ABOUT: SENSE

8

Keadaan rumah sangat sunyi tak jauh berbeda dengan keadaan di sekitar komplek rumahku. Meski hari telah larut, suara burung terdengar tapi bukan suara burung hantu milik tetangga sebelah kiriku. Entah, burung liar mana yang bernyanyi di tengah malam.

Keadaan kamarku juga cukup hening. Suara pendingin ruangan terdengar halus. Terkadang dengkuran Jungkook juga terdengar keras—mungkin hanya untukku, sebab Soora terlihat seperti tak merasa terganggu sedikitpun. Tapi kini dengkuran Jungkook tak terdengar saat ini, mungkin pria kekar itu sedang keluar sebab samar-samar suara pintu yang terbuka terdengar.

Aku dan Soora tertidur sekitar pukul sebelas malam dan sekarang mungkin sudah pukul satu pagi? Untuk Jungkook, aku tidak tahu kapan pria itu selesai dengan game miliknya tadi.

"Ya! Kau siapa? Sedang apa di rumah orang malam-malam seperti ini? Dasar pencuri tak berakal!"

Itu suara Jungkook dan sebab teriakannya aku terbangun yang kemudian membuka pintu kamar kencang tanpa mempedulikan Soora terkejut dibuatnya.

Aku turun secara cepat ke lantai bawah menuju dapur, sebab suara Jungkook yang beradu cakap dengan orang lain terdengar dari arah sana.

Aku mengambil sapu yang terdapat di dekat area dapur. Berjaga-jaga takut jika Jungkook tak dapat menangani pencuri itu sebab telah tumbang.

Jungkook melihat diriku yang berada di belakang sosok pencuri yang tengah memeluk perutnya sedikit membungkuk. Aku mencari ancang-ancang untuk memukul pencuri itu dari belakang. Baru saja diriku mengangkat tinggi-tinggi sapu rumahku, namun terhenti kala mendengar rintihan yang orang asing itu lontarkan.

Tidak, aku seperti kenal suara ini baru-baru ini.

Orang asing itu menjatuhkan diri dengan tangan yang senantiasa memeluk perutnya dengan posisi miring.

Aku membola dengan mulut yang setengah terbuka. Berbeda dengan Jungkook yang seolah tetap menyuruhku untuk memukulnya melalui tatapan matanya.

"Astaga, Kak Yogi!"

[]

[A.N]: Yogi-ya~
            Ooppss,
            Yoongi-yaaa~