32

156 35 1
                                    

Kali ini diriku tengah memasak menu sarapan pagi, nasi goreng dan telur. Papa datang dan menghampirinya diriku yang tengah meletakkan hidangan di atas meja makan. Yoongi menyusul dan kemudian duduk di kursi yang biasa dirinya tempati.

"Pa, Jihye berangkat lebih awal." Papa menatap diriku heran.

"Sepagi ini? Tidak sarapan lebih dulu?"

"Nanti saja di sekolah."

"Tunggu!" Papa menghentikan pergerakanku dengan interupsinya. "Berangkat bersama Yoongi, tunggu sebentar lagi."

Aku menggeleng cepat. "Tidak perlu, Kak Jimin sudah menunggu di depan."

"Jimin? Dia ada di luar? Biarkan dia masuk terlebih dahulu dan makan bersama kita."

Lagi-lagi diriku menggeleng. "Tidak perlu, aku sudah terlambat dan aku juga melarang dirinya untuk menghampirinya diriku ke sini dan tetap menunggu di dalam mobil."

Papa menghela napas. "Baiklah, hati-hati."

Lalu diriku benar-benar pergi meninggalkan pelataran rumah bersama Jimin yang telah menunggu di luar sekitar sepuluh menit lamanya.

-o★o-

"Para wanita tersayang, diriku mengundang kalian di rumahku besok malam jam tujuh." Jungkook menghampiri diriku dan Soora di meja kantin.

"Pelankan suaramu, bodoh." Soora menatap tak suka pada pria Jeon di depan kami.

"Siapa saja yang akan dirimu undang?" tanyaku.

"Hanya kalian."

Aku menatap Jungkook bertanya. "Hanya kami?"

"Yeah, diriku tidak begitu menyukai orang-orang di sini." Tatapan pria itu jatuh pada gelas minumannya. "Ah, mungkin aku akan mengajak Kakak kandungku dan beberapa teman yang lain."

"Kau punya Kakak kandung?"

"Ya," jawab Jungkook terhadap pertanyaan Soora.

Jungkook pemuda yang sedikit memiliki teman laki-laki. Mungkin dirinya mempunyai teman satu gender, namun hanya sebatas teman mengobrol biasa. Pria itu berkata bahwa lebih menyukai diriku dan Soora daripada teman sesama pria di sekolah ini. Semula Soora sempat tidak menyukai Jeon Jungkook, namun kini kami bertiga menjadi teman baik dan selalu menjadi tempat bagi pria itu menumpahkan segala keluhnya. Jeon Jungkook adalah pria yang terlewat baik, hanya saja diriku tidak bisa menyukainya melebihi kadar pertemanan yang kita jalin.

[]

Nanti malam.

ABOUT: SENSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang