Suna
Di rumah sederhana terlihat Sakura tengah merawat sang nenek sambil mengomel sedangkan si nenek malah tertawa geli
"Nenek, Saki tuh serius. Kenapa nenek selalu keras kepala? Saki udah bilang tidak usah kerja, biarkan Saki yang kerja, nenek cukup duduk diam sambil menikmati masa tua" Sakura terus mengomel sambil membereskan baju
"Dan juga kenapa nenek kenapa minta pulang?"
"Saki, nenek itu udah sehat. Lihatlah nenek tidak apa-apa. Lagipula nenek di rumah sakit tidak suka.. Uhuukk.. "
"Tuh... Tuhh... Nenek kita balik ke rumah sakit ya? Saki tidak mau nenek kenapa-napa" Si nenek hanya tersenyum sambil menyembunyikan rasa sesak di dada
"Hanya batuk biasa jangan heboh begitu. Oh iya dimana Akeno? Nenek sudah lama tidak melihatnya"
"Si sapi perah itu pasti tengah sibuk dengan suaminya nek"
"Suami? Akeno sudah menikah? Kok nenek tidak tahu Saki? Bagaimana dengan suaminya? Apakah dia baik? Bagaimana dengan keluarga suaminya?"
"Akeno menikahnya mendadak nek, dan juga dia sangat bahagia sekarang karena suami juga keluarganya sangat memanjakan juga menyayangi Akeno, jadi nenek tidak perlu khawatir dengan keadaan Akeno dan sekarang yang perlu nenek pikirkan adalah nenek harus sehat supaya bisa memarahi si sapi perah itu" Nenek tertawa pelan mendengar saran dari cucunya
"Sekarang nenek makan ya, abis itu minum obat biar cepat sembuh"
"Baiklah... Kamu jangan lupa makan dan juga kamu kapan akan menikah? Akeno saja sudah menikah loh" Goda si nenek dan itu membuat Sakura memerah karena kesal dia sampai sekarang jomblo
"Ahhh nenek it-" Ucapan Sakura terpotong karena bel pintu
Ting... Tong...
"Saki buka pintu dulu nek" Sakura langsung kabur ke depan meninggalkan si nenek yang masih tertawa
"Uhuughh... "
Brugg....
Si nenek batuk darah dan langsung pingsan
"Iya sebentar" Teriak Sakura dan begitu membuka pintu matanya melotot saat tahu siapa tamunya
"Sapiiiii"
"Jidatttt" Kedua saling berteriak lalu berpelukan setelah itu mereka tertawa keras membuat si supir juga pengawal memandang dengan keringat jatuh
"Lu langsung datang kesini? Eh pengawal?"
"Jangan tanya ini kerjaan siapa" Akeno memutar bola mata dan Sakura yang paham langsung tertawa pelan karena tahu siapa yang di maksud oleh Akeno
"Oh mari mas-" Belum selesai Sakura berbicara, mereka di kejutkan dengan suara benda jatuh dan langsung lari ke dalam rumah
"NENEK" Teriak Sakura dan Akeno bersamaan
"Nenek...bangun nek... " Sakura mengguncang badan neneknya pelan dengan airmata yang sudah mengalir
"Kalian bantu bawa nenek ke mobil, kita ke rumah sakit segera" Perintah Akeno pada pengawal juga supirnya
"Ha'i nyonya"
Mereka lalu membawa nenek ke mobil, sedangkan Akeno membantu Sakura yang masih menangis juga syok. Dia harus kuat setidaknya diantara mereka berdua dia harus kuat sebagai sandaran saat Sakura tengah terpuruk seperti ini
Begitu sampai nenek langsung di tangani dan Akeno masih menenangkan Sakura, sampai dokter yang memeriksa keluar
"Dok, bagaimana keadaan nenek saya?" Tanya Sakura begitu dokternya datang
