

"Apa kau sudah lelah, Deana?"

#TBC

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang