#10

21.1K 1.6K 3
                                    

Cahaya mentari sore yang kini menerobos masuk melalui kaca jendela yang amat besar membuat aula istana terang menderang.

Terlihat seseorang yang sedang duduk di singgasana menggunakan jubah berbulu tebal dengan menggunakan mahkota dikepalanya.

Menantikan kehadiran adiknya yang kemarin menghilang, kini sudah kembali.

Pintu aula terbuka.

Memperlihatkan seorang gadis cantik yang sedang berjalan anggun dengan gaunnya.

"Kemana saja kamu?" laki-laki itu berdiri dari singgasananya, dan berjalan menghampiri gadis itu.

Sedangkan gadis itu hanya memutar bola matanya.

"Aku bosan berada di istana ini sendiri! Kakak dan yang lainnya pergi setiap hari hingga siang! Aku hanya bersama para omega tidak tahu harus berbuat apa! Bagaimana aku bisa bertemu mate-ku jika aku terus dikurung di istana ini?!" seolah mengeluarkan apa yang dirinya pendam saat ini.

Jordan menghela nafasnya mendengar ocehan sang adik.

"Kalau begitu akan aku adakan pesta untuk seluruh anggota kerajaan diseluruh penjuru."

"Lalu bagaimana jika Mate-ku bukan anggota kerajaan?! Aku ingin ikut kakak!"

"Tidak, bagaimana dengan Pack? Istana tidak boleh kosong."

"Disini sudah ada Beta dan lagi kita bisa kembali kesini kapan pun kita mau, jika ada aku!"

Apa yang dikatakan gadis ini sepenuhnya benar. Dia merupakan Shewolf dengan memiliki kekuatan Wizard yang didapatkan dari mendiang ibunya. Dan juga dianugrahi kekuatan teleportasi.

Jordan tidak bisa mengelak, tanpa menjawab apapun Jordan pergi meninggalkan aula tersebut.

Keesokan paginya seperti biasa, sebelum berangkat ke sekolah Jordan selalu pergi ke rumah Dean. Mengawasi gadis itu dari jauh, seperti yang dirinya lakukan kemarin pagi dan siang.

Mengikuti kendaraan yang Dean naiki sampai tujuan dengan selamat.

"Deana kau selalu cantik." Jordan yang memperhatikan Dean yang kini sedang berpamitan.

Sesampai di sekolah, Jordan melihat Deana yang kini kesusahan dengan barang bawaannya dan tali sepatunya yang terlepas.

Buru-buru menghampirinya untuk membantu, akan tetapi dirinya kalah cepat dengan laki-laki lain.

Membuat Jordan mencari-cari wajah yang tertutupi tubuh Dean.

Siapa yang berani mendekati gadisnya ?

Setelah selesai membantu mengikatkan tali sepatu pada Dean, laki-laki itu mengacak-acak kecil rambutnya.

Dan akhirnya Jordan melihat siapa laki-laki itu, Rehan.

"Jauhkan tanganmu dari Mate-ku, Gamma." setelah mengetahuinya dengan cepat Jordan mindlink laki-laki itu.

Sedangkan disisi lain, Rehan terkejut mendapatkan mindlink dari sang Alpha.

"Baik Alpha." Rehan pun melihat ke arah parkiran dimana dirinya sedang ditatap oleh mata elang yang sangat menyeramkan, seperti siap membunuh.

"Rehan! Kok ngelamun?!" Dean menangkup wajah temannya yang tiba-tiba saja melamun.

Rehan dengan cepat menyingkirkan tangan Dean.

"Bukan urusanmu, buruan masuk kelas." ujar Rehan yang berjalan meninggalkan Dean sendiri.

Dean pun berlari kecil mengejar Rehan, "Eh!! Tunggu dulu! Kemaren kenapa gak masuk?!"

Rehan pun tidak mengubris pertanyaan tersebut, terus berjalan sampai masuk kelas.

Dikelas Rehan terlihat menjadi pendiam, bahkan tidak berbicara pada Dean. Rehan juga tidak meminjam alat tulis pada Dean.

Dean menatap Rehan bingung, "Kamu ini kenapa sih? Aku ada salah apa?"

Rehan tetap diam, sedangkan Dean kebingungan tidak mengetahui kenapa temannya seperti ini.

Dean memutuskan untuk ke kamar mandi.

Melihat semua pintu bilik toilet terbuka, sepertinya tidak ada orang. Kemudian Dean, berdiri didepan cermin.

Kenapa belakangan ini orang orang pada aneh?apa jangan-jangan aku yang aneh? Pikir Dean.

"Huh, tega sekali meninggalkan ku, padahal aku ingin pergi bersamanya!"

Dean terkejut, kenapa tiba-tiba ada orang?

Bahkan pintu masuk toilet berada dibelakangnya dan tidak terbuka sama sekali, dan dirinya juga yakin bahwa hanya sendiri di toilet ini?

Dean mematikan keran, kemudian seseorang berjalan ke arahnya.

"Oh Hai! Apakah ini sekolah X?"

Ini benar-benar membingungkan.

"Iya." jawab singkat Dean.

Kemudian perempuan itu menarik tangan Dean bersalaman, "Perkenalkan namaku Jane.."

Terkejut sedikit. Kemudian Dean tersenyum membalas jabatan tangan itu, "Dean."

"Baiklah, Dean maukah kamu mengantarkku ke ruang apa namanya. . . ruangan usaha? Astaga aku lupa." Jane menempelkan tangannya ke jidat dengan ke dahi.

"Ruangan Tata Usaha?" tanya Dean.

Jane tersenyum lebar, "Nah! Itu maksudku!"

"Oke." Dean pun setuju mengantar Jane ke ruang tata usaha.

Sepanjang jalan Jane terus menggandeng tangan Dean, mengikuti nya dari belakang.

Sampai didepan ruangan, "Ini ruangannya."

"Terimakasih Dean!" Kemudian Jane segera masuk ke dalam ruangan, sedangkan Dean kembali ke kelasnya.

Saat Dean berjalan ke arah kelasnya dia mendengar suara gaduh di dalam gudang.

Dean membuka pintu gudang yang terbuka setengah itu,
Betapa terkejutnya dirinya melihat Rehan yang kini wajahnya dipenuhi luka.

"Rehan!"

Dean yang melihatnya langsung menghampiri dan melihat wajah Rehan yang terluka parah,

Matanya beralih keatas melihat si pelaku, dan ternyata dia adalah Jordan.

"Jordan! Apa yang kau lakukan sialan!?" Dean sangat tidak habis pikir dibuatnya. Bagaimana pengurus sekolah ini bisa membiarkan kekerasa disekolah? Bagaimama bisa membiarkan murid yang sangat tidak mencerminkan seorang pelajar bersekolah disini?

"Aku bener-bener tidak habis pikir."

Dean membantu Rehan berdiri dan memapahnya, "Re, kamu gakpapa? Aku anter ke UKS ya? Atau mau izin pulang?"

Rehan melepaskan tangan Dean yang berada dibahunya, "Aku baik, ini memang kesalahanku. Makasih sudah bantuin De."

"Terus kamu mau kemana?"

"Mau ke UKS, tapi sendiri aja kamu gausah ikut."

Dean mengangguk dan melihat Rehan yang kimi menjauh.

Sedangkan di dalam gudang Jordan yang masih berdiam diri, melihat bagaimana wajah khawatir Dean yang ditujukan kepada Rehan yang seorang Gamma.

Haruskah Jordan menyingkirkan Gammanya?

Jordan keluar dari gudang dan melihat Dean yang kini melontarkan tatapan kecewa padanya.

Deana berbalik, dan berjalan cepat meninggalkan Jordan disana.

Sedangkan Jordan pergi ke suatu tempat, dimana dirinya bisa menyendiri.

"Gamma sialan!"

# TBC

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang