Di kastil Dean sedang mencemaskan keberadaan Jordan. Meskipun baru satu hari, Jordan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun padanya.
Jane mengatakan bahwa Jordan memiki perjalanan yang jauh tapi tidak mengatakan apa tujuannya dengan jelas.
Bahkan seringkali Dean membaca mimik Jane yang seperti sedang membohongi dirinya.
Dan kastil terasa sangat sepi.
Bahkan ketika Dean pergi melihat ke arah kota seluruh jendela dan pintu rumah tertutup rapat.
Di kastil juga tidak jauh beda, Gorden diseluruh kastil tertutup rapat. Tidak jarang Dean melihat Jane merapalkan mantra ke arah dinding.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" gumam Dean.
Dean pergi ke ke arah taman dan duduk termenung disana.
Membiarkan jarinya menginjak rumput yang terbasuhi embun.Terlihat kupu kupu yang terbang ke arahnya.
Namun saat kupu-kupu itu ingin menyentuh Dean, kupu-kupu itu meledak hancur berkeping-keping.
Dean terkejut dan berjalan mundur dengan sedikit ketakutan.
"DEAN!" Jane berlari ke arahnya dengan sedikit khawatir.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jane.
Dean mengangguk dan memegang tangan Jane, "Kupu-kupu itu meledak entah mengapa."
"Itu bukan kupu-kupu biasa, dan untung saja kau tidak terluka berkat mantra yang ku tempelkan padamu." ucap Jane dengan bernapas lega sambil memeluk Dean.
"Saat ini tidak baik berada diluar dan aku mohon untuk tetap berada dijangkauan ku." kata Jane sambil menepuk-nepuk pundak Dean.
Dean mengangguk mengerti.
Jane mengajak Dean untuk kembali masuk ke dalam.
Suasana kastil sedikit mencekam karena tidak ada orang yang berada di lorong seperti biasa. Entah kemana para omega dan prajurit pergi.
Jane mengajak Dean untuk pergi ke kamarnya. Jane menutup pintunya dengan rapat dan kembali merapalkan mantra.
"Ada apa sebenarnya Jane tolong katakan kepadaku dengan jujur!" pinta Dean sambil memegang kedua tangan Jane.
Jane menggigit bibir bawahnya, sedikit bimbang. Haruskah Jane mengatakam yang sejujurnya. Tapi Jordan memerintahkam untuk tidak mengatakan kebenaran pada Dean.
Namun, melihat Dean yang kebingungan dan ketakutan secara bersama membuat Jane tidak tega.
Jane mengajak Dean duduk dipinggir kasur miliknya.
"Salah satu demon yang memiliki kekuatan tinggi sedang menyerang, dan mungkin sudah terjadi perang di perbatasan. Saat ini seluruh kawasan Lightmoon Pack sudah di kelilingi mantra jahat oleh para witch musuh. Namun semua pemukiman dan kastil ini sudah dilindungi oleh mantra jadi tetap berada di dalam rumah jika ingin tetap selamat." jelas Jane secara rinci.
Dean mengaga tidak percaya, "Lalu bagaimana dengan Jordan? Apakah dia baik-baik saja?"
"Aku masih bisa mengontaknya yang artinya dia baik-baik saja." Jawab Jane.
Dean menyatukan tanganya, memohon pada tuhan untuk meberikan keselamatan pada Jordan.
Entah apa yang terjadi diluar sana, Dean berharap semua ini cepat berlalu.
Dean memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya, lalu tersenyum pahit.
Baru sebentar Dean merasakan bahagia berasama Jordan kemarin, dan sudah terjadi masalah lagi.
Dean berjalan ke arah jendela lalu memegangnya, "Apa aku boleh melihat ke luar?" tanya Dean tanpa menoleh.
"Ya, selagi ada aku disini." Jawab Jane.
Dean membuka jendela secara perlahan. Dapat terlihat awan gelap mengerikan yang berada sangat jauh di ujung sana.
Angin bertiup sangat kencang.
Kamar Jane memiliki pemandangan hutan yang lebat. Dean melihat ke arah sekeliling yang sangat kosong.
Sampai matanya melihat sesuatu yang berada diantara pohon.
Berwarna hitam.
Dean menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.Itu adalah seseorang yang sedang berdiri.
Laki-laki itu sedang berdiri melihat ke arah Dean tanpa bergerak sedikit pun.
Kemudian mengeluarkan sayap hitam yang sangat besar dan taring yang menyeringai.Dean membelalakan matanya, merasakan ketakutan yang luar biasa ketika mata mereka bertemu. Dengan cepat Dean menutup jendela. Napasnya tersenggal ketakutan.
Jane segera menghampiri Dean, "Hei hei, ada apa?" tanya Jane menepuk-nepuk pelan punggung Dean.
"Itu, ..."
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wolf
WerewolfJordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingin mencari keberadaan Mate-nya. Sampai suatu ketika Jordan bertemu dengan wanita cantik yang hanya s...