28

158 38 0
                                    

Mentari menggantung di atas cakrawala dengan cahayanya yang lebih hangat ketika menyentuh epidermis dari kemarin. Angin di taman belakang universitas terasa berhembus cukup kuat hingga sedikit menyamarkan panasnya terik matahari.

"Aku mencari dirimu dan ternyata kau di sini?"

Yoongi hanya diam tak mempedulikannya pria yang kini tengah mendudukkan diri di sebelah pria Min itu.

"Kau sedang apa?"

"Ada apa?"

"Huh?"

"Dirimu tidak mungkin menemui diriku hanya bertanya tentang apa yang aku lakukan, bukan?"

Lalu pria dengan surai brunette itu tertawa manis. "Kau tahu sesuatu bahkan sebelum aku memberitahu."

"Sekarang apa?" Pria Min itu masih menyibukkan diri dengan pena serta buku tulis yang digenggamnya.

"Perempuan yang ada di rumah Tuan Park kala itu, kau mengenalnya?"

"Siapa? Soyeong?"

"Tentu bukan, aku tidak mungkin menanyakan Soyeong teman satu fakultas itu."

"Lantas?"

"Jihye, siapa dia?"

-o★o-

"Jihye, siapa dia?"

Aku menoleh menatap pria di sebelahku yang masih setia tersenyum seraya menatap Papa seraya membungkukkan tubuh hormat pada Papa.

"Maaf mengganggu, Tuan Park. Saya Park Jimin, teman Min Yoongi. Saya ada perlu dengan Yoongi dan tanpa sengaja melihat Jihye yang berjalan dari halte ingin pulang."

"Kau mengenal Jihye?"

"Tidak begitu, aku hanya sempat melihat Jihye memasuki rumah ini saat sedang melakukan tugas bersama Yoongi di rumah ini dan ketika saya tanya ternyata Nona Park anak dari Tuan Park. Maaf telah lancang mengantar Jihye pulang."

"Tidak, tidak masalah. Justru akan lebih baik jika Jihye ada yang menjaga. Jangan panggil seperti itu, panggil saya Paman seperti sebagaimana Yoongi memanggil saya."

"Ah, baik Paman."

Lalu Papa pergi dari tempatnya yang semula berdiri di ruang tamu dengan tangan yang memegang cangkir kosong menuju dapur.

Park Jimin benar, kami bertemu ketika tanpa sengaja bertemu dengan aku yang berjalan dan pria itu mengendarai mobil. Min Yoongi sedang tidak bisa menjemputmu, itu isi pesannya.

Aku berdiri setelah melepas ikatan sepatuku dan meletakkannya di tempat yang telah di sediakan, namun diriku terpaku ketika mendapati pria lain di belakang pria Park yang masih setia di belakangku.

"Jimin? Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku ingin menemui dirimu. Kau meninggalkan flashdisk di meja tadi."

Lalu tatapan pria Min itu berpindah kepada diriku hingga membuat aku sedikit salah tingkah. "Aku masuk lebih dulu, Kak. Masuklah, saya permisi," ujarku ke arah pria Park yang tersenyum kepadaku. Jujur saja bahwa senyumannya cukup menawan untuk dipandang. Lantas diriku benar-benar pergi meninggalkan dua pria yang masih menetap pada tempatnya.

"Kau bisa mengembalikannya besok, bukan?"

"Hanya ingin, selagi ada waktu luang dan diriku cukup jenuh berada di apartemen."

"Lalu bagaimana Jihye bisa bersama dirimu?"

"Tidak sengaja bertemu di jalan."

Lalu Yoongi mendesah kasar lalu sedikit menyentak bahu Jimin ketika ingin melewati pemuda Park itu yang kemudian mendapatkan tatapan aneh dari manik kembar pria yang mendapat perlakuan mengejutkan dari pria Min tersebut.

[]

ABOUT: SENSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang