#16

17.4K 1.4K 4
                                    

Jordan menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan melihat Dean yang kini sedang berlari kearahnya.

Saat tepat dihadapannya, Dean memegang lengan Jordan. "Hahh.. Hhh.. Huftt.."

Sampailah mereka disebuah balkon besar yang berada di istana. Jordan berdiri menghadap rembulan, sedangkan Dean yang terpukau karena dapat melihat pemandangan kota dari atas.

Kemudian Jordan mengambil salah satu tangan Dean lalu menggenggamnya.

"Deana, aku tidak suka tangan ini menyentuh pria lain." Jordan menunduk melihat ke arah tangan yang dirinya genggam, sambil mengelusnya.

Dean mendongak menatap Jordan dengan senyuman diwajahnya, "Jordan tadi aku hanya membantu temanku, Rehan bukanlah pria lain." tangan Dean yang masih terbebas dengan berani menyentuh wajah Jordan. "Rehan, Danil, Azre... Mereka adalah temanku."

Jordan menghela napasnya panjang, karena menurut Jordan tidak boleh ada yang menyentuh Dean selain dirinya dengan alasan apapun itu mutlak.

"Sekarang aku harus pulang karena sudah malam." kata Dean.

Jordan yang mendengar hal tersebut menarik Dean kedalam dekapannya, "Rasanya aku tidak ingin membiarkanmu pergi, Deana."

"Masih ada hari esok."

Jordan mengangguk, "Biarkan aku mengantar mu, Deana."

Jordan menggandeng tangan Dean dengan lembut, menuntunnya keluar dari istana.

Jordan memutuskan untuk mindlink salah satu omeganya, "Berubahlah, beri tumpangan untuk Lunamu dan jangan mengucapkan sepatah kata pun."

"Baik Alpha, Suatu kehormatan besar bagi saya untuk menjadi tunggangan Luna."

Deana terkejut saat seekor serigala menghampirinya lalu bersembunyi dibelakang tubuh Jordan.

"Tenang saja Deana, dia tidak akan melukaimu." Jordan menggandeng tangan Dean dan menuntunnya untuk mendekati serigala itu, "Naiklah, agar kamu tidak lelah melewati hutan."

Dean menggeleng ragu, "Kamu gimana?" tanya Dean pelan.

Jordan tersenyum, "Aku akan berjalan disamping mu Deana, naiklah."

Dengan ragu Dean menaiki serigala itu, tangan Dean menggenggam erat jemari Jordan.

Jordan berjalan pelan, serigala itupun berjalan mengikuti Jordan.
Jordan menoleh ke arah Dean yang terlihat pucat ketakutan. Ibu jari Jordan mengelus tangan mungil yang kini digenggamnya, "Jangan takut, aku disini."

Walaupun merasa aman, Dean tetap takut dengan kegelapan.

Setelah beberapa waktu akhirnya mereka sampai diluar hutan.
Disana sudah ada satu mobil yang terparkirkan, sudah ada beberapa pelayan juga disana.

"Ini Alpha, sudah saya siapkan kendaraan untuk anda." ujar pelayan laki-laki yang berada disebelah mobil itu.

Jordan membukakan pintu belakang untuk Dean, lalu kemudian ikut masuk.
Di dalamnya sudah ada supir yang menunggu.

Selama diperjalanan hanya ada kesunyian. Dikarenakan Dean yang biasanya tidak berhenti berbicara sudah kehabisan battery nya.

Tuk'tuk'tuk

Bunyi sesuatu yang terus terbentur ke kaca mobil, Jordan menoleh dan terlihat Dean dengan mata terpejamnya.

Jordan meraih pelan kepala Dean lalu membawa kedalam dekapannya.

Mengelus pelan rambut lurus Dean, mencium dahinya dengan lembut. Rasanya Jordan ingin hari ini terulang setiap harinya.

"Turunkan kecepatan kendaraan ini." mindlink Jordan kepada pelayan yang sedang mengendarai didepan.

"Baik Alpha."

-

Pagi harinya seperti biasa, kegelisahan Dean sudah tidak muncul lagi. Suasana hatinya kali ini sangat bagus.

"Pagi Ma! Muaah..." Dean mengecup pipi ibunya.

Sang ibu tersenyum melihat putrinya yang kembali ceria. Tidak seperti belakangan ini, Dean selalu cemberut dan lesu.

"Pagi sayang, ini bekal untuk kamu ya nak." kata Ibu sambil menyodorkan kotak makan berwarna biru muda.

Dean mengambil kotak makan itu lalu tersenyum, "Makasih Ma! Deana berangkat ya."

Dean keluar rumah dengan membawa bekal ditangannya, lalu didepan gerbang rumahnya terlihat seseorang menggunakan seragam yang sama dengan dirinya sedang duduk di motor berwarna hitam dengan menggunakan helm berwarna hitam juga.

Dean menghampiri orang tersebut, "Cari siapa ya?"

Orang tersebut membuka kaca Helmnya, "Mencari manusia cantik bernama Deana, apakah ada?"

Setelah melihat dan mendengar hal tersebut Dean menggigit bibir bawahnya sambil tersenyum salah tingkah. Tidak ada laki-laki lain yang bisa berkata manis seperti itu kepada Dean kecuali Jordan.

Jordan mengacak pelan rambut Dean yang terlihat menggemaskan.

"Naiklah Deana." Jordan memberikan helm lainnya ke arah Dean.

Dean memasukan bekalnya ke dalam tas, mengambil helm tersebut dan segera naik. Jordan menuntun kedua tangan Dean untuk melingkar dipinggangnya.

Sedangkan Dean menyandarkan kepalanya dipunggung Jordan, tidak lupa senyum diwajahnya yang sangat sulit untuk disembunyikan.

Pagi yang sangat indah untuk Jordan dan Dean.

Sesampainya di parkiran sekolah, Dean melepaskan helmnya lalu memberikan kembali ke Jordan.

"Makasih Jordan." ucap Dean.

"Untuk apa?"

"Tumpangannya."

Jordan merapikan rambut Dean yang sedikit berantakan, "Sudah kewajibanku menjaga mu, Mulai sekarang apa aku boleh menjemput dan mengantarmu, Deana?"

Dean tersenyum lebar, "Boleh tapi apa aku merepotkan?"

"Tidak, dirimu adalah segalanya untukku." ucap Jordan sambil menggeleng cepat.

# TBC

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang