#33

12.8K 1.2K 9
                                    

Hari sudah petang, Dean baru saja membukakan matanya. Merasakan sesuatu yang berat melingkar dipinggangnya, ternyata itu lengan Jordan.

Jordan kini tengah tertidur dengan pulas, Dean sangat mengerti Jordan mengalami malam yang panjang.

Dean mengecup dahi Jordan yang tengah tertidur, lalu berusaha bangkit dari tempat tidurnya.

Dean mengetuk pintu untuk memberikan kode kepada prajurit yang berjaga diluar. Dan dengan cepat pintu terbuka.

Dean berjalan-jalan mengelilingi kastil, melihat orang-orang berlalu lalang dengan suasana petang.

Dean pergi ke salah satu balkon yang memperlihatkan area pelatihan untik warior.

Tampaknya dia mengenal seseorang yang berdiri disana.

"DANIEL!" Dean berteriak dengan sangat kencang lalu melambaikan tangannya.

Daniel yang mendengar itu menoleh lalu tidak acuh.

Seperti biasa, Daniel memang menyebalkan.

Dengan cepat Dean turun lalu menghampiri Daniel yang sedang bertarung.
Sudah lama Dean tidak bertemu dengan teman-temannya. Seharusnya Dean bisa bertemu setiap hari karenakan Dean sudah tinggal di kastil.

Tapi malah Dean jarang melihat keberadaan mereka.

Daniel memberi syarat untuk berhenti kepada lawannya, lalu menghampiri Dean.

"Azre sama Rehan kemana? Ada tidak?" tanya Dean.

"Mereka lagi ada tugas Dean. Tumben, ada apa?"

Dean menghela napas, "Aku cuma berkeliling, dan jujur saja tidak tahu cara kembali."

Daniel terbahak mendengar hal itu, Dean memang selalu Dean. Tidak pernah berubah.

Daniel melirik tanda yang berada dipundak Dean, sedikir terkejut.
Dean yang mengerti, mempersilahkan Daniel melihatnya, "Bagus bukan? Ternyata seperti ini rasanya aku dapat tato gratis."

Mereka tertawa, "Ya ya ya terserah apa katamu."

"Temani aku keliling Niel, supaya gak kesasar."  pinta Dean.

Daniel mengangguk, "Suatu kehormatan Luna." ucapnya sambil membungkuk hormat.

Lalu Dean menjitak kepala Daniel.

Daniel hanya bisa meringis lalu menunjukan gigi putihnya.

Mereka berdua berjalan-jalan sekitar kastil, terkadang berhenti sejenak untuk melihat lihat.
Dean selalu tampak takjub dengan apa yang baru saja dia lihat.

Sampai mereka tiba di halaman yang luas seperti diatas bukit yang dikelilingi banyak jenis kuda.

Salah satu kuda putih menghampiri mereka berdua. Dengan senang hati Dean menyambut kuda itu lalu mengelusnya.

"Boleh aku naikin kudanya?" tanya Dean sambil menoleh ke arah Daniel.

Daniel mengangguk, "Boleh, jangan sampe jatuh tapi ya."

Dean mengangguk cepat, dengan bersemangat dia menaiki salah satu kuda putih yang menghampirinya.

Disisi lain Jordan baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Tangan meraba ke segala sisi kasur untuk mencari sosok yang selalu ia peluk.

Matanya terbuka perlahan, "Deana?"

Jordan melihat ke sekeliling ruangan dan tidak menemukan sosok yang ia cari. Bahkan sangat hening tidak terdengar ada suara adanya pergerakan di kamar.

"Dasar manusia tukang tidur! Lihat sekarang mate ku hilang brengsek!" Justin yang secara tiba-tiba memindlink Jordan.

"Diamlah anjing." Jordan memegang kepalanya yang terasa berat. Mencoba untuk menetralkan rasa sakitnya.

Setelah dirasa sudah terbiasa dengan seluruh rasa sakit yang tersisa ditubuhnya. Jordan mengambil jubah berbulunya kemudian berjalan keluar dengan tenang.

Jordan bisa merasakan bahwa Dean berada didalam kawasannya.

Ah setelah menandai Dean, Jordan juga dapat mencium baunya lebih tajam dari sebelumnya bahkan bisa merasakan keberadaan Dean.

Jordan menampilkan senyum kecil karena Dean terus berlarian dipikirannya.
Sedangkan para omega yang melihatnya sedikit heran. Karena melihat hal yang tidak biasa dilakukan oleh Alphanya.

Bukan menuju singgasana Jordan membelokan dirinya mengikuti harum Dean yang menyengat dipenciumannya.

Sampailah ditengah lapangan kuda.

Jordan melihat Dean yang sedang menunggangi kuda dan tersenyum simpul.

Menyadari Dean tidak sendiri, Jordan melihat ada laki-laki yang mengawasinya.

Daniel mendengar suara langkah kaki yang menuju ke arahnya. Saat ia berbalik badan, "Alpha." Daniel segera menunduk hormat.

"Kau pergilah." ucap Jordan.

"Baik Alpha." Daniel membungkuk sebentar sebelum pergi meninggalkan Dean bersama Jordan.

Dean masih asik menunggangi kuda sambil menatap bukit bukit disekitarnya. Mendengarkan cuitan burung, pohon-pohon yang bergoyang mengikuti arah angin.

Sangat indah, Dean sangat menyukai pemandangan yang ia nikmati saat ini.

Tapi tiba-tiba Dean merasa jantungnya berdebar, Dean dapat mencium aroma yang sangat harum disekitarnya.

"Wangi apa ini?" gumam Dean.

Melihat sekitarnya dan tidak ada bunga atau bahkan apapun kecuali rumput dan pohon yang hijau.

Dean menoleh kebelakang. Terlihat Jordan yang mendekat ke arahnya sambil tersenyum.
Dan aroma itu juga semakin kuat.

"Berapa kali kau mandi Jordan? Kenapa sangat wangi? Tapi seingatku tidak ada wangi seperti ini disabun kamar mandi." Dean bingung, apa Jordan memakai parfum? Tapi ini sangat berlebihan harumnya.

Jordan mengambil tangan Dean lalu mengecupnya. "Itu terjadi karena kamu sudah ku tandai, jadi kamu dapat mencium aroma tubuhku sepeerti itu."

Dean mengangguk, "Ah begitu, apa kamu juga merasakan itu juga padaku?"

"Dari pertama kali kita bertemu, hanya saja sekarang lebih tajam." jelas Jordan.

Tanpa aba-aba Jordan menaiki kuda yang Dean tunggangi. Kemudian memeluk pinggang Dean secara posesif.

Menaruh wajahnya dipundak Dean, mengecupnya sekilas. "Aku mencintaimu."

#TBC

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang