Setelah pertengkaran itu, Naruto memutuskan untuk tinggal sementara di apartemen miliknya. Dirinya harus mengontrol perasaannya, dia harusnya sadar jika Akeno tidak akan pernah menerima di dalam hatinya. Kenyataan pahit yang harus Naruto terima disaat dirinya pertama kali merasakan jatuh cinta namun wanita itu memilih mempertahankan perasaan dari pria yang sudah membuangnya
"Hehehe sangat menyedihkan... "
"Memang menyedihkan" Naruto terlonjak kaget karena mendengar suara seorang wanita dan saat menoleh matanya melotot melihat siapa orang itu
"M-mom? Apa yang mommy lakukan disini? Bagaimana mommy tahu kalau Naru disini? Bagaimana mommy bisa masuk apartemen Naru?" Dengan kecepatan super sonik Naruto memberondong Arthuria dengan berbagai pertanyaan
"Haisss bertanyalah satu-persatu nak, kamu mau membuat darah tinggi mommy naik heum?" Naruto hanya nyengir saat mendengar Arthuria mengomel
Naruto berjalan kearah dapur untuk membuatkan teh kesukaan Arturia yang saat ini tengah duduk anggun di sofa
"Jadi mommy kesini ada apa? Tumben mau jauh dari pak tua itu" Arthuria terkekeh
"Bukan mommy yang tidak mau jauh namun daddy mu yang tidak mau jauh dari mommy"
"Pak tua itu memang sangat manja sama mommy, tidak ingat umur masih tidak mau lepas dari mommy, dasar bayi gede"
Arthuria tertawa mendengar gerutuan Naruto, tak lama suasana kembali hening dan Arthuria dapat melihat sorot mata sendu Naruto
"Ada yang mau kamu ceritakan pada mommy?" Tanya Arthuria dengan nada keibuan sambil menepuk pahanya sebagai tanda meminta Naruto menggunakan pahanya sebagai bantal
Dengan segera Naruto tiduran dengan berasalan paha Arthuria, dan di sambut dengan elusan dan juga senyum lembut
"Mom apakah semuanya salah?"
"Tentang menikahi Akeno?"
"Darimana mommy tahu?"
"Jangan remehkan ibumu nak, ibumu punya banyak cara untuk mengetahui semuanya. Lalu setelah semua seperti ini, apa yang kamu mau?"
Naruto meringis saat lupa siapa ibunya. Ibunya memang terkenal sebagai bangsawan Pendragon namun ada sisi lain yang membuat kenapa nama Arthuria sangat ditakuti oleh semua pebisnis Eropa maupun pejabat Inggris
"Naru tidak tahu mom"
"Apa Naru cinta sama Akeno?"
"Cinta mom"
"Sayang?"
"Sayang juga mom, namun percuma juga karena kenyataan Akeno tidak mempunyai perasaan apapun mom, hatinya masih terisi penuh oleh mantan kekasihnya"
"Darimana kamu tahu sayang?"
"Naru lihat sendiri mom, dan bukan sekali atau dua kali Naru melihatnya"
"Begitukah?" Dan Naruto hanya diam tanpa ada niatan menjawab pertanyaan ibunya
"Jadi keputusan apa yang akan kamu ambil sayang?"
"Naru tidak tahu mom, disatu sisi Naru ingin mempertahankan namun Naru tidak mau menahan Akeno disisi Naru ketika hatinya terisi oleh orang lain" Tatapan Arthuria masih sama yaitu tatapan lembut khas seorang ibu
"Kalau mommy bilang Akeno hanya belum yakin dengan perasaan padamu apa Naru percaya?"
"Imposible mom, itu tidak mungkin. Kalau dia punya sedikit perasaan ke Naru, pasti dia akan setuju dengan larangan untuk berhenti bekerja. Dia berjanji akhir bulan akan berhenti namun nyatanya dia tetap lanjut padahal tanpa bekerjapun Naru sanggup untuk kasih makan maupun membelikan keperluan dia mom"