#47

15.6K 1.1K 1
                                    

Sudah seminggu setelah tersebarnya berita bahwa Luna dari Lightmoon Pack sudah sembuh. Seluruh warga turut bersuka cita setelah mendengar kabar itu.

Bahkan warga membuat perayaan untuk kembalinya Luna mereka.

Kini di dalam kastil Dean sedang berjalan dengan Jordan disisinya, mereka menuju ke ruang makan. Dean berjalan dengan tertatih-tatih. Karena tubuhnya tidak bergerak 5 tahun lamanya.

Saat Dean ingin duduk di meja makan, tiba-tiba saja segerombolan datang dan memberi hormat.

Tidak lain tidak bukan merka adalah Rehan, Daniel, dan Azre.

"Lapor Alpha, seluruh istana dalam keadaan baik!" kata Daniel.

Jordan mengangkat alisnya satu dan memandang mereka dengan heran.

Azre yang melihat hal itu mencolek siku Daniel memberi isyarat untuk bicara.

Sedangkan Daniel tidak tahu harus berbicara apa.

Kecanggungan muncul. Namun hanya sebentar, karena Dean kembali berdiri dengan mata berbinar.

"KALIAN! AKU KANGEN BANGET!" kata Dean.

Dengan terombang ambing Dean berjalan ke arah mereka.

Dengan sigap Jordan segera membantu Dean berjalan, "Kangen?" tanya Jordan melirik ke arah Dean.

Dean menganggukan kemudian berbisik, "Merindukan."

"Kau merindukan mereka?!" tanya Jordan.

Azre, Daniel dan Rehan hanya terdiam kikuk memdengar hal itu.

"Mereka temanku Jordan, jika kau lupa." kata Dean.

"Ah iya aku lupa, maaf Deana."

Setelah mereka berdekatan, Dean segera menghamburkan pelukan ke arah mereka bertiga.

Dan mereka bertiga juga terbawa suasana memeluk Dean dengan haru.
Sambil menangis bersama.

"Ekhem!" Jordan berdehem.

Mereka bertiga segera melepaskan pelukan Dean. Dan kembali kikuk.

Dean yang sudah paham dengan hal seperti imi segera mengajak mereka untuk makan bersama.

Mereka makan beraama dengan canda tawa. Rindu yang selama ini mereka tahan kini terbebas sudah.

Menatap sosok yang selema ini mereka rindukan kini tertawa beraama.

Bahkan Jordan tidak pernah sedetik pun memalingkan wajahnya dari Dean.

Tawa yang selama ini ia rindukan, senyuman manis yang selalu ia nantikan. Mata indah yang selama ini tertutup kini sudah terbuka lebar.

Tangan kiri Jordan selalu menggenggam tangan Dean dan tangan kanannya melanjutkan aktivitas makannya bersamaan dengan matanya yang terus memandang Dean.

Sedangkan Dean tidak pernah merasa terganggu dengan apa yang Jordan lakukan.

"Jika sudah selesai makan silahkan pergi." mindlink Jordan.

Daniel yang sedang makan tersedak.

"Baik Alpha." jawab mereka serentak melalui mindlink.

Mereka mengerti bahwa Alphanya memerintahkan untuk segera pergi bukan saat selesai makan tetapi sekarang juga.

Mereka bertiga segera menyudahi makanan mereka dan bangkit untuk berpamitan.

"De kita pergi dulu ya, semoga lekas sembuh." kata Azre.

Rehan mengangguk.

"Loh makannya udah selesai? Ini masih banyak." Dean menunjuk sisi meja makan yang berada didekatnya.

"Udah De, udah kenyang." kata Daniel.

Dean mengangguk, "Ya kalau gitu sampai jumpa lagi." kemudian melambaikan tangan.

Mereka bertiga membungkuk hormat memberi salam kepada Alpha dan Lunanya.

Dean melanjutkan makannya dengan lahap. Sampai setelah makan Dean menghadap ke Jordan yang sedari tadi memperhatikan nya tanpa henti.

Menatap mata Jordan, "Apa kau ingin main tatap-tatapan denganku?"

Jordan sedikit bingung, "Apa maksudmu Deana?"

Sebelum menjawabnya Dean mengambil air untuk menegukbya terlebih dahulu.

"Sedari tadi kau terus menataku, lebih baik kita adu tatapan saja yang berkedip duluan dia yang kalah." jelas Dean sambil membersihkan sekitar bibirnya menggunakan tisu.

Jordan menarik kursi milik Dean untuk mendekat ke arahnya. Kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah Dean, sehingga mereka dapat merasakan hangatnya napas satu sama lain.

"Apa hadiah untuk ku?" tanya Jordan.

"Apapun." jawab Dean.

"Seperti tadi malam tapi sampai aku lelah, bagaimana?" Jordan menampilkan senyum piciknya.

Sedangkan Dean sedikit merinding ketakutan.

"Kalau sampai kau lelah, itu akan berlangsung selamanya Jordan." kata Dean.

"Tidak akan lama."

Dean menyentil kening Jordan dengan pelan, karena sedikit kesal mendengar Jordan mengucapkan sesuatu yang tidak mungkin.

"Sepertinya yang menghambat kesembuhanku itu dirimu, bahkan dari saat pertama kali aku sadar kau melakukan itu dengan rutin sampai kini setiap malam."

Jordan tertawa kecil, "Karena aku sangat merindukanmu, kalau gitu tidak lama tapi bagaimana kalau pagi, siang, dan malam?"

Dean menggeleng cepat, kemudian tangannya mendorong badan Jordan untuk menjauh darinya.
"Tidak jadi main."

"Oh ayolah Deana, bagaimana bisa kau tega mempermainkanku?" Jordan memanyunkan bibirnya.

Melihat hal itu Dean sedikit gemas dibuatnya. Bagaimana bisa Jordan bersikap menggemaskan seperti itu dihadapannya.

"Tidak." kata Dean sambil membuang mukanya.

Tanpa aba-aba Jordan mengangkat Dean, kemudian mengecup bibir Dean sekilas. "Sayang sekali aku tidak menerima penolakan, Deana."

Kemudian Jordan membawa Dean ke kamar mereka.

"Cepat bertukar denganku." Kata Justin.

"Tidak, lebih baik kau tidur."

"Dasar manusia sialan!"

Jordan dan Dean tertawa kecil dibuatnya. Dan melanjutkan aktivitas mereka.

#TBC

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang