31

149 38 0
                                    

Sudah dua pekan berlalu setelah perjuangan selama sebulan yang diriku lakukan kala itu. Runtinitasku kembali seperti biasa, hanya saja sesekali masih menyempatkan diri untuk membuat masakan pagi atau terkadang menu makan malam. Terkadang pula sengaja untuk berangkat lebih awal dan pulang lebih telat daripada waktu normal. Soora yang mendapati diriku yang tampak kembali seperti keadaan biasa setelah selama sebulan itu nyaris membuat Soora penasaran akibat perubahanku yang lebih banyak tersenyum dan melakukan segalanya tepat waktu pun merasa terheran.

"Sebentar lagi ulang tahun Jungkook, kita akan berpesta di mana?" tanya Soora.

"Rumahku? Seperti biasa tak ada siapapun di dalam sana sebab semua tengah sibuk."

"Kau mendeskripsikan rumahmu seolah itu adalah tempat terkutuk."

"Lantas harus disebut apa? Istana? Atau rumah besar tak berpenghuni?"

Baik aku dan Soora tahu bahwa pria Jeon itu juga jengah dengan keadaan keluarga yang sering meninggalkan dirinya sejak menduduki sekolah dasar.

-o★o-

"Baru pulang?"

Aku sedikit terkejut ketika mendapati Papa tengah duduk di kursi tamu.

"Ada tugas kelompok dan harus dikumpulkan besok, jadi kita mengejar deadline."

Itu hanya alibi yang sudah diriku persiapkanlah jika akan pulang terlambat dan tanpa sengaja terlihat oleh Papa.

Papa mendesah panjang dan kembali bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur dengan cangkir kosong yang dirinya genggam. "Lain kali jangan terlalu larut."

Aku hanya mengangguk dan kemudian berjalan cepat menuju lantai dua berniat untuk memasuki kamarku. Pergerakanku terhenti dengan jantung yang berdegup kuat, terkejut mendapati pintu di sebelah kamarku terbuka dan menghadirkan pria yang sudah berusaha untuk diriku hindari selama dua pekan ini.

Kami melakukan kontak mata dalam beberapa detik sebelum akhirnya diriku memutuskan lebih awal dan berjalan melewati pria itu yang masih mematung dalam tempatnya berdiri.

[]

ABOUT: SENSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang