11. Takut

1.5K 142 16
                                    

Jisung terbangun tengah malam karena mimpi buruknya. Kejadian hari itu terulang lagi di mimpinya. Bagaimana Minho begitu marah padanya. Bagaimana Hyunjin melecehkan dan merendahkannya.

Mungkin karena tadi siang dia bertemu dengan Hyunjin, kenangan yang berusaha Jisung lupakan terputar lagi dan mampir di dalam mimpinya.

Keringat mengucur deras. Jisung seperti telah bermimpi dikejar hantu atau penjahat, tapi nyatanya ini hanya mimpi tentang Hyunjin.

Dia mengatur nafasnya, dan menyadari jika Minho tidak ada di tempatnya tidur.

Jisung panik, dia ketakutan jika Minho minum lagi. Bisa-bisa kejadian malam itu akan terulang lagi.

Jisung berlari keluar kamar dan menuju dapur. Benar, Minho ada disana. Tapi kali ini Jisung bisa bernafas lega, Minho sedang meminum segelas cokelat panas.

"Kenapa? Gue gak punya wine lagi. Satu-satunya yang gue bawa udah lo hancurin waktu itu."

Jisung tidak menjawab ucapan Minho. Dia berjalan menuju kulkas dan mengambil sebotol air mineral darisana.

Setelah meneguk air mineral yang diambilnya, Jisung duduk di kursi yang berhadapan dengan Minho.

"Kak... tentang Hyunjin..."

"Gue gak mau bahas itu."

"Jisung mau tanya sesuatu kak."

Awalnya Minho ingin beranjak darisana, tapi kemudian dia mengurungkan niatnya.

"Kakak dan Hyunjin, kalian saling kenal karena satu sekolah? Kakak yakin sebelumnya kalian belum pernah bertemu?"

"Mending gue yang tanya. Lo ngapain nanya kaya gitu? Ngapain lo ungkit masalah ini lagi?"

"Aku yakin kak, Hyunjin punya masalah lain. Selain dia merasa iri sama kakak."

"Ya lo pikirin sendiri. Lo yang lebih dekat sama dia bukan? Secara lo kan pacarnya dia bertahun-tahun."

Minho tersenyum meremehkan. Jisung bisa melihat itu dengan jelas.

"Hyunjin punya sebuah dendam sama kakak."

"Jangan sok tau."

"Jisung ingat, dulu Jisung pernah lihat foto Papa Lee ada di dompet Hyunjin. Hyunjin bilang-"

"Berhenti ungkit masalah ini! Lo keterlaluan ya. Sekarang lo bawa-bawa bokap gue juga?"

"Kak, dengerin dulu-"

"Cukup. Hyunjin udah pergi dari kehidupan kita. Jangan pernah sebut nama dia lagi!"

"Engga, kak. Hyunjin-"

"Masalah hubungan kita ini akar permasalahannya ada di diri lo! Kalaupun kita tau apa maksud Hyunjin lakuin ini semua, apa pengaruhnya? Hubungan kita tetap hancur. Dan lo harus tau, ini semua gak bakal terjadi kalau gue gak jatuh cinta sama lo saat itu. Iya, gue manusia bodoh yang bisa-bisanya jatuh cinta sama manusia licik kaya lo."

Jisung tidak bisa berkata-kata. Dia berdiri dan tanpa disadarinya dia berjalan mundur. Menjauh dari Minho dengan kepalanya yang menunduk menatap lantai.

"Kakak menyesal mencintai Jisung?"

Minho tidak menjawab. Dia tahu kalau dirinya sudah keterlaluan. Ucapannya sudah begitu menyakiti hati Jisung.

"Iya, Jisung ngerti kak. Tapi kakak harus tau, Jisung sama sekali gak pernah menyesal mencintai kakak. Jisung gak pernah cuma berpura-pura mencintai kakak, Jisung benar dan sungguh-sungguh mencintai kakak. Jisung sudah menghapus perasaan Jisung untuk Hyunjin, sejak lama. Kalau Jisung memang harus memilih pada saat kalian berdua masih di sisi Jisung, Jisung akan memilih kakak daripada Hyunjin."

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang